Scroll Untuk Membaca

Aceh

Refleksi HSP: Pemuda Aceh Bisa Menjaga Warisan Perdamaian Dan Asta Cita Presiden

Refleksi HSP: Pemuda Aceh Bisa Menjaga Warisan Perdamaian Dan Asta Cita Presiden
Akademisi pascasarjana IAIN Langsa, Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA biasa disapa Abu Chik Diglee saat seminar yang digagas Dewan Pimpinan Wilayah Yayasan Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Kota Langsa di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Langsa, Senin (20/10). Waspada.id/id74
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada.id): Akademisi pascasarjana IAIN Langsa, Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA biasa disapa Abu Chik Diglee mengingatkan para pemuda dan masyarakat Aceh secara keseluruhan hendaknya bisa menjaga warisan perdamaian Aceh dengan sungguh-sungguh dan istiqamah.

Hal itu diutarakan Abu Chik Diglee pada seminar yang digagas Dewan Pimpinan Wilayah Yayasan Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Kota Langsa di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Langsa, dengan tema ‘Peran Pemuda Aceh Menjaga Warisan Perdamaian dan Mensukseskan Asta Cita,” jelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 2025, Senin (20/10).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Apalagi, sambungnya, kurang lebih sudah 20 tahun damai Aceh dalam bingkai NKRI telah dirajut sejak pertama kali Nota Kesepakatan Damai antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka ditandatangani pada hari Senin tanggal 15 Agustus tahun 2005 di Helsinki – Finlandia.

Dalam nota kesepakatan Damai Aceh tersebut, ada komitmen menyelesaikan konflik Aceh secara damai dalam bingkai NKRI secara menyeluruh, berkelanjutan, dan bermartabat bagi masyarakat Aceh.

“Perdamaian Aceh yang merupakan warisan bersejarah dari 20 tahun yang silam itu, harus dijaga dan dirawat oleh para pemuda Aceh. Selain itu, perdamaian Aceh yang telah disepakati di Helsinki itu, adalah capaian yang mulia dan penuh pengorbanan,” tuturnya.

Lanjutnya, perdamaian itu terwujud sebagai rahmat dari Allah Swt melalui jalan panjang penuh onak dan duri. Perdamaian Aceh dicapai setelah menempuh 5 putaran perundingan yang memakan waktu secara maraton kurang lebih selama delapan bulan.

Itu artinya, hari Perdamaian Aceh adalah hari yang penuh berkah dan bernilai sakral serta bukan sesuatu yang profan. Oleh karenanya, para pemuda Aceh harus terus tetap merawat dan menjaga warisan perdamaian Aceh secara sungguh sungguh, optimal dan istiqamah.

Selain itu, dalam momentum menjelang Hari Sumpah Pemuda.(HSP) yang yang diikrarkan tanggal 28 Oktober 1928 merupakan ikrar berisi penetapan jati diri bangsa Indonesia dan merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

“Ikrar Sumpah Pemuda ini, merupakan bentuk pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia oleh para pemuda dan pemudi di Indonesia, dengan pernyataan janji Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia,” ujarnya.

Aceh sebagai salah satu urat nadi perjuangan kemerdekaan Indonesia, tentunya berperan serta dalam Ikrar Sumpah Pemuda tersebut dengan hadirnya utusan tunggal pemuda Aceh yakn Teuku Nyak Arief dalam kongres tersebut mewakili semangat Persatuan seluruh pemuda Aceh pada masa itu.

Pada sisi yang lain, sebut Abu Chik Diglee, para pemuda Aceh diharapkan untuk mensukseskan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di dalam pemerintahannya. Melalui sinergisitas antara Aceh sebagai daerah provinsi dengan pemerintah pusat, maka akselerasi (percepatan) untuk memakmurkan dan mensejahterakan Aceh yang bermartabat dan berkeadilan, lebih bisa secepatnya digapai oleh seluruh masyarakat Aceh.

“Aceh harus harus menjadi daerah yang paling produktif, paling sejahtera, dan masyarakatnya harus benar benar hidup dalam kemakmuran yang mulia dan bermartabat. Aceh kedepannya harus menjadi provinsi dan daerah terdepan dalam berbagai sektor kemajuan di era mendatang,” pintanya.

Kemudian, Aceh dengan Asta Cita Pemerintahan Bapak Presiden Prabowo, harus segera terentaskan dari nomenklatur kemiskinan. Selain itu, Aceh di era mendatang harus lebih menjadi daerah ternyaman, teraman, penuh kedamaian dalam kemakmuran yang berkeadilan. Dengan terawatnya perdamaian Aceh, khususnya oleh pemuda Aceh, maka Aceh akan terus menjadi daerah yang aman (بلدا امنا) seperti yang diungkapkan Al-Qur’an.

Sinergisitas daerah Aceh dan pemerintah pusat dan peran serta para pemuda Aceh dalam mensukseskan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo, akan menjadikan Aceh dalam bingkai NKRI dan NKRI secara keseluruhan menjadi negeri yang Baldatun Thayibatun wa Rabbun Ghafur atau menjadi negeri yang Gemah Ripah Loh Jinawi, murah sandang, murah pangan, murah papan.

“Dalam konteks Aceh kekinian dan Aceh di masa mendatang, peran pemuda menjadi sangat penting dan strategis. Pemuda Aceh tidak hanya sebagai penerima warisan damai Aceh, namun juga sebagai pelaku utama dalam merawat, memperkuat, dan menyebarluaskan nilai nilai perdamaian di tengah masyarakat,” papar Abu Chik Diglee lagi.

Pada sisi yang lain, Pemerintah Pusat telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan arah kebijakan strategis pembangunan nasional yang mencakup peningkatan kualitas SDM, tranformasi ekonomi, digitalisasi, tata kelola pemerintahan, dan pemerataan pembangunan.

“Untuk mensukseskan Asta Cita tersebut, peran generasi muda Aceh menjadi sangat penting dan signifikan dalam mewujudkan agenda nasional yang terkandung di dalam Asta Cita tersebut,” ujarnya.

Selanjutnya harus dipahami, bahwa pemuda Aceh memiliki dua peran pokok, yaitu sebagai penjaga dan perawat perdamaian dan sekaligus sebagai penggerak pembangunan, agar Asta Cita dapat terwujud secara nyata dan berkesinambungan di Aceh.

Terakhir, seminar ditutup dengan deklarasi pemuda Aceh yang berisi pernyataan sebagai berikut: pemuda Aceh Kota Langsa siap menjaga perdamaian Aceh dalam bingkai NKRI, pemuda Aceh meminta kepada Pemerintah Aceh dan Pusat untuk dapat menjalankan Perintah UU PA agar dapat mewujudkan perdamaian Aceh yang lebih sempurna.

Kemudian, mendukung penuh Program Pemerintah Pusat melalui Asta Cita, menolak segala bentuk provokasi yang dapat merusak perdamaian serta menghambat pembangunan Aceh dan kesejahteraan Aceh.

Terakhir mendukung pemerintah Aceh dalam mendorong ekonomi Aceh dengan mengundang investor untuk membangun industri di Aceh agar dapat mengurangi pengangguran di Aceh. (Id74)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE