Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Ibnu Sirin memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad Bin Sirin al Bashri (ابو بكر محمد بن سرين البصري). Imam Ibnu Sirin lahir di Bashrah-Irak pada tahun 33 Hijriah (653 M) dan wafat di Bashrah-Irak pada hari Jum’at tanggal 9 Syawal tahun 110 Hijriah (12 Januari 729 M) dalam usia 77 tahun setelah 100 hari kewafatan imam Hasan al Bashri. Imam Ibnu Sirin di samping sebagai ulama tabi’in yang ahli dalam bidang hadist dan ahli fikih, beliau juga dikenal sebagai ulama yang ahli dalam menakwilkan mimpi.
Sementara, ayah imam Ibnu Sirin yang bernama Sirin adalah maula Anas Bin Malik sahabat Nabi Saw dan ibunya yang bernama Shafiyah adalah maula Sayidina Abu Bakar al Shidik. Sebagai seorang tabi’in besar, imam Ibnu Sirin pernah berguru kepada beberapa sahabat Nabi Saw seperti Abu Hurairah, Abdullah Bin Umar, Abdullah Bin Zubair, Imran Bin Husein, Anas Bin Malik dan lain-lain.
Adapun murid-murid dari imam Ibnu Sirin adalah Qatadah Bin Di’amah, Khalid Bin Hadda, Ayyub al Shakhtiyani, dan lain-lain. Imam Ibnu Sirin menulis kitab tafsir tentang mimpi yang dipakai berabad-abad di dunia Islam, kitab tafsir tersebut terkenal dengan nama Muntaqa al Kalam Fi Tafsir al Ahlam (Teropong Kebenaran Dalam Tafsir Mimpi). Kitab ini menjadi referensi utama dalam bidang tafsir mimpi Islam.
Di dalam kitab tafsir Muntaqa al Kalam Fi Tafsir al Ahlam, jilid I, halaman, 3, imam Ibnu Sirin membagi mimpi ke dalam dua jenis, yaitu Pertama, mimpi yang berasal dari Allah. Kedua, mimpi yang berasal dari setan. Untuk hal tersebut, imam Ibnu Sirin merujuk kepada hadist, Nabi Saw yang menjelaskan bahwa mimpi itu berasal dari Allah Swt dan mimpi buruk itu berasal dari setan.
Selanjutnya imam Ibnu Sirin di dalam kitab tafsir Muntaqa al Kalam Fi Tafsir al Ahlam, halaman, 87, menjelaskan tentang tafsir mimpi orang yang shalat. Menurut imam Ibnu Sirin, mimpi tentang shalat merupakan pertanda yang terpuji, baik secara agama maupun duniawi. Imam Ibnu Sirin juga menuliskan bahwa tafsir mimpi tentang shalat menandakan tercapainya kedudukan, memperoleh kekuasaan, membayar hutang, menunaikan amanat, dan melaksanakan kewajiban kepada Allah Swt.
Jika bermimpi tentang menunaikan shalat wajib, menurut tafsir imam Ibnu Sirin hal itu akan mendapatkan peluang menunaikan ibadah haji atau umrah, akan terjauhi dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah Swt di dalam surat al Ankabut ayat,45 berikut ini: ان الصلوة تنهى عن الفحشاء و المنكر و لذكر الله اكبر و الله يعلم ما تصنعون.
Artinya, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Sungguh mengingat Allah (shalat) itu lebih besar keutamaannya daripada ibadah yang lain. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Imam Ibnu Mubarak Bin Yazid al Bashri berkata, Ada seorang laki-laki berkata kepada imam Ibnu Sirin, aku bermimpi seolah olah diriku terbang di antara langit dan bumi, lalu imam Ibnu Sirin berkata kepada orang tersebut, Kamu adalah orang yang banyak keinginan dan angan-angan (Lihat kitab Hilyah Auliya, jilid II, halaman, 278).
Imam Hammad Ibni Zaid mengatakan, bahwa imam Ibnu Sirin lebih alim dalam keputusan fikih. Imam ‘Auw al ‘Arabi mengatakan bahwa imam Ibnu Sirin termasuk orang yang tercerdas dalam ilmu faraidh, keputusan hukum, dan ilmu hitung. Di samping itu, imam Ibnu Sirin terkenal dalam bidang hadist dan periwayatan hadist. Imam Ibnu Sirin berpesan dalam bidang hadits sebagai berikut: ان هذا العلم دين قانظروا عمن تاخون دينكن.
Artinya, Sesungguhnya ilmu keIslaman ini adalah agama, oleh karenanya perhatikanlah dari siapa kamu mengambil agamamu (ajaran agamamu).
Kehidupan imam Ibnu Sirin sebagimana yang ditulis oleh imam al Dzahabi di dalam kitabnya Siyar A’lam al Nubala, jilid IV, halaman, 606, bahwa kehidupan imam Ibnu Sirin penuh dengan kesederhanaan dan kerendahan hati serta sosok pribadi yang zuhud dan banyak beribadah. Imam al Dzahabi juga mengatakan bahwa sosok imam Ibnu Sirin adalah seorang hamba Allah yang senantiasa menasihati keluarganya untuk bertakwa kepada Allah dan menasihati mereka untuk selalu menjaga kesucian diri dan kejujuran.
Imam Abdul Wahab Bin Atha’ dari Ibnu ‘Aun mengatakan bawa wasiat dari imam Ibnu Sirin adalah agar senantiasa bertakwa kepada Allah Swt dan memperbaiki hubungan silaturrahmi di antara sesama serta menjaga ketaatan kepada Allah Swt dan kepada rasul-Nya. Suatu hal yang juga menarik dari imam Ibnu Sirin adalah berkaitan dengan wasiat Anas Bin Malik salah seorang sahabat Nabi Saw yang berwasiat agar jika beliau wafat hendaknya yang memandikan jenazahnya adalah imam Ibnu Sirin dan beliau menunaikan wasiat dari Anas Bin Malik tersebut.
Muhammad Bin Sa’ad mengatakan bahwa imam Ibnu Sirin adalah orang yang dapat dipercaya, berpengetahuan luas, tinggi budi pekertinya, sangat dihormati, dan juga sangat wara’ (Lihat kitab Thabaqat imam Ibnu Sa’ad, jilid VII, halaman, 193). Syekh Utsman al Bathi’ mengatakan tidak ada orang dari Bashrah pada zaman itu yang lebih mengetahui tentang hukum dan kehakiman selain imam Ibnu Sirin. Kemudian, imam al Khatib al Baghdadi mengatakan bahwa imam Ibnu Sirin adalah ahli fikih handal dari Bashrah yang memiliki kepribadian sangat rendah hati.
Imam Hisyam mengatakan bahwa imam Ibnu Sirin adalah tokoh ulama tabi’in dari Bashrah yang sangat tegas dalam hal penyampaian ketentuan hukum di hadapan penguasa (Lihat imam al Dzahabi, Siyar A’lam al Nubala’, jilid IV, halaman, 613 ). Sosok imam Ibnu Sirin adalah sosok yang mengagumkan, kehidupannya menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk senantiasa hidup sebagai orang yang gemar kepada ilmu, mengamalkan ajaran agama, dan selalu mencari makna dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk dalamnya persoalan mimpi.
Dengan demikian, terasakan bagi kita bahwa kehidupan tidak hanya bertumpu kepada hal hal yang konkrit, namun juga banyak mengandung hal hal yang abstrak dari dimensi lain yang tersembunyi. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
