Scroll Untuk Membaca

Aceh

SPNF-SKB Tangan-tangan Abdya Memprihatinkan

SPNF-SKB Tangan-tangan Abdya Memprihatinkan
Kecil Besar
14px

BLANGPIDIE (Waspada): Kondisi bangunan kantor kompleks Satuan Pendidikan Non Formal-Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF-SKB), lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), yang berada di kawasan Desa Suak Labu, Kecamatan Tangan-tangan, sangat memprihatinkan. Bangunan yang masih aktif digunakan tersebut, saat ini tak ubahnya bangunan tua yang sudah lama ditelantarkan.

Amatan Waspada di lokasi Senin (10/4), sejumlah bangunan milik SPNF SKB Tangan-Tangan, dibawah Disdikbud Abdya itu, rata-rata kondisinya sudah sangat miris. Seperti plafon bangunan rata-rata sudah ambrol, akibat rembesan hujan dari atap yang bocor. Bahkan, pada sejumlah titik atap bagian belakang bangunan, sudah runtuh, berikut rangka penyekat atap.

Demikian juga, rata-rata dinding bangunan yang berdiri diatas hamparan kurang lebih 4 hektar persegi itu, sudah kusam. Karena cat dinding bangunan sudah terkelupas. Kondisi lantai juga sudah sangat tidak layak. Dimana, pada banyak titik lantai sanggar kegiatan belajar lanjutan murid-murid yang pernah putus sekolah tersebut, sudah terkelupas dan meninggalkan lubang-lubang.

Pekarangan kompleks perkantoran SPNF-SKB Tangan-Tangan tersebut, juga ditumbuhi rumput liar yang meninggi. Kompleks tersebut layaknya kompleks yang sudah lama ditinggalkan. Padahal, SPNF-SKB itu, merupakan sanggar andalan yang masih sangat aktif dan merupakan satu-satunya yang ada di ‘Nanggroe Breuh Sigupai’. “SPNF itu masih sangat aktif. Disana juga dipimpin seorang Kepala, dibantu 3 orang PNS dan 8 orang tenaga honorer,” ungkap sumber Waspada di Disdik Abdya.

Sumber itu juga mengatakan, SPNF yang dulunya dikenal hanya dengan sebutan SKB itu, pertama sekali beroperasi pada tahun 2004 lalu, zaman pemerintahan Pj Bupati Abdya Alm Drs H M Nasir Hasan MM, paska Abdya mekar dari Kabupaten induk Aceh Selatan pada tahun 2002 lalu. “Sejak pertama beroperasi, hingga saat ini, sudah banyak sekali melahirkan alumni-alumni yang dulunya putus sekolah dari berbagai jenjang, mulai paket A, paket B, hingga paket C,” sebutnya.

Sayangnya sesal sumber itu, perhatian pemerintah daerah terhadap keberadaan dan keberlangsungan SPNF-SKB dimaksud, sangat kurang. Bahkan, terkesan ‘tutup mata’. Dimana katanya, dari sejak pertama berdiri dan beroperasi, ‘sentuhan-sentuhan’ dalam perbaikan bangunan di kompleks ini, tidak pernah ada. “PNS yang ditempatkan di SKB itu, ya hanya memadai-madai bangunan lama itu. Mau tidak mau, mereka terpaksa bekerja di bangunan lama itu,” demikian sumber itu.(b21)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE