Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Imam Ibnu Syihab Al Zuhri memiliki nama lengkap imam Abu Bakar Muhammad Bin Muslim Bin Ubaidillah Bin Abdullah Bin Syihab Bin Abdullah Bin Al Harits Bin Zuhrah Al Zuhri. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri adalah ulama pertama yang melakukan tadwin atau kodifikasi (pembukuan) terhadap hadist-hadist Nabi Saw atas perintah khalifah Umar Bin Abdul Aziz yang menjadi Amir al Mu’minin pada tahun 99 Hijriah (717 M) sampai dengan tahun 101 Hijriah (720 M).
Umar Bin Abdul Aziz adalah khalifah ke-8 dinasti Umayyah dan cucu dari Sayidina Umar Bin Khatab. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri, di samping ahli dalam bidang hadist, beliau juga ahli dalam bidang tafsir Al Qur’an dan ahli fikih. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri lahir di negeri Syam (Suriah) pada tahun 51 Hijriah ( 671 M) dan wafat di Syi’ib Zabad negeri Syam pada tanggal 17 Ramadhan tahun 124 Hijriah (24 Juli 742 M) dalam usia 73 tahun. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri hidup pada era kekuasaan Dinasti Abbasiyyah dan wafat pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah.
Selain itu, imam Ibnu Syihab Al Zuhri berasal dari keluarga kaya raya yang sangat dermawan. Di mana, kala itu imam Ibnu Syihab Al Zuhri sempat bertemu dengan sahabat Anas Bin Malik, Abdullah Bin Umar dan Jabir Bin Abdillah. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri banyak berguru kepada tabi’in besar (kibar al tabi’in), seperti kepada Sa’id Bin Al Musayyib, Abdullah Bin Urwah Bin Zubair, Al Qasim Bin Muhammad, Ali Bin Husein, dan lain-lainnya.
Adapun murid-muridnya seperti imam Malik Bin Anas, imam Al La’its, imam Sufyanain, dan lain lainnya. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri hafal 2.200 buah hadist dan menurut muridnya yang bernama Abu Abdurrahman Bin Abu Zinad, bahwa imam Ibnu Syihab Al Zuhri mampu menghafal Al Qur’an 30 Juz hanya dalam waktu 80 hari.
Pada sisi yang lain, imam Ibnu Syihab Al Zuhri selalu membawa lembaran kertas kosong ke mana pun beliau pergi, sehingga beliau bisa mencatat seluruh ilmu dan hadist yang ditemuinya. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri berpegang kepada petunjuk Nabi Saw yaitu قيدوا العلم بالكتاب. Artinya, ikatlah atau kendalikanlah ilmu itu dengan menulisnya. Di dalam hadist yang lain, Nabi Saw memeritahkan sahabat Abdullah Bin Amru Bin Al Ash untuk mencatat setiap apa yang diajarkan oleh Nabi Saw: اكتب فوالذي نفسي بيده ما خرج منه الا حق.
Artinya, Tulislah ! Demi Allah yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasanNya, Tidak keluar darinya (Nabi Saw) kecuali kebenaran (Riwayat imam Ahmad). Kelak dikemudian hari, imam Al Syafi’i sebagaimana yang tercantum di dalam kitab Thabaqat al Syafi’yyah al Kubra yang ditulis oleh imam Tajuddin Abu Al Hasan Al Subki (W.771.H) juga berkata sebagai berikut : العلم صيد و الكتابة قيده. Artinya, Ilmu itu adalah buruan dan tulisan adalah pengikatnya.
Kemudian imam Al Sya’bi juga mengatakan : اذا سمعت شيءا فاكتبه ولو في الخاءط. Artinya, jika kamu mendengar tentang sesuatu ilmu, maka tulislah ilmu itu meskipun pada dinding. Dengan demikian imam Ibnu Syihab Al Zuhri memiliki dua kekuatan ilmu yaitu fi al shudur (في الصدور), yaitu kekuatan hafalan yang tersimpan di dalam dada) dan fi al suthur ( في السطور ), yaitu kekuatan ilmu yang tersimpan di dalam catatan).
Pada tahap periode berikutnya, prinsip serta kebiasaan imam Ibnu Syihab Al Zuhri tersebut, banyak diikuti oleh para ulama. Imam Ibnu Syihab Al Zuhri populer dengan sebutan Al Imam Al ‘Alim (Imam Yang Sangat Berilmu). Imam Ahmad Bin Hanbal mengatakan: الزهري احسن الناس حديثا و اجود الناس اسنادا Artinya, Al Zuhri adalah orang terbaik dalam bidang hadist dan orang terbaik pula dalam hal sanad (Lihat imam Al Dzahabi, Siyar A’lam Al Nubala’, juz, 5, halaman, 336).
Imam Ibnu al Mulaqqin menulis di dalam kitabnya tentang imam Ibnu Syihab Al Zuhri sebagai berikut : و من حفظ الزهري انه حفظ القران في ثمانين ليلة. Artinya, salah satu bukti kuatnya hafalan dari imam Ibnu Syihab Al Zuhri adalah, ia menghafal al Qur’an 30 Juz hanya dalam waktu delapan puluh malam (Lihat imam Ibnu Mulaqqin, al I’lam Bi Fawa’id ‘Umdati al Ahkam, Riyadh, Dar al ‘Ashamah, juz, 8, halaman, 381).
Adapun semangat imam Ibnu Syihab Al Zuhri dalam mencatat semua ilmu diungkapkannya dengan kalimat berikut ini : ما استودعت قلبي شيءا قط فنسيته Artinya, Aku tidak pernah mempercayakan hatiku (hafalanku) terhadap sesuatu yang mungkin aku melupakannya (Lihat imam Ibnu Mulaqqin, al I’lam, juz, 8, halaman, 381).
Pada sisi yang lain, khalifah Umar Bin Abdul Aziz mengatakan, Hendaklah kalian mengambil ilmu dari imam Ibnu Syihab Al Zuhri, karena tidak ada yang lebih mengetahui ilmu generasi yang terdahulu kecuali dia. Dalam catatan sejarah tentang kodifikasi hadist Nabi Saw terdapat dua nama penting yang diperintahkan langsung oleh khalifah Umar Bin Abdul Aziz, yaitu imam Ibnu Syihab Al Zuhri dan imam Abu Bakar Bin Hazm.
Oleh karenanya Amru Bin Dinar mengatakan, Aku tidak pernah melihat orang yang lebih teliti dalam hal hadist melebihi imam Ibnu Syihab Al Zuhri. Dan Sa’ad Bin Ibrahim Bin Abdurrahman Bin Auf berkata, tidak ada yang pernah melihat orang yang mengumpulkan hadist setelah Rasulullah Saw wafat sebanyak yang dikumpulkan oleh imam Ibnu Syihab Al Zuhri. Imam Abu Bakar al Hudzaili, seorang ulama ahli hadist murid dari imam al Hasan al Bashri dan imam Ibnu Sirin berkata, Aku tidak pernah sama sekali melihat orang yang keahliannya dalam hal hadist Nabi Saw melebihi imam Ibnu Syihab Al Zuhri.
Imam Ibnu Syihab Al Zuhri telah meninggalkan monumen hidup dalam bentuk hadist-hadist Nabi Saw yang terkodifikasi, dimana hasilnya terus ternikmati sepanjang generasi. Dengan demikian, imam Ibnu Syihab Al Zuhri yang telah wafat 1.322 tahun yang lampau, namun ilmunya masih dinikmati oleh kaum Muslimin hari ini dan juga di hari hari mendatang sampai tegaknya hari kiamat. Dengan semua kebaikan dan manfaat ilmu dari imam Ibnu Syihab Al Zuhri tersebut.
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan pahala yang sebesar besarnya kepada beliau dan kita sebagai umat Islam, semoga tetap terus hidup dalam semangat keilmuan yang kuat, agar ilmu-ilmu agama Islam yang diwariskan oleh para ulama terdahulu, dapat kita mempelajari dan mengamalkannya. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa