AcehFeatures

Riza Armanda, Wajah Kesabaran Di RSUD TCD

Riza Armanda, Wajah Kesabaran Di RSUD TCD
Riza Armanda, tenaga kesehatan RSUD Tgk Chik Ditiro, Pidie, yang telah tujuh tahun mengabdi sebagai PPPK paruh waktu, Rabu (31/12). Waspada.id/Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

Riza Armanda, tahu betul arti menunggu. Lelaki berusia 33 tahun itu telah tujuh tahun mengabdikan diri di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro (RSUD TCD), Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh. Sejak 2018, lulusan Perawat Ners itu bekerja dalam sunyi, menjalani peran yang jarang disorot, tetapi tak tergantikan.

Penyerahan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu yang dijadwalkan berlangsung di Gedung Pidie Convention Center (PCC), Gampong Lampeudeu Baroh, Kecamatan Pidie, Rabu (31/12/2025), menjadi penanda penantian panjang ribuan tenaga non-ASN. Mereka datang dari berbagai sektor guru, tenaga kesehatan, hingga tenaga teknis yang selama bertahun-tahun mengabdi tanpa kepastian.

Riza adalah satu di antaranya. “Senang sekali bisa dapat kesempatan bekerja,” kata Riza, sederhana.

Kalimat itu mencerminkan sikapnya selama ini: menerima amanah dengan lapang dada. Di RSUD Tgk Chik Ditiro, Riza tidak lagi bertugas di ruang perawatan. Ia kini mengemban tanggung jawab di Bagian Perencanaan sebuah posisi yang jarang terlihat publik, tetapi menentukan arah pelayanan rumah sakit.

Dari balik meja kerja, Riza menyusun rencana, menelaah kebutuhan, dan memastikan layanan kesehatan berjalan lebih terarah. Baginya, perencanaan bukan sekadar urusan administrasi, melainkan ikhtiar agar pelayanan kepada masyarakat tidak berjalan tanpa arah.

“Kalau perencanaan tidak matang, dampaknya bisa ke mana-mana,” ujarnya.

Keseriusan itu bukan tanpa alasan. Di rumah, ada keluarga kecil yang menunggu. Riza adalah suami dari Reliza Ervina dan ayah bagi Arisha az-Zahra, putri mereka yang kini berusia tiga tahun.
Arisha menjadi sumber semangat terbesar, terutama ketika lelah dan kecemasan tentang masa depan datang bersamaan. “Anak itu bikin kita kuat,” ucapnya sambil tersenyum.

Sebagai tenaga non-ASN, Riza memahami betul realitas keterbatasan. Tidak semua kerja keras langsung berbuah kepastian. Namun ia memilih bertahan, meyakini bahwa setiap pengabdian yang dijalani dengan niat baik akan menemukan jalannya sendiri.

Bekerja di rumah sakit, bagi Riza, adalah amanah. Setiap hari ia berusaha menjaga kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab nilai-nilai yang ia pegang sejak awal mengabdi. Ia percaya, Allah tidak menyia-nyiakan usaha hamba-Nya, meski hasilnya tidak selalu datang cepat.

Kini, harapan itu mulai menguat. Data Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pidie mencatat ribuan non-ASN akan menerima SK pengangkatan sebagai PPPK Paruh Waktu pada 2025.

Bagi Riza, kabar itu bukan sekadar administrasi, melainkan pengakuan atas pengabdian panjang. Namun apa pun hasilnya nanti, Riza tetap menjalani hari-harinya dengan sikap yang sama datang tepat waktu, bekerja sungguh-sungguh, dan pulang membawa cerita sederhana untuk keluarganya.

Di RSUD Tgk Chik Ditiro, Riza Armanda mungkin bukan nama besar. Tetapi dari ketekunan dan kesabarannya, kita belajar bahwa pelayanan publik dibangun oleh orang-orang yang setia bekerja dalam sunyi menjaga amanah, sambil terus berharap.

Muhammad Riza

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE