RSUTP Abdya Butuh Tambahan Ruang Rawat Inap Mendesak

- Aceh
  • Bagikan
RSUTP Abdya Butuh Tambahan Ruang Rawat Inap Mendesak
Tumpukan pasien rawat inap di IGD RSUTP Abdya karena belum dapat ruang rawat inap dan masih ngantre, Jumat (8/9).Waspada/Syafrizal

BLANGPIDIE (Waspada): Guna memaksimalkan layanan medis di Rumah Sakit Umum Tengku Peukan (RSUTP), Aceh Barat Daya (Abdya), khususnya dalam layanan rawat inap pasien, rumah sakit andalan rujukan Barat Selatan Aceh (Barsela) itu.

Informasi diterima Waspada Jumat (8/9), lebih 3 bulan terakhir ini, pasien yang datang berobat rawat inap di RSUTP Abdya membludak. Sehingga, ruang rawat inap yang tersedia, tidak mampu menampung lagi jumlah pasien. Akibatnya, pasien rawat inap menumpuk dan ngantre di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Untuk mengantisipasi masalah penumpukan pasien rawat inap di IGD, managemen RSUTP terpaksa mengambil kebijakan dengan menempatkan pasien dalam kamar rawat inap yang berdesakan. Sehingga, dalam satu ruang rawat inap bisa mencapai 4 hingga 5 orang pasien.

Amatan Waspada di IGD RSUTP Abdya, puluhan pasien rawat inap masih mengantri untuk mendapatkan ruang rawat inap. Bahkan, dari pengakuan keluarga pasien, ada yang sudah mengantri selama 4 hari. “Kami sudah ngantri selama 4 hari. Tapi belum juga kebagian ruang rawat inap. Hal ini tidak salah, keadaan cuaca yang tidak menentu, banyak sekali warga yang sakit,” ungkap Jufrizal, salah seorang keluarga pasien yang berasal dari Kecamatan Manggeng.

Demikian juga kata Masdunir, keluga pasien lainya dari Kecamatan Blangpidie, ada pasien yang dirawat hingga sembuh selama 3 hari. Setelah 3 hari dinyatakan sembuh oleh dokter, pasien tersebut sudah dibolehkan pulang, tanpa harus masuk lagi ke ruang rawat inap RSUTP. “Itu akibat kurangnya ruang rawat inap di rumah sakit yang sangat kita banggakan ini. Kita berharap, Pemkab segera mencari solusi akan masalah ini,” harapnya.

Directur RSUTP Abdya dr Aris Fazeriandy MKed (Ped) SpA, dimintai tanggapannya terpisah, membenarkan kondisi membludaknya pasien saat ini. Katanya, kondisi membludaknya pasien rawat inap yang berobat ke RSUTP, sudah berlangsung sejak 3 bulan terakhir ini. “Benar, dalam 3 bulan terkahir ini angka rawat inap di rumah sakit kita meningkat drastis,” ungkapnya.

Menurut dokter spesialis anak ini, tidak hanya di ruang rawat inap saja, namun kondisi serupa juga terjadi di rawat jalan. Katanya, pasien yang berkunjung di RSUTP Abdya bukan hanya dari Kabupaten Abdya saja, melainkan RSUTP juga mendapat pasien dari kabupaten tetangga, seperti Nagan Raya dan Aceh Selatan. “Dengan kapasitas tempat tidur pasien kita saat ini hanya 260 unit, masih sangat kurang dan belum mampu menampung lonjakan pasien yang masuk. Sehingga terpaksa menunggu antrian di IGD,” sebutnya.

Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pasien lanjutnya, dari menumpuknya pasien di IGD, juga kondisi pasien, pihaknya menganjurkan agar pasien dirujuk. Namun, kebanyakan keluarga pasien menolak rujuk. Hal itu dikarenakan berbagai kendala, terutama ekonomi atau biaya hidup keluarga pendamping, di rumah sakit rujukan selanjutnya. “Kami sangat berharap, RSUTP Abdya mendapat dukungan dana, untuk bangunan rawat inap yang komprehensif dan berstandar,” harapnya.

Apalagi tambahnya, tuntutan ke depan sesuai dengan surat Dirjen Yankes Kemenkes RI, ruang rawat inap yang melayani pasien BPJS, harus sesuai KRIS. “Sekali lagi, kami sangat berharap banyak, agar penambahan gedung rawat inap di RSUTP segara terwujud, agar antrean pasien rawat inap bisa diminimalisir,” ulangnya.

Dalam kesempatan itu, Direktur RSUTP ini juga mengungkapkan, saat ini ruang rawat inap yang tersedia sebanyak 6 ruangan. Terdiri, ruang Rindu A yang merawat pasien bedah, urologi, mata, kulit dan kelamin. Ruang Rindu B yang merawat pasien obgyn, perinatologi dan Nicu.

Selanjutnya, ruang Rindu C merawat pasien penyakit dalam dan terdapat fasilitas HCU. Ruang Rindu D pasien untuk kelas 1. Raung Rindu E merawat pasien paru dan saraf dan ruang Rindu F merawat pasien anak. “Ditambah ruang ICU. Insya Allah ke depannya akan kita buka ruang PICU, untuk kasus kegawatan pada anak,” urainya.

Terpisah, Julinardi, salah seorang anggota DPRK Abdya dari Partai Hanura, yang juga merupakan salah seorang anggota Badan Anggaran (Banggar), dimintai tanggapannya mengaku sangat prihatin dengan kondisi membludaknya pasien, akibat RSUTP Abdya kekurangan ruang rawat inap. “Harusnya, Pemkab Abdya lebih memprioritaskan masalah ini. Ini menyangkut kesehatan masyarakat kita,” tegasnya.

Apalagi katanya, masalah membludaknya pasien dan kebutuhan mendesak tambahan ruang rawat inap tersebut, sudah pernah dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRK dengan Managemen RSUTP di gedung DPRK, tepatnya pada Rabu 29 Juni 2022 lalu. “Harusnya, persoalan itu sudah selesai jika Pemkab tanggap. Kita DPRK tugasnya membahas yang diajukan. Jika tidak diajukan, kesalahan ada di Tim Anggaran Kabupaten Pemkab (TAPK). Kami minta ketegasan bapak Pj Bupati, dalam menyikapi masalah ini,” ujarnya.

Terkait hal itu, Pj Bupati Abdya Darmansah, belum berhasil dimintai tanggapannya. Telpon yang biasa dihubungi tidak diangkat. Demikian juga, pesan singkat melalui kontak WhatsApp, belum dibaca.(b21)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *