AcehHeadlines

Tangse Kembali Terbelah

Tangse Kembali Terbelah
Mobil dan truk terjebak banjir lumpur akibat longsor menutup akses jalan pegunungan lintas Beureunuen- Geumpang, Kabupaten Pidie, Rabu (24/12) Waspada.id/Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada.id) : Hujan belum juga reda ketika tanah di lereng pegunungan Tangse menyerah, Rabu (24/12). Gumpalan tanah basah runtuh dari tebing di kawasan Geunie, Gampong (desa-red) Lhok Keutapang, Kabupaten Pidie, dan menutup jalur Beureunuen–Geumpang, urat nadi menuju pedalaman Aceh.

Jalan berubah menjadi kubangan lumpur. Tanah bercampur batu menyapu badan jalan, memaksa kendaraan dari dua arah berhenti mendadak. Puluhan pengendara terjebak, sebagian mematikan mesin dan menunggu dalam senyap, sebagian lain turun ke jalan, mendorong kendaraan, mengamankan sesama, dan menyingkirkan lumpur dengan tangan kosong. “Tanahnya masih hidup,” kata Ridwan, 32, pengendara sepeda motor asal Mane.

Kondisi jalan berlumpur setelah longsoran lereng gunung runtuh ke badan jalan linta Beureunuen- Geumpang, Kabupaten Pidie, Rabu (24/12) Waspada. Id/ Muhammad Riza

Ia memilih bertahan di pinggir jalan, menunggu hujan sedikit reda. Risiko longsor susulan terlalu besar untuk ditantang. Kecemasan itu bukan tanpa alasan. Setiap musim hujan, tebing-tebing Tangse memang rapuh. Yusran, pengendara asal Tangse, menyebut kawasan Geunie sebagai titik rawan lama. “Kalau hujan deras, pasti ada saja yang runtuh,” ujarnya.

Namun kali ini, alam memberi jeda. Longsoran tidak terlalu tebal. Usman, warga Lhok Keutapang, memastikan material yang menutup jalan bisa dibersihkan secara bertahap. Menjelang sore, kendaraan mulai melintas kembali, perlahan, satu per satu, di atas tanah yang masih licin.

Pengendara saling membantu mendorong mobil yang terjebak lumpur akibat longsor di Jalan Beureunuen – GeumpangKabupaten Pidie, Rabu (24/12) Waspada. Id/ Muhammad Riza

Meski arus lalu lintas kembali bergerak, bekasnya tertinggal. Jalur Beureunuen–Geumpang sempat lumpuh, mobilitas warga terganggu, dan distribusi barang tertahan. Di jalur ini, satu longsor kecil cukup untuk menghentikan denyut ekonomi pedalaman.

Hujan masih mengguyur hingga sore hari. Tanah di lereng belum sepenuhnya stabil. Warga berharap pemerintah tidak lagi sekadar hadir setelah bencana, melainkan serius memetakan dan menata titik-titik rawan. Tanpa mitigasi yang jelas, Tangse akan terus menunggu longsor berikutnya, setiap kali hujan turun terlalu lama. (Id69)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE