SINGKIL (Waspada): Sejumlah keuchik di Kecamatan Simpang Kanan dan Gunung Meriah tetap nekat berangkat pelesiran dengan menggandeng istri ke Pulau Jawa.
Padahal kegiatan pelesiran dengan dalih studi contoh itu, belum dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam) tahun 2022 dan belum masuk dalam Peraturan Bupati (Perbup) Aceh Singkil No15 tahun 2022, tentang prioritas penggunaan dana kampong.
Informasi yang dihimpun Waspada.id, para keuchik (kepala desa) dari Kecamatan Simpang Kanan sebanyak 25 desa, 23 diantaranya berangkat dan mengirimkan dua peserta diantaranya membawa istrinya masing-masing.
Kemudian Kecamatan Gunung Meriah dari 25 desa, hanya 21 desa yang berangkat dan masing – masing mengutus 1 orang peserta.
“Dari Kecamatan Gunung Meriah masing-masing desa berangkat hanya satu orang, kecuali Simpang Kanan berangkat dua orang,” kata Camat Gunung Meriah, Abdul Hanan kepada wartawan Minggu (4/9).
Setiap peserta dibebankan Rp13 juta belum termasuk SPPD. Jadi biaya keberangkatan yang direncanakan akan membebankan dana kampung pada perubahan anggaran tahun 2022 mencapai Rp 871 juta selama empat hari disana.
Sementara itu beberapa keuchik lainnya kepada Waspada.id mengaku tidak berangkat dalam kegiatan studi contoh tersebut. Lantaran belum cairnya anggaran desa. Belum lagi, banyak kegiatan yang belum terlaksana di desa karena mendahulukan kegiatan Bimtek.
Salah satu keuchik diantaranya berinisial D, kepada Waspada.id, Senin (5/9) mengaku terpaksa menunda kegiatan Bantuan Beasiswa untuk Anak Yatim didesanya karena mendahulukan pembiayaan Bimtek.
Belum lagi katanya, terkadang kegiatan sudah masuk Perbup, tapi belum masuk dalam APBKam, namun kegiatan tersebut tetap harus dilaksanakan.
“Ada yang batal kegiatan, untuk bantuan beasiswa anak yatim, dan ini uang nya yang diputar-putarkan untuk mendahulukan Bimtek. Kekurangannya cari pinjaman lah,” ucap D.
Sementara M, keuchik lainnya, saat disinggung kegiatan yang sudah diprogramkan dan batal dilaksanakan tahun ini karena mendahulukan Bimtek, disebutkannya, ada sekitar 60 persen rencana kegiatan yang ditunda. Seperti Padat Karya pembuatan drainase di desa.
“Kemudian program ketahanan pangan dan penghijauan kembali desa. Karena tanaman seputaran desa sudah mulai tandus, sehingga akan ditanam tumbuhan yang ada hasil,” bebernya.
Kemudian desa lainnya, ada mencapai 50 persen program yang akan dilaksanakan dan sudah melalui Musdes maupun Musrenbang, gagal dilaksanakan. Seperti program ketahanan pangan, pengadaan ternak lembu dan kambing, dan ini yang dibutuhkan masyarakat untuk pengembangan ekonomi, namun gagal, kata keuchik desa lainnya.
Sepertinya diketahui sebelumnya, para keuchik sudah berada di Jakarta, dan jadwal cek in hotel, Minggu 4 September 2022. Dan agenda hari pertama mereka akan mengikuti kegiatan pelatihan ketahanan pangan.
Kemudian, hari kedua mereka akan mengikuti pelatihan materi Manejemen Ketahanan Pangan dan Gizi Berbasis Kemandirian Desa, dan Analisis Ketersediaan Pangan Utama, PPH NBM.
Hari ketiga para keuchik akan bertolak ke Desa Cimande kecamatan Caringin, Bogor Jawa Barat. Adapun tujuan kesana untuk melihat Strategi Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa.
Hari keempat dilanjutkan pelatihan di hotel, dengan materi menggali dan memanfaatkan secara maksimal potensi Desa berdasarkan data. Kemudian materi menggali dan memanfaatkan secara maksimal potensi desa berdasarkan data profil desa Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. (b25)
Foto: Para kepala desa saat mengikuti kegiatan evaluasi dana desa di Oprrom Kantor Bupati Aceh Singkil. Waspada/Ist