Scroll Untuk Membaca

Aceh

Rembug KTNA Subulussalam Sambut Peda dan Penas 2026

Rembug KTNA Subulussalam Sambut Peda dan Penas 2026
H. RAMLAN Berutu (kiri) didampingi Ketua KTNA, H. Abdul Hamid Padang alias Haji Joka memberi arahan. (Waspada/Khairul Boangmanalu)
Kecil Besar
14px

SUBULUSSALAM (Waspada): Gelar rembug Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Subulussalam membahas berbagai persoalan petani, koperasi dan agenda Pekan Daerah (Peda) dan Pekan Nasional (Penas) KTNA Tahun 2026 di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Telaga Biru, Dusun Juma Mbllang, Kampong Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Minggu (15/9).

Hadir unsur Pengurus KTNA Kota dan Kecamatan Simpang Kiri, Sultan Daulat dan Penanggalan serta usaha koperasi setempat, rembug dipimpin Sekretaris, Ketua dan Bendahara KTNA Kota, Hotlien Hasibuan, H. Abdul Hamid Padang dan Anes Kabeaken.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Rembug KTNA Subulussalam Sambut Peda dan Penas 2026

IKLAN

Muncul sejumlah persoalan, seperti kinerja penyuluh, PSR dan harga sawit yang masih rendah. KTNA pun diharapkan berkolaborasi dengan lembaga koperasi dan membantu jenis tanaman muda yang bisa diolah usaha koperasi setempat. 

Penilaian miring masyarakat jika koperasi PSR lebih kepada upaya keuntungan perusahaan atau berbalik dari fakta sebenarnya, perlu menjadi perhatian.

Tim ahli andalan KTNA Kota, H. Ramlan Berutu menegaskan bahwa tumpuan andalan KTNA ada di desa, kampong atau petani menjadi objek, mestinya harus dirubah. 

Persoalan beda harga sawit daerah ini dengan daerah lain di Indonesia, koperasi sebagai soko guru petani, kata Ramlan yang puluhan tahun menjadi penyuluh pertanian di Aceh Singkil dan Kota Subulussalam diharapkan bisa lebih kuat dan serius memperjuangkan nasib petani.

Di sisi lain, meskipun koperasi PSR terindikasi telantar, maka lembaga ini atau penyuluh perlu tetap melakukan pembinaan lebih maksimal. Masalah saat ini, 80-an penyuluh di kota ini nyaris tidak dikenal masyarakat juga menjadi persoalan.

H. Abdul Hamid Padang alias Haji Joka, enam periode Ketua KTNA saat Aceh Singkil hingga Subulussalam, kini anggota DPRK Subulussalam dari Partai Hanura memberi arahan, tegaskan jika keterpilihan dirinya itu diyakini lebih dari suara petani.

Ditegaskan, tidak kurang dari 601 kelompok tani binaan KTNA Kota sejak 2019 hingga saat ini, akan dievaluasi untuk dipastikan lebih produktif ke depan. Kelompok tani siluman disebut akan didiskualifikasi demi pembinaan petani yang lebih komprehensif ke depan.

“Jika ketua kecamatan tidak aktif akan diganti dengan yang lain, tetapi dinaikkan posisinya,” tegas Haji Joka, tetapkan Syukri Anhar, dua periode Sekretaris KTNA Kota menjadi Tim Ahli Andalan KTNA Subulussalam. (b17)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE