ACEH UTARA (Waspada.id): Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Abdurrahman saat dikonfirmasi Waspada.id, Sabtu (6/12) malam, membenarkan stok obat-obatan untuk para pengungsi di gudang farmasi Aceh Utara sudah habis. Dan pihaknya sudah meminta obat-obatan tambahan ke Farmasi Provinsi Aceh. Namun kiriman obat dari gudang farmasi Aceh hingga saat ini belum sampai ke Aceh Utara.
“Sebelumnya, obat-obatan yang kita punya di gudang farmasi sudah kita salurkan ke berbagai Puskesmas untuk diberikan kepada warga pengungsi yang membutuhkan. Setelah beberapa hari, stok obat di gudang kita habis dan sudah kita minta obat tambahan ke farmasi Aceh. permintaan kita disahuti dan mereka bilang sedang dikemas untuk pengiriman ke Aceh Utara,” sebut Abdurrahman kepada Waspada.id.
Ditanya, pengiriman obat-obatan untuk Aceh Utara didistribusi lewat jalur apa, Abdurrahman memberitahukan, pengiriman dilakukan lewat jalur darat. Dan dia mengaku kepada Waspada.id, tidak mampu memprediksi berapa estimasi waktu yang dibutuhkan hingga sampai ke Aceh Utara. ”Pastinya,obat-obatan itu sedang dikemas.”
Ditanya bagaimana dengan penanganan terhadap warga pengungsi yang sedang diserang wabah penyakit di tenda-tenda pengungsi, Abdurrahman menyebutkan, saat ini, ada tenaga medis; perawat, dokter dan tenaga farmasi dari UGM yang datang ke Aceh Utara. Mereka pun datang dengan membawa stok obat.
“Intinya, semua warga yang mengalami sakita-sakitan di pengungsian tetap dalam pantauan tenaga medis di 32 Pusekesmas. Kemudian dibantu oleh tenaga bidan desa. Pelayan tetap diberikan maksimal kepada masyarakat,” sebutnya.
Kepada Waspada.id, Abdurrahman mengakui kalau saat ini memang ada warga di pengungsian yang mulai sakit-sakitan. “Semoga kiriman obat dari gudang farmasi Aceh cepat sampai.”
Pada kesempatan ini, Abdurrahman memperjelas kepada Waspada.id, obat-obatan yang habis di gudang Farmasi Aceh Utara adalah obat-obatan seperti salap untuk penyakit gatal-gatal, diare, batuk, demam, masker, baik untuk orang dewasa, anak-anak ataupun Balita. Sementara stok obat lainnya masih cukup.
Ditanya apakah tenaga medis ditempatkan di setiap titik pengungsian, Abdurrahman menyebutkan, untuk menempatkan tenaga medis di setiap titik pengungsi itu tidak mungkin dilakukan. Pasalnya, jumlah tenaga medis yang dimiliki Aceh Utara saat ini terbatas. Apalagi, bencana alam banjir yang terjadi saat ini melanda 27 kecamatan.
“Jadi untuk pemantauan kondisi kesehatan masyarakat berada di bawah kendali pihak Puskesmas,” terangnya. (id70)












