Sepeninggalan Nabi Muhammad Rasulullah S. A. W, Islam mencapai puncak kejayaannya di masa empat sahabatnya yang menjadi khalifah. Antara lain Abu Bakar Assiddig, Umar Bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Untuk Abu Bakar banyak melakukan kebaikan secara diam-diam. Sedang Umar Bin Khatab memiliki banyak sejarah yang terkenal sebagai suri tauladan seorang pemimpin dunia. Tak jauh beda dengan kepimpinan Usman dan Ali. Namun sejarah keduanya tergilas oleh konflik internal di tengah umat.
Dikutip dari buku Umar bin Khattab (Muhammad Husain Haekal, 2013), Sayyidina Umar mengawali pidatonya sebagai khalifah dengan mengucapkan hamdalah, shalawat, dan memaparkan beberapa jasa Sayyidina Abu Bakar. Setelah itu, dia baru menyampaikan pidato intinya. Berikut pidato lengkapnya:
“Saudara-saudara! Saya hanya salah seorang dari kalian. Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah (Sayyidina Abu Bakar) saya pun akan enggan memikul tanggung jawab ini. Allahumma ya Allah, saya ini sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku. Allahumma ya Allah saya sangat lemah, maka berikanlah kekuatan. Allahumma ya Allah saya ini kikir, jadikanlah saya orang dermawan bermurah hati.”
Umar sering mendapatkan kritikan pedas saat sedang berada di tengah keramaian. Diantaranya seorang Badui menyela Umar yang sedang khutbah seraya mengancam penggal kepala dengan pedang bila Umar berbuat kesalahan memimpin negeri.
Umar tak marah justru memberi apresiasi dan mendoakan Badui itu karena keberaniannya mengkritik pemimpin.
Selain itu di tengah jalan Umar pernah dihadang wanita bernama Khaulah Binti Hakim. Dengan nada penuh keyakinan, Khaulah pun berkata: “Wahai Umar, dulu aku mengenalmu ketika kamu masih dipanggil Umair di Pasar Ukazh. Saat itu kamu menakut-nakuti anak kecil dengan tongkatmu. Waktu pun berlalu hingga saat ini kamu dipanggil Umar dan menjadi seorang Amirul Mukminin.”
Khaulah memprotes kebijakan Umar yang menyita mahar istri yang lebih 400 dirham karena alasan mahar Rasulullah dan para sahabatnya sebesar 400 dirham atau di bawah itu.
Khaulah membacakan Al Quran ayat 20 Surat An Nisa. Seketika itu Umar sadar dan meminta maaf atas kekhilafannya dan langsung mencabut kebijakannya yang keliru soal mahar wanita.
Di bawah Khalifah Umar bin Khattab berhasil memperluas wilayah Islam dengan menaklukkan wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh dua kerajaan besar yaitu Persia dan Romawi, yaitu wilayah Syam, Mesir, hingga Irak. Kemudian sistem administrasi ditata dengan baik yang membuat pemerintahannya berjalan stabil dan rakyatnya sejahtera. Selain itu Umar juga berhasil membuat kalender Hijriah yang sampai saat ini masih kita gunakan. Ia juga berhasil memajukan keilmuan Islam, membuat lembaga-lembaga hingga membuat kota-kota baru yang dinaungi dengan khazanah Islami.
Di sisi lain, Wali Kota Lhokseumawe Sayuti. A. Bakar juga terkesan meniru cara khalifah yang haus kritikan dan tidak marah dengan kritikan pedas terhadapnya.
Dalam acara coffee morning bersama wartawan, Rabu (15/5), Sayuti mampu meladeni seluruh pertanyaan dan menerima kritikan yang disampaikan para insan pers.
Sayuti mengatakan dirinya telah banyak membaca tulisan kritikan untuk dirinya. Bahkan kritikan wartawan sampai menyoroti kehidupan istrinya melalui medsos.
Di tengah gencarnya razia busana terbuka aurat oleh Satpol-PP dan Wilayatul Hisbah (WH). Banyak masyarakat yang bercelana pendek dan tak menutup aurat terjaring dalam razia.
Buntut dari itu, media juga mengkritik busana istri wali kota yang kerap memakai celana jeans ketat dan hidup hedon dengan memakai tas harga mahal.
Sayuti mengaku tidak marah dan menjelaskan busana istrinya sudah menutup aurat dan hanya celananya dianggap ketat. Terkait pamer kemewahan, Sayuti menjelaskan hampir semua wanita sekarang banyak mengikuti gaya budaya asing di medsos.
Hal biasa itu akhirnya menjadi tabu ketika Sayuti telah menjadi wali ,ota. Sehingga Sayuti tidak marah dan tetap menerima kritikan itu dengan lapang dada. Sayuti juga sudah menegur dan memberi nasehat kepada istrinya agar tidak lagi mengulangi hal yang mengundang kritik publik.
Sikap terpuji Sayuti yang siap dikritik, membuat para wartawan kagum dan serentak memberi aplaus sebagai tanda rasa puasnya berdialog dengan Walik Kota Lhokseumawe.
Dalam pertemuan perdana itu Sayuti terkesan meniru para khalifah yang haus kritikan dari rakyatnya. Semoga kelak dapat meniru pekerjaan khalifah yang berhasil membangun negeri dengan mensejahterakan rakyatnya.
Zainuddin Abdullah












