Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim (المسند المستخرج على صحيح الامام مسلم ) adalah salah satu kitab induk hadist yang oleh mustakrij (yang mengeluarkan hadist) disandarkan hadist-hadist di dalam kitabnya kepada hadist- hadist yang ada di dalam kitab Shahih Muslim dengan menggunakan jalur sanadnya sendiri, kemudian sanad si mustakhrij bertemu dengan sanad imam Muslim pada tingkat gurunya imam Muslim.
Adapun kitab induk hadist mustakhraj lazimnya memiliki dua karakteristik utama yaitu, Pertama, penyusunnya tidak mengharuskan kesamaan seluruh lafadz atau redaksi sebuah hadist, hanya saja pada hadist tersebut dibutuhkan kesesuian lafadz dan makna. Kedua, penyusunnya tidak mengharuskan rawi yang shihhah.
Sementara manfaat besar yang diperoleh dengan pola penyusunan kitab induk hadist Mustakhraj di antaranya adalah sebagai berikut, Pertama, sanad hadits yang diperoleh bernilai ‘ali atau memiliki derajat yang tinggi. Kedua, memperkuat kadar kesahihan sebuah hadist, karena adanya penambahan dan keragaman lafadz hadist di dalamnya melalui jalur sanad tsiqah (terpercaya) dan juga terjadi penyempurnaan pada sebahagian hadist yang telah ada. Ketiga, memperbanyak jalan periwayatan.
Keempat, mukharij (yang mengeluarkan) hadist dihukumi adil, karena orang yang mentakhrij hadist dengan persyaratan shahih membiasakannya agar tidak mentakhrij sebuah hadist kecuali dari sanad yang tsiqah (terpercaya). Kelima, menjelaskan para perawi mudallis (yang disembunyikan cacatnya). Keenam, menjelaskan keadaan perawi yang pikun (mukhtalith) beserta keadaan pikunnya. Ketujuh, menjelaskan perawi yang mubham (tidak jelas identitasnya) dalam sebuah sanad. Kedelapan, membedakan antara matan hadits asal dengan matan hadist mutaskhraj. Kesembilan, membedakan perkataan mudraj (penyusupan pada sanad dan matan) dalam hadist yang bukan termasuk hadist. Kesepuluh, menjelaskan secara tegas hadist- hadist yang marfu’ (sumbernya Nabi Saw) yang terdapat dalam kitab mustskhraj padahal sebenarnya hadist tersebut mauquf (sumbernya sahabat) atau dalam bentuk mauquf.
Sebenarnya, ada banyak sekali jenis kitab Mustakhraj di dalam perbendaharaan Ilmu Hadist dan kitab Induk Hadist selain dari kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim, di antaranya adalah kitab Mustakhraj Al Ismaili, kitab Mustakhraj Al Barqani, kitab Al Mustakhraj Abu Ahmad Al Ghatrafi, kitab Mustakhraj Abu Bakar Ibn Mardawaih ‘Ala Shahih Al Bukhari, kitab Mustakhraj Abu Muhammad Raja’ Al Naisaburi, dan lain lainnya. Kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim pertama kali diterbitkan di Mesir oleh penerbit Dar Al Kutub Al Mishriyyah.
Selanjutnya kitab ini diterbitkan di Beirut – Lebanon oleh penerbit Dar Al Kitab Al ‘Ilmiyyah terdiri atas 4 jilid. Kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim terdiri atas 8 Jilid yang terbagi dalam 16 juz dan berisi 3.516 buah hadits. Kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim, cendrung memiliki jalur sanad yang panjang, mengingat imam Abu Nu’aim al Asbahani adalah ulama ahli hadist yang hidup pada kurun waktu abad keempat.
Salah satu contohnya adalah hadist Nomor, 80 dalam kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim yang memiliki 12 jalur sanad di dalam periwayatannya sebagaimana berikut ini: و اخبرناه ابو محمد بن حيان ثنا عبدان ثنا محمد بن عبيد حساب و سليمان بن ايوب صاحب البصري و حدثنا ابو عمر بن حمدان ثنا الحسن بن سفيان ثنا محمد بن عبيد و ابوا كامل قالوا ثنا حماد بن زيد ثنا مطر الوراق عن عبد الله بن بريدة عن يحي ابن يعمر عن ابن عمر قال حدثني عمر بن الخطاب.
Secara matan (redaksi atau isi hadits), hadist-hadist yang terdapat di dalam kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim adalah shahih karena merujuk kepada matan hadits yang ada di dalam kitab Shahih Muslim. Sedangkan berkaitan dengan sanad hadistnya, ada yang hasan dan dha’if, dikarenakan sanad-sanad itu merupakan sanad dari mustakhrij bukan sanad yang ada di dalam Shahih Muslim.
Adapun contoh di dalam hal ini adalah hadist Nomor 672 dari kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim, sebagaimana berikut ini ini: حدثنا ابو بكر بن خلاد ثنا الحارث بن ابي اسامة ثنا اسحاق بن نجيح الطباع ثنا مالك عن هشام عن فاطمة بن المنذر عن اسماع بنت ابي بكر. Kedha’ifan hadist tersebut terletak pada sanad yang bernama Ishaq Bin Najih (اسحاق بن نجيح) yang oleh imam Ibnu Hajar al Asqalani setelah diteliti ternyata ia seorang pendusta( kadzab ).
Dari sisi sistematika penyusunannya, kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim sama dengan sistematika penyusunan kitab Shahih Muslim. Pada jilid I, kitab ini diawali dengan ulasan tentang Bab Berdusta atas nama Rasulullah Saw dan dilanjutkan dengan Bab al Dhu’afa’ Wa al Kadzabiin Wa Man Yatruk Haditsahum, kemudian membahas tentang iman dan dilanjutkan dengan membahas tentang thaharah.
Pada jilid II, dibahas hadist-hadist tentang shalat. Pada jilid III dibahas tentang jenazah, zakat, puasa, dan haji. Pada jilid IV dibahas tentang hadist-hadist wahyu yang diturunkan di Mekah dan di Madinah, tentang nikah serta tentang thalaq. Kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim adalah karya besar dari imam Ahmad Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Ishaq Bin Musa Bin Mahran al Mahrani al Asbahani al Sufi yang populer dengan sebutan Abu Nu’aim al Asbahani. Imam Abu Nu’aim al Asbahani dilahirkan di Isfahan pada bulan Rajab tahun 366 Hijriah dan wafat di Isfahan pada hari Senin tanggal 21 Muharram tahun 430 Hijriah dalam usia 64 tahun.
Imam Abu Nu’aim al Asbahani telah dididik oleh ayahnya yang bernama Muhammad Bin Yusuf al Bina tentang agama Islam sejak ia berusia 6 tahun dan imam Abu Nu’aim al Asbahani telah diperkenalkan oleh ayahnya sejak kecil kepada banyak ulama besar pada zaman itu, seperti Syekh Khaisamah Bin Sulaiman dari negeri Syam, syekh Abu al Abbas dari Naisabur, dan lain-lainnya.
Pengembaraan keilmuan imam Abu Nu’aim al Asbahani meliputi berbagai wilayah, seperti Irak, Hejaz, palestina, Mekkah, Madinah, Khurasan, dan lain-lainnya. Di antara guru-guru imam Abu Nu’aim al Asbahani adalah Abu Muhammad Bin Abdullah Bin Jafar Bin Paris, Ahmad Bin Ma’bad al Samar, Ahmad Bin Muhammad al Qashar, dan lain-lainnya.
Selanjutnya yang pernah menjadi muridnya di antaranya adalah Abu Shalah al Mu’adzdzin, Abu Bakar Muhammad Bin Ibrahim, Sulaiman Bin Ibrahim al Hafidz, dan lain-lainnya. Tercatat di dalam beberapa kitab, jumlah murid dari imam Abu Nu’aim al Asbahani yang populer berjumlah 80 orang. Adapun metode periwayatan hadits secara ijazah menjadi sangat lazim pada era imam Abu Nu’aim al Asbahani seperti yang sering dilakukan oleh imam Ibnu Yunus al Shufdi (W.346.H).
Imam Ibnu Yunus al Shufdi ini tidak pernah melakukan perjalanan dalam penyampaian hadist-hadist darinya, karena banyak murid yang datang kepadanya untuk mendapatkan hadist darinya dan ia memberikan ijazah kepada murid-muridnya tersebut.
Pada era abad ke-4 Hijriah di samping imam Abu Nu’aim al Asbahani, banyak juga bermunculan tokoh-tokoh ulama ahli hadist lainnya seperti imam Ibnu Mandah (W.395.H) yang mengumpulkan 1.700 buah hadist, imam Ibnu Uqdah (W.332.H) yang hafal sanad dan matan hadits sampai 50.200 sanad dan matan hadist, begitu juga dengan imam Abu Hasan al Daraquthni dan imam al Hakim al Naisaburi, keduanya adalah ulama besar ahli hadist yang lahir di kurun abad ke-4 Hijriah.
Imam Abu Nu’aim al Asbahani juga terkenal sebagai ulama yang memiliki banyak karya akademik, selain kitab Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim juga banyak karya ilmiah lainnya, di antaranya adalah kitab Tarikh Asbahan, kitab Ma’rifah Shabah, kitab ‘Ulum al Hadist, kitab Mustakhraj al Bukhari, kitab Aliyyah al Aulia Wa Thabaqat al Ashfiy al Ashfiya, dan lain-lainnya.
Akhirnya penulis ingin mengatakan bahwa alangkah dalamnya samudera ilmu itu, sehingga diperlukan semangat yang kuat untuk terus dapat menyelaminya. Kita berharap agar senantiasa lahir generasi umat Islam yang tangguh dan mencintai dunia ilmu, khususnya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan syari’at Islam yang membentang luas dalam bentuk qauliyah dan kauniyah.
Semoga Allah Swt memberikan limpahan pahala yang banyak kepada imam Abu Nu’aim al Asbahani penulis kitab induk hadits Al Musnad Al Mustakhraj ‘Ala Shahih Al Imam Muslim dan juga melimpahkan pahala yang banyak kepada umat Islam secara umum dan kepada para pencari ilmu dari kalangan kaum Muslimin secara khusus. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa