Scroll Untuk Membaca

Aceh

RSUD Tgk Chik Ditiro Peninggalan Kolonial Belanda

RSUD Tgk Chik Ditiro Peninggalan Kolonial Belanda
Petugas RSUD Tgk Chik Ditiro, Sigli mengevakuasi pasien ke ruangan menggunakan jalur selasar, Kamis (25/9).Waspada.id/Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada.id): Masyarakat Pidie merasa senang berobat di RSUD Tgk Chik Ditiro, Sigli, Kabupaten Pidie.

Rumah sakit peninggalan kolonial Belanda (AMNO) tahun 1916, banyak diminati masyarakat untuk datang berobat. Pelayanan dokter, perawat dan petugas lainnya sangat baik dan ramah.

Rahmi, 36, salah seorang pasien mengaku dirinya merasa senang dengan pelayanan dokter dan paramedis di rumah sakit milik Pemkab Pidie tersebut. Ia juga mengatakan, kendati dirinya menggunakan BPJS kesehatan saat berobat di rumah sakit tersebut, namun pelayanan kesehatan terbaik tetap diterimanya.

“Semoga RSUD Tgk Chik Ditiro makin maju dan terus meningkatkan pelayanannya kesehatan kepada masyarakat,” katanya.

RSUD Tgk Chik Ditiro, sekarang beralamat di Jln Prof A. Majid Ibrahim adalah rumah sakit milik Pemkab Pidie. Sekira tahun 1980, rumah sakit ini bertempat di Gampong Benteng, Kota Sigli.

Rumah sakit peninggalan kolonial Belanda ini sekira tahun 1983, berdasarkan. Crass Program dibangun di atas lahan persawahan seluas 29.649 m2, di Gampong Lampeudeu Baroh, Tijue, Kecamatan Pidie. (id69)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE