Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Soal Perkelahian Siswi, Kacabdin Simeulue Risih Diberitakan Kembali

Soal Perkelahian Siswi, Kacabdin Simeulue Risih Diberitakan Kembali
Orang Tua dan salah seorang mewakili orang tua siswi SMAN 1 Salang yang berkelahi di pantai Salang pada Rabu (11/9) ditonton beramai ramai bahkan "disemangati" rekan sekolah sendiri, berpelukan/damai. Foto diperoleh Waspada dari Kepala Sekolah, Safri Ali, Selasa (17/9). Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

SIMEULUE (Waspada): Terkait perkelahian dua siswi SMAN 1 Salang yang ditonton beramai ramai bak di atas ring tinju dan kemarin diberitakan Waspada.id, Kacabdin Provinsi Aceh untuk Simeulue, Al Amin, risih.

“Kenapa diberitakan kembali,” tulis Al Amin dalam pesan WhatsApp yang dikirimnya ke Waspada.id Senin (16/9) malam.

Kemudian pada Selasa (17/9) pagi, Waspada.id yang kembali menghubungi Al Amin bahwa masyarakat butuh informasi, Ia seakan tidak menerimanya.

“Masyarakat mana, seharusnya itu tidak perlu dipublis karena pihak sekolah dan keluarga sudah melakukan penyelesaian secara kekeluargaan, ini adalah hal keliru dan semakin menekan peserta didik,” tulis Al Amin lagi.

Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut kenapa kesannya melarang media untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat, Al Amin sejurus kemudian mengaku sedang di rumah sakit.

Baca juga:

Pasca viralnya video perkelahian dua siswi SMAN 1 Salang, Senin (16/9), sejumlah elemen masyarakat menyampaikan rasa prihatin diantaranya, Hardani.

Kata Hardani, ada yang salah dengan pola pendidikan karakter bagi siswa siswi akhir-akhir ini sehingga terjadi tragedi yang membuat para orang tua di Simeulue pantas bersedih.

Kata Hardani, perkelahian siswi di Simeulue adalah sesuatu hal yang tidak biasa dan mengindikasikan adanya kemunduran dalam pembentukan karakter anak didik di pulau yang berada di tengah laut itu.

“Betul betul menusuk hati melihat video itu. Jika kita amati dengan seksama perkelahian itu sudah ibarat pertandingan ditonton beramai ramai, nampaknya sengaja ditentukan lokasinya di pinggir laut,” ujarnya.

Anehnya, kata Hardani, sebagian yang ada di lokasi kejadian malah menyuruh dan memprovokasi rekan mereka untuk terus berkelahi dan tatkalah ada yang melerai malahan terdengar ada yang melarang. “Sedih kali,” ujarnya lagi.

“Ini kemunduran luar biasa dunia pendidikan kita di pulau ini, dan ini hanya satu dari sekian banyak peristiwa miris tentang dunia pendidikan kita yang muncul dan viral ke publik,” ujarnya lagi.

Hardani berharap segera didamaikan dan diperbaiki. Kemudian dia berpendapat tragedi ini semestinya tidak terjadi bila ada sosialisasi dan pengawasan dari Satuan Tugas Pencegahan, Penanganan Kekerasan (TPPK) sekolah secara baik.

Dimana katanya TPPK sesuai Permendikbud nomor 46 tahun 2023 wajib ada di setiap sekolah dan harus bekerja sebagaimana aturan Permendikbud 46.

Peristiwa memilukan terhadap orang tua murid itu sendiri sudah damai. Menurut Kepala SMAN 1 Salang, Safri Ali yang dikonfirmasi Senin (16/9) sore mengaku sedang berada di Polres Simeulue.

Kalau itu katanya tidak hanya ke dua siswi tapi orang tua bersangkutan juga turut kemudian dibarengi surat perdamaian dengan sejumlah ketentuan tegas. (b26)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE