Scroll Untuk Membaca

AcehAl-bayan

Tafakur Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi: Tabi’in Besar Ahli Hadist Dan Aritmatika Dari Kufa

Tafakur Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi: Tabi’in Besar Ahli Hadist Dan Aritmatika Dari Kufa
Kecil Besar
14px

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi (عامر بن شراحبيل الحميري الشعبي) adalah seorang tabi’in besar yang lahir di Kufah -Irak pada tahun 17 Hijriah (641 M) dan wafat di Kufah pada tahun 104 Hijriah (723 M) dalam usia 80 tahun. Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi yang masyhur dengan sebutan imam Al Sya’bi, tumbuh dan besar pada masa kekhalifahan sayidina Umar Bin Khatab. Ibu dari Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi berasal dari Desa Jalula di wilayah Persia, desa tempat dimana kaum Muslimin pertama kali memenangkan pertempuran melawan kekaisaran Persia.

Desa Jalula dalam peta modern sekarang bernama al Saidiyyah dan telah menjadi bagian dari negeri Irak berbatasan dengan Iran. Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi adalah ulama terkenal ahli hadist dan ahli Aritmatika di era tabi’in besar yang menurut muridnya Ali al Ghudani, ia sempat bertemu dan berguru kepada 500 orang dari kalangan sahabat Nabi Saw. Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi sendiri banyak menggali dan mendalami hadist dari sahabat Nabi Saw di antaranya dari Umar Bin Khatab, Abu Hurairah, Ali Bin Abi Thalib, Sa’ad Bin Abi Waqash, Zaid Bin Tsabit, Ubadah Bin Shamit, Abu Musa al Asy’ari, Abu Sa’id al Khudri, Nu’man Bin Basyir, Abdullah Bin Umar, Abdullah Bin Abbas, Adi Bin Hatim, Aisyah, dan lain-lainnya.

Imam Amir Bin Syuhrabil Al Humairi Al Sya’bi juga banyak belajar hadist dari para tabi’in seangkatannya seperti kepada imam Kharijah Bin al Sa’it, imam Zir Bin Hubaisy, imam Sufyan Bin al Lail, imam Sam’an Bin Musyaikh, imam Suwaid Bin Ghaflah, dan lain lainnya. Ucapan Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi yang paling populer adalah, Seandainya aku melakukan kebenaran sebanyak 99 kali dan kemudian melakukan 1 kali kesalahan, sungguh manusia akan mengingat-ingat satu kesalahan tersebut (Lihat imam al Dzahabi, Siyar A’lam al Nubala’, jilid, 2, halaman, 392).

Selanjutnya Raja Justinian seorang kaisar Romawi sangat mengagumi kecerdasan, kearifan, keluasan ilmu dan kepiawaian Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi dalam diplomasi dan negosiasi di saat Amirul Mukminin Abdul Malik Bin Marwan meminta Gubernur Irak yang bernama Hajjaj Bin Yusuf untuk mengirim Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi sebagai utusan yang memahami agama dan urusan dunia ke pusat kekaisaran Romawi.

Pada sisi yang lain, imam Ibnu Sirin pernah berkata kepada imam Abu Bakar al Huzayli, Tetaplah kamu bersama imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi karena aku melihat Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi telah berfatwa di masa sahabat masih banyak jumlahnya dan Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi seorang ulama ahli hadist yang tsiqah (terpercaya) dari kalangan tabi’in besar.

Lalu, imam Ibnu Abi Laila juga mengatakan bahwa imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi adalah ulama ahli hadist pada zamannya dan imam Ibrahim al Nakha’i adalah seorang ulama yang ahli dalam hal qiyas (analogi). Selanjutnya imam al Zuhri mengatakan pada era itu ada 4 orang ulama yang masyhur, yaitu Sa’id Bin Musayyab di Madinah, Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi di Kufah, Hasan al Bashri di Bashrah, dan Makhul di Syam.

Selain itu, imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi merupakan ulama besar dari kalangan tabi’in besar yang dikenal sangat tawadhu’ (rendah hati). Berkaitan dengan hal tersebut, pada suatu hari imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi pernah ditanya tentang suatu hal yang telah pernah ditanyakan dan sudah dijawab pertanyaan tersebut oleh Sayidina Umar Bin Khatab dan Sayidina Ali Bin Abi Thalib, namun ditanyakan kembali kepada imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi, maka dijawab oleh imam Al Sya’bi sambil tersenyum penuh kerendahan hati ia berkata, apa perlunya lagi pendapatku bagimu padahal anda telah mendengar jawaban dari dua orang yang lebih paham dariku yaitu Sayidina Umar Bin Khatab dan Sayidina Ali Bin Abi Thalib, lantas orang yang bertanya itu mengatakan kagum atas kerendahan hati imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi tersebut.

Selanjutnya Imam al Makhlul pernah berkata, Aku belum pernah melihat orang yang lebih tahu tentang sunnah Nabi Saw di kalangan tabi’in melebihi dari imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi. Pola keilmuan imam Amir Bin Al Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi banyak mengikuti sahabat Nabi Saw yaitu Abdullah Bin Abbas. Adapun tokoh-tokoh yang mengikuti jejak pola keilmuan imam Amir Bin Al Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi di antaranya adalah khalifah Abdul Malik Bin Marwan, imam Ibnu Sirin, imam Ibnu Abi Layla, imam Abu Hanifah, imam Abu Yusuf, imam Al Sarakhsi, Imam Ibnu Qudamah dan lain-lainnya.

Sebagai seorang Gubernur di Syam, imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi banyak berinteraksi dengan tokoh-tokoh politik di Kufah, seperti dengan Abdullah Bin Zubair, Mukhtar Al Tsaqafi, Al Hajjaj Bin Yusuf, dan Ibnu Al Sha’ath, hasil dari interaksi tersebut, membuat imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi diangkat menjadi Sekretaris Gubernur Kufah selama tiga periode kepemimpinan Islam, yaitu periode Abdullah Bin Zubair, Abdullah Bin Yazid al Khatami, dan Abdullah Ibn Muti’ al Adawi.

Kemudian, Imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi berasal dari Banu Hassan Ibn Amir yang lebih populer dengan sebutan Banu Sha’bi, salah satu suku dari kerajaan Himyarite. Banu Hassan Ibn Amir dipimpin oleh seorang kepala suku yang bernama Hassan Bin Amir Dhu’ al Shaba’in. Pada sisi yang lain, di samping berpengetahuan luas dalam bidang agama Islam, imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi juga ahli dalam bidang ilmu Aritmatika yang dipelajarinya melalui seorang tabi’in seangkatannya, yaitu murid dari sahabat Nabi Saw Sayidina Ali Ibn Abi Thalib yang bernama Al Harits Al ‘Awar seorang pakar ilmu Aritmatika pada masa itu.

Selanjutnya, imam Ibnu Rajab mengatakan bahwa di antara hadist yang diriwayatkan melalui jalur sanad imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi adalah menyangkut hadist tentang malaikat Zabaniyah penjaga neraka. Kemudian imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi juga menjadi sanad hadist dari sahabat Jabir Bin Abdillah berkaitan dengan periwayatan tentang malaikat Jibril.

Akhirnya kita sampai pada suatu titik kesadaran yang mendalam, bahwa betapa ilmu keIslaman itu begitu luas, bagaikan hamparan padang gurun yang tak terlihat tepinya. Imam Amir Bin Syurahbil Al Humairi Al Sya’bi telah memberikan banyak ilmu yang dimilikinya kepada umat Islam, semoga Allah Swt memberikan pahala yang banyak dan melimpah kepadanya. Demikian juga hendaknya pahala yang besar diberikan kepada seluruh umat Islam dan orang-orang beriman yang gemar mempelajari dan memberi ilmu. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE