Scroll Untuk Membaca

AcehAl-bayan

Tafakur Nafi’ Maula Ibnu Umar: Ahli Hadist Madinah Mantan Tawanan Perang Dari Dailam

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Tafakur Nafi’ Maula Ibnu Umar: Ahli Hadist Madinah Mantan Tawanan Perang Dari Dailam
Kecil Besar
14px

Nafi’ Maula Ibnu Umar (نافع مولى بن عمر) memiliki nama lengkap Nafi’ Bin Sarjis Abu Abdullah al Dailami (نافع بن سارجيس ابو عبد الله الديلمي). Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah seorang ulama tabi’in ahli fikih dan perawi hadist yang berasal dari Dailam (sekarang bahagian dari daerah Ghilan – Iran) yang tertawan dalam peperangan di saat ia masih remaja dan dibawa ke Madinah untuk dijual sebagai budak yang dibeli oleh Abdullah Ibnu Umar dan kemudian dimerdekakan oleh Abdullah Ibnu Umar (Lihat Ibnu Asakir, Tarikh al Dimasyqi, juz, 61, halaman, 426).

Nafi’ Maula Ibnu Umar banyak belajar Islam dan hadist-hadist Nabi Saw dari Abdullah ibnu Umar, Abu Hurairah, Aisyah, Ummu Salamah, Abdullah Bin Abbas, Abu Sa’id al Khudri, Abdullah Bin Malik, Shafiya Binti Abi Ubaid, dan Ibnu Syihab al Zuhri. Selain itu, Nafi’ Maula Ibnu Umar juga memiliki murid-murid yang terkemuka seperti al Zuhri, Ayyub al Sakhtiyani, Malik Bin Anas, Malik Bin Mighal, al Laits Bin Sa’ad, Yahya Bin Sa’id, Zaid Bin Waqid, Abdullah Bin Ja’far Bin Abi Thalib, dan lain-lainnya.

Dari sisi kemampuan keilmuan dan penguasaan terhadap hadist serta keluhuran akhlaq, Nafi’ Maula Ibnu Umar mendapat pujian dari banyak ulama ahli hadist seperti pujian dari imam Ibnu Khirasy, imam al ‘Ijli, imam al Nasa’i yang menyebutkan Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah tsiqah (terpercaya) lagi jujur dan kuat hafalannya.

Malik Bin Anas mengatakan, jika Nafi’ Maula Ibnu Umar berbicara tentang sesuatu hal, dengarkan sampai tuntas karena ia sedang menyampaikan ilmu yang terkadang sulit didapat dari sumber yang lain (Lihat imam al Dzahabi, Siyar A’lam al Nubala’, jilid III, halaman, 4004). Imam al Dzahabi juga menulis bahwa umat di zaman itu telah bersepakat bahwa Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah hujjah secara mutlak (Lihat imam al Dzahabi, Siyar A’lam al Nubala’, jilid V, halaman, 101). Nafi’ Maula Ibnu Umar wafat pada tahun 117 Hijriah di Madinah pada masa pemerintahan Hisyam Bin Abdul Malik Bin Marwan.

Kontribusi lain yang diberikan oleh Nafi’ Maula Ibnu Umar dalam hal memperluas pemahaman umat terhadap hadist-hadist Nabi Saw di antaranya beliau pernah dikirim oleh khalifah Umar Bin Abdul Aziz sebagai guru besar bagi masyarakat Mesir untuk mengajari mereka tantang sunnah sunnah Nabi Saw (Lihat imam al Dzahabi, Siyar A’lam al Nubala’, jilid V, halaman, 97-98.

Lihat juga imam al Nawawi dalam Tahdzib al Asma’, jilid VI, halaman, 421). Di dalam kitab Tahdzib al Asma’ Wa al Lugat, imam al Nawawi (W.676.H) menerangkan bahwa Nafi’ Maula Ibnu Umar memiliki semangat yang sangat besar dalam mencari ilmu. Guru-gurunya bukan hanya dari kalangan sahabat Nabi Saw namun juga dari kalangan para tokoh-tokoh tabi’in. Ayyub al Sikhtiyani mengatakan bahwa Nafi’ Maula Ibnu Umar juga pernah ditugaskan oleh khalifah Umar Bin Abdul Aziz untuk menangani zakat penduduk Yaman.

Sufyan al Tsauri (W.161.H) mengatakan di antara hadist yang paling valid dan terpercaya adalah hadits dari jalur periwayatan Nafi’ Maula Ibnu Umar. Ahmad Bin Shalih al Mishri (W.248.H) mengatakan bahwa Nafi’ Maula Ibnu Umar seorang yang hafidz (penghafal hadist), terpercaya dan disegani di Madinah dan Nafi’ Maula Ibnu Umar di Madinah lebih diutamakan dari Ikrimah Maula Ibnu Abbas.

Sedangkan imam al Bukhari (W.256.H) berkata, bahwa sanad yang paling shahih adalah periwayatan imam Malik dari Nafi’ Maula Ibnu Umar dari Ibnu Umar. Imam Abu al Fidak Ibn Katsir (W.774.H) berkata, bahwa Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah seorang ulama yang tsiqah dan sosok ulama yang mulia. Kalil Bin Abdillah al Khalili al Qazwini ( W.446.H) berkata bahwa Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah imam para tabi’in di Madinah, pakar ilmu Islam, riwayatnya shahih.

Di dalam keilmuan, Nafi’ Maula Ibnu Umar disetarakan dengan Salim Bin Abdillah Bin Umar bahkan dalam hal tertentu Nafi’ Maula Ibnu Imar lebih diutamakan. Sebelum Nafi’ Maula Ibnu Umar wafat beliau terlihat sering menangis kemudian Nafi’ menjelaskan tentang hadist yang diterimanya dari Aisyah dari Nabi Saw berikut ini: عن عاءشة عن النبي ص قال ان للقبر ضغطة و لو كان احد ناجيا منها نجا منها سعد بن معاذ.

Artinya, dari Aisyah dari Nabi Saw beliau bersabda, Sesungguhnya di dalam kubur ada himpitan, seandainya ada seseorang yang selamat darinya (dari himpitan kubur), maka Sa’ad Bin Mu’adz termasuk salah satu di antaranya (Riwayat imam Ahmad Bin Hanbal, Musnad Ahmad Bin Hanbal, jilid IV, halaman, 327).

Contoh lain dari hadist Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah hadist berikut ini: عن نافع ان عمر بن الخطاب كان فرض للمهاجرين الاولين اربعة الاف و فرض لابنه ثلاثة الاف و خمسماءة فقيل له هو من المهاجرين فلم نقصته ؟ فقال انما هاجر به ابوه يقول ليس هو كمن هاجر بنفسه-رواه البخاري.

Artinya, dari Nafi’ Maula Ibnu Umar bahwa Sayidina Umar Ibn al Khatab memberikan jatah sebesar 4.000 dirham kepada para Muhajirin awal dan memberikan 3.500 dirham kepada anaknya Abdullah Bin Umar.

Ketika seseorang bertanya kenapa Abdullah Ibnu Umar diberi jatah lebih sedikit padahal dia termasuk Muhajirin awal?

Sayidina Umar menjawab dia (Abdullah Ibnu Umar) hijrah bersama bapaknya, dia tidak seperti orang-orang yang hijrahnya sendirian (Hadist riwayat imam al Bukhari di dalam kitab Shahih al Bukhari, Nomor Hadist, 2054).

Selanjutnya imam al Bukhari meriwayatkan hadits dari jalur Nafi’ Maula Ibnu Umar berikut ini: حدثنا قتيبة حدثنا الليث عن نافع عن ابن عمر رضي الله عنهما قال نهى رسول الله ص عن المزبنةان يبيع ثمر حاءطه ان كان نخلابتمر كيلا و ان كان كرما ان يبيعه بزبيب كيلا و ان كان زرعا ان يبيعه بكيل طعام و نهى عن ذلك كله.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami al Laits dari Nafi’ Maula Ibnu Umar dari Ibnu Umar semoga Allah meridhai keduannya berkata, Rasulullah telah melarang al Muzaabanah (jual beli secara borongan tanpa diketahui takaran atau timbangannya ), yaitu seseorang menjual buah kebunnya dengan ketentuan apabila pohon kurma dijual dengan buah kurma masak sebagai barter takarannya, apabila pohon anggur dijual dengan anggur kering sebagai barter takarannya, apabila benih dijual dengan makanan sebagai barter takarannya, dan Rasulullah Saw melarang praktik semacam itu seluruhnya (Hadits Riwayat Bukhari, Nomor Hadist, 2053).

Nafi’ Maula Ibnu Umar adalah salah seorang tabi’in yang memiliki sumbangsih keilmuan yang banyak dalam bidang hadist dan fikih untuk dunia Islam. Oleh karenanya Nafi’ Maula Ibnu Umar layak untuk diberi apresiasi dan dikenang.

Semoga Allah Swt memberikan pahala yang banyak kepada Nafi’ Maula Ibnu Umar atas segala ilmu yang telah diberikannya bagi umat Islam. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE