AcehFeatures

Semalaman Bersama Pengungsi Blang Pandak

Semalaman Bersama Pengungsi Blang Pandak
Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah, bermalam bersama warga di posko pengungsian Blang Pandak, Tangse, guna memantau langsung kondisi pengungsi, Rabu (3/12) Waspada.id/ Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

Rabu (3/12) malam menjadi salah satu malam paling panjang dan melelahkan bagi Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah.

Hampir sepekan penuh ia berada di lapangan tanpa jeda, memantau, mengurus, dan memastikan setiap langkah penanganan banjir besar yang mengguncang Kabupaten Pidie berjalan sebagaimana mestinya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Bencana banjir kali ini bukan peristiwa kecil. Sedikitnya 17 gampong ( desa-red) dari total 178 desa di Kabupaten Pidie terdampak, mulai dari daerah hulu yang rawan longsor hingga permukiman dataran rendah yang tergenang berhari-hari. Dampaknya meluas, memaksa ribuan keluarga mengungsi dan meninggalkan rumah yang tidak lagi aman.

Secara keseluruhan, 14.986 KK atau 43.900 jiwa tercatat menjadi korban terdampak banjir. Banyak di antara mereka kehilangan tempat tinggal, sebagian lagi kehilangan ladang, sawah, dan mata pencarian sementara.

Di posko pengungsian Blang Pandak, Tangse, salah satu titik terparah rasa lelah sang bupati akhirnya tidak terbendung. Di tengah hiruk pikuk suara warga dan lampu seadanya, ia tertidur lelap di sudut tenda pengungsian. Beralaskan tikar tipis, ia merebahkan diri di antara warga yang juga menjalani malam-malam penuh ketidak pastian.

Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah, tiba di posko Blang Pandak pada malam hari sambil membawa bantuan darurat bagi warga yang terdampak banjir.Rabu (3/11) malam. Waspada. Id/ Muhammad Riza

Beberapa staf sempat kebingungan mencari keberadaannya. Mereka mengira ia sedang meninjau titik lain. Namun setelah ditemukan tertidur, rasa lega sekaligus keharuan muncul. Sebab sejak awal banjir, H Sarjani hampir tidak meneguk istirahat, terus berpindah dari satu titik pengungsian ke titik lainnya, memastikan pergerakan bantuan, ketersediaan logistik, jalur evakuasi, hingga fasilitas sanitasi.

Tegar di Hadapan Warga

Meski hatinya berkali-kali tercekat melihat warga yang kehilangan rumah, H Sarjani selalu berusaha tampil tegar. Setiap kali memasuki posko, ia menyapa warga, memeluk anak-anak yang masih ketakutan, dan berulang kali menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendampingi mereka.

“ Malam nyoe lon di sinoe ngon awak drove keuh. Tanyoe hadapi nyoe bersama sama” Ucapnya dalam Bahasa Aceh (Malam ini saya di sini bersama kalian. Kita hadapi ini sama-sama-red), ucapnya kepada warga Blang Pandak, yang masih tampak trauma setiap kali hujan kembali turun.

Ia memilih untuk tidak pulang ke Sigli malam itu. Tidak ke rumah dinas, tidak ke tempat istirahat yang lebih nyaman. Ia ingin berada di tempat yang sama dengan warganya, merasakan dingin tenda darurat, bau tikar lembab, memimpin sholat berjamaah, dan suara rintik hujan yang kembali menimbulkan kecemasan di kalangan pengungsi.

Makan Bersama, Menyatu Dengan Suasana

Menjelang tengah malam, warga memasak seadanya. Beras yang terkumpul mereka bagi sedikit-sedikit, sementara beberapa pemuda memancing ikan di sungai kecil tidak jauh dari posko.

Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah, mengantar bantuan logistik pada malam hari untuk pengungsi di Blang Pandak, Tangse.Rabu (3/12) malam, Muhammad Riza/ Waspada. Id

Malam itu mereka membakar ikan bersama. Sesederhana itu. Namun di situ terlihat suasana kebersamaan yang menguatkan. Bupati duduk melingkar bersama warga, mencicipi ikan bakar yang masih panas, sambil mendengar cerita tentang bagaimana air tiba-tiba menerjang, menghanyutkan ternak, merusak rumah, dan menutup akses jalan utama.

Di wajah sebagian warga, terlihat secercah ketenangan. Bukan karena bantuan yang melimpah karena semuanya masih terbatas tetapi karena kehadiran pemimpin daerah yang benar-benar berada bersama mereka, bukan hanya datang memberi instruksi lalu pergi.

Seorang warga Blang Pandak bercerita, “Beliau dari siang sampai malam keliling terus. Menanyakan keadaan kami, melihat dapur umum, bahkan ikut makan apa adanya bersama kami.” katanya.

Juru Bicara Bupati Pidie, Andi Firdaus atau akrab disapa Andi Lancok, juga membenarkan bahwa sang bupati memang memilih mendampingi warganya sedekat mungkin.

“Beliau sangat kelelahan, tetapi tetap memaksakan diri untuk turun langsung. Katanya, bencana seperti ini bukan waktunya pemimpin duduk di kantor,” ujarnya.

Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah, berdialog dengan muspika dan tokoh masyarakat Tangse di lokasi pengungsian.Rabu (3/12) Muhammad Riza/Waspada.id

Malam yang Menjadi Saksi

Di antara suara batuk anak-anak dan lampu darurat yang redup, H Sarjani akhirnya tertidur di tikar tipis. Malam itu menjadi bukti betapa beratnya tanggung jawab yang dipikulnya selama bencana ini berlangsung.

Blang Pandak bukan sekadar lokasi pengungsian. Malam itu, ia menjadi saksi hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dan rakyatnya, sebuah kedekatan yang lahir dari situasi sulit dan rasa saling menguatkan di tengah bencana yang masih menyisakan duka panjang. MUHAMMAD RIZA/Waspada.id

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE