Scroll Untuk Membaca

Aceh

Soal Perbaikan Jembatan Putus, Dewan Diminta Peduli

Soal Perbaikan Jembatan Putus, Dewan Diminta Peduli
Oprit dan Jembatan Pantei Dona Kecamatan Semadam, terlihat amblas digerus arus Sungai Alas.(Waspada/Ali Amran).
Kecil Besar
14px

KUTACANE (Waspada): Berbagai kalangan di Aceh Tenggara mendesak anggota DPRK setempat, agar kritis dan peduli terhadap aspirasi masyarakat.

Pasalnya, paska kejadian banjir bandang dan banjir sungai yang melanda Aceh Tenggara, hingga mengakibatkan sarana pemerintah rusak berat dan hancur, perbaikan dari Pemkab terkesan lamban.

Buktinya, ujar Fajri Gegoh, Ketua LSM Penjara, sampai saat ini belum ada upaya pihak Pemkab Aceh Tenggara memperbaiki jembatan putus, kendati merupakan urat nadi perekonomian masyarakat, karena jembatan yang ambruk dan amblas ke dasqe sungai tersebut, menghubungkan beberapa kecamatan dengan kecamatan lainnya yang merupakan sentra perkebunan dan sentra pertanian serta daerah tujuan wisata lokal.

Sayangnya, jangankan bersuara untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan masyarakat banyak agar mendesak Pemkab Aceh Tenggara, segera memperbaki atau membangun jembatan darurat yang bisa dilewati kenderaan roda 4, meninjau lokasi banjir seperti jembatan ambruk dan oprit jembatan amblas pun sebagian besar anggota DPRK merasa enggan.

Jembatan Mbarung yang menghubungkan Kutacane dengan 2 kecamatan di wilayah seberang putus total akibat banjir Sungai Alas. (Waspada/Ali Amran)

Padahal, jembatan ambruk dan amblas tersebut ,berada di daerah pemilihannya, bahkan selama ini jembatan seperti Pantei Dona Semadam-Salim Pinim Kecamatan Tanoh Alas, jembatan Mbarung-Lawe Alas dan jembatan Gantung Bendabe-kecamatan Darul Hasanah serta jembatan Natam-Tanjung tersebut digunakan konstituen mereka.

Anehnya, jangankan bersuara dan mendesak Pemkab segera melakukan perbaikan jembatan rusak tersebut, mengundang insan pers untuk sekedar berbincang-bincang menyuarakan keluhan warga saja, sebagian anggota DPRK sudah tak mau lagi.

“Tampaknya, sebagian besar anggota DPRK Agara telah lupa dan menganggap aspirasi dan suara rakyat, sebagai konstituen tak terlalu penting lagi, karena mereka terlalu asyik mengurusi proyek Pokir mereka masing-masing yang mencapai miliaran rupiah tersebut,” sindir Fajri Gegoh.

Samsuariadi, anggota DPRK dari Dapil Agara 5 meliputi kecamatan Badar, Darul Hasanah dan Ketambe ketika Waspada mintai tanggapannya, Rabu (21/11) mengaku lagi sibuk urusan pemamanan keluarganya,” Saya lagi sibuk urusan pesta dan pemamanan, lain kali ajj saya berikan tanggapan saya,” ujar Samsuariadi via telepon genggamnya.

Berbeda dengan Musyadi,anggota DPRK dari Dapil Aceh Tenggara 5 meliputi Kecamatan Leuser, Babul Rahmah, Tanoh Alas dan kecamatan Lawe Alas, “Saya prihatin atas ambruk dan amblasnya jembatan rangka baja Pantai Dona Semadam, Mbarung dan Jembatan Gantung Bendabe serta oprit jembatan rangka baja Natam, karena itu saya mendesak Pj Bupati lebih perhatian lagi dan memprioritaskan perbaikan jembatan penghubung yang ambruk tersebut,” ujar Musyadi. (b16/cseh).

Baca juga:

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE