LANGSA (Waspada.id): Sejumlah warga meminta Pemerintah Kota Langsa segera memperbaiki tanggul di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Langsa, di Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota yang nyaris amblas ke dasar sungai, Senin (17/11).
Menurut warga setempat, Ani, 38, terkikisnya tanggul tersebut sudah lama terjadi. Jika dibiarkan tanggul bantaran DAS Krueng Langsa amblas dan dikhawatirkan air akan menghantam pemukiman warga.
“Bahkan air juga akan membanjiri hingga ke pusat pasar Kota Langsa, jika terjadi banjir besar akibat luapan Krueng Langsa,” ujarnya.
Untuk itu, kami mohon pejabat pemerintah Kota Langsa untuk segera melakukan perbaikan kerusakan tanggul tersebut, sebelum terjadinya hal buruk yang dapat membahayakan warga setempat dan sekitarnya.
Hingga saat ini, sambungnya, tanggul bantaran sungai tersebut terus mengalami erosi yang bakal tidak mampu lagi untuk menahan luapan air saat musim penghujan,
Hal senada juga disampaikan, Yusrizal, 40, Kadus Dusun Timbangan Gampong Teungoh. Dijelaskannya, tanggul bantaran ini tidak mampu lagi menahan luapan air saat musim penghujan dan kita khawatir jebol.
“Jadi bila tanggul jebol, tentu luapan air sungai akan membanjiri pemukiman masyarakat. Sebelum itu terjadi, kami meminta Pemko Langsa untuk segera memperbaikinya,” harapnya.
Sebagai upaya antisipasi, ujarnya lagi, warga disini juga sudah memasang tanda bahwa tanggul bantaran DAS yang selama ini menjadi jalan sudah rawan, agar tidak dilalui kendaraan roda dua.
“Kami juga sudah memblok jalan tanda larangan. Namun ada juga warga yang melewatinya, akhirnya jatuh. Beruntung bukan arah arah sungai, karena membandel padahal sudah kami larangnya. Untung saja, korban hanya mengalami luka ringan,” imbuh Yusrizal.
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kadis PUPR) Kota Langsa, Muarram, ST, M.Si ditemui wartawan membenarkan hal itu dan mengaku sudah banyak warga serta pihak yang melaporkan kondisi tanggul bantaran sungai Krueng Langsa yang terkikis itu.
“Memang tanggul Krueng/Sungai Langsa tersebut dalam kondisi memprihatinkan dan mengancam keselamatan warga. Sebenarnya, untuk penanganan kawasan bantaran Krueng Langsa dan penyediaan anggaran menjadi kewenangan Pemerintah Aceh,” jelasnya.
Namun Muharram mengaku, pihaknya selaku bagian dari Pemko Langsa belum dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki bantaran sungai terkikis tersebut, karena belum ada anggaran.
“Saya sudah banyak mendapatkan laporan bahwa bantaran sungai di gampong itu terkikis parah. Namun untuk memperbaiki, belum ada anggarannya,” kata Muharram.

Untuk memperbaiki bantaran sungai yang terkikis itu, tambah Muharram, pihaknya berencana akan membuat tanggul darurat menggunakan pasir dibungkus goni untuk disusun dibantaran sungai terkikis tersebut.
Tanggul darurat itu nantinya, urainya, dapat menjadi penyangga untuk menahan luapan air bila terjadi musim penghujan, dan juga berfungsi untuk mencegah luapan air banjir agar luapan itu tidak masuk ke areal pemukiman warga.
“Untuk membuat tanggul darurat di bantaran terkikis itu, sudah kami ajukan tinggal menunggu persetujuannya. Yang jelas, bila nanti sudah dianggaranian di Anggaran Pendapatan Belanja Kota – Perubahan (APBK-P) tahun 2025 ini, kita akan segera memperbaiki bantaran tersebut,” tegasnya.
Dikatakannya juga, Pemko Langsa pada Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK) Langsa tahun 2026, telah menganggarkan dana Rp3 miliar untuk membangun tanggul permanen di bantaran terkikis tersebut.

“Alhamdulillah dalam hal ini, Wali Kota Langsa Bapak Jeffry Sentana S Putra, SE, sudah menganggarkan dana sebesar Rp 3 miliar di APBK Langsa tahun 2026 mendatang untuk pembangunan tanggul permanen di areal tanggul bantaran yang terkikis tersebut,” sebutnya.
Muharram juga mengimbau warga di sekitar bantaran sungai agar tetap waspada. “Kita doakan mudah-mudahan curah hujan tidak tinggi. Namun kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam,” tandasnya. (Id75)












