Terindikasi Curang, Perusahaan Konstruksi Akan Sanggah Ke ULP Aceh Singkil

- Aceh
  • Bagikan
Kabag Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Setdakab Aceh Singkil Heri Aprianda, menunjukkan berita terkirim bukti pengiriman email undangan kepada peserta lelang, kepada Waspada.id, Kamis (15/6). WASPADA/Ariefh
Kabag Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Setdakab Aceh Singkil Heri Aprianda, menunjukkan berita terkirim bukti pengiriman email undangan kepada peserta lelang, kepada Waspada.id, Kamis (15/6). WASPADA/Ariefh

SINGKIL (Waspada): Sejumlah perusahaan konstruksi menuding adanya permainan curang dalam pelaksanaan lelang paket proyek di ULPBJ di Kabupaten Aceh Singkil.

Setelah diumumkannya pemenang tender 3 paket proyek besar di Aceh Singkil, sejumlah perusahaan peserta tender konstruksi Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) akan melayangkan sanggahan terkait hasil penetapan pemenang yang dinilai tidak fair dan terindikasi main curang.

Sanggah Banding ini akan dilakukan para peserta lelang, yang memprotes atas hasil penetapan pemenang pada pengadaan Pekerjaan Konstruksi di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULPBJ) Kabupaten Aceh Singkil.

Menanggapi adanya indikasi kecurangan terkait proses lelang tersebut, Kabag ULP Heri Aprianda dikonfirmasi Waspada.id, Kamis (15/6) mengungkapkan, evaluasi peserta lelang tidak hanya mengacu kepada harga penawaran terendah. Namun ada 3 metode penilaian, seperti evaluasi administrasi, teknis dan kemudian harga. Jika syarat ini sudah lengkap baru menilai harga penawaran yang terendah. “Jika sudah tidak lengkap administrasi dan teknis ya sudah gagal,” ucap Heri.

Dari 10 perusahaan yang dievaluasi tingkat kesalahan berbeda-beda. Ada kekurangan di RKK, kualifikasi personel, peralatan dan ada yang tidak hadir saat mau klarifikasi personel dan alat. Bisa jadi kalah karena tidak sanggup tunjukkan pengalaman kerjanya.

Pj Bupati juga sudah komplin kenapa tidak penawar terendah yang dimenangkan. Dan sudah kami jelaskan sebelum evaluasi harga harus dikoreksi dulu syarat administrasi dan teknisnya. Proses seleksi yang dilakukan, ada 27 perusahaan yang menawar seluruhnya dilakukan evaluasi sekaligus. Tidak hanya satu sampai tiga saja.

Jika proses itu belum dilewati tidak fair. Jika sudah baru evaluasi harga penawarannya, dari urutan pertama sampai seterusnya.

Soal undangan tidak sampai Heri menjelaskan, kemungkinan karena kesalahan teknis. “Kita kirim Kamis, jadi mereka siapkan bahan, malam berangkat dan besok pagi datang untuk hadir klarifikasi dokumen. Kalau untuk pembuktian kualifikasi sudah masuk sebelumnya ditahap evaluasi,” terangnya.

Jadi undangan tidak mungkin tidak sampai karena berbasis web, sebaik kirim langsung masuk di inbox email. Jika tidak masuk itu diluar kendali kita, katanya.

Diakuinya sudah ada perusahaan yang komplin seperti Pelita Nusa. Mereka mengaku tidak masuk undangan padahal status terkirim

Dan mereka akan melayangkan sanggah. Jika sanggah hasilnya benar dan ada kesalahan saat evaluasi maka akan evaluasi ulang dan dibatalkan pemenang yang telah ditetapkan tersebut. Disebutkannya masa sanggah berlangsung sampai 5 hari setelah diumumkan Rabu kemarin. “namun sampai hari ini belum ada masuk surat sanggahan,” terang Heri.

Salah satu Tokoh Masyarakat, Pemerhati Pembangunan Daerah, Azmi kepada Waspada id, Kamis (15/6) menyampaikan, terus mengikuti dan memantau perkembangan jalannya lelang proyek di Aceh Singkil.
Saya sengaja mengikuti perkembangan lelang ini, untuk uji petik pernyataan Pj Bupati apakah sesuai dengan realisasinya dengan pelaksanaan kerja tim Pokja nya.

Namun nampaknya indikasi adanya intervensi oleh pihak yang bertangan besi dalam proses tender mulai terkuak, katanya. Sebab dari banyak peserta lelang yang mengikuti, mengapa bisa penawar dengan harga tertinggi di nomor urut 11 yang dimenangkan.

Padahal tender ini dilakukan untuk mencari penawar terendah yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga menguntungkan negara.

Padahal Pokja jika nekat bermain, dimasa ini aman, bisa-bisa saja 5 tahun kedepan akan terbongkar lagi persoalan ini seperti yang sebelumnya. Seperti upaya menggugurkan salah satu peserta lelang, dengan mengirimkan undangan yang tidak sampai.

“Dikirim katanya hari Kamis, tah apa yang ditukangi mereka kok bisa masuk hari Jumat undangan itu,” ucap mantan anggota dewan yang juga manta Pj Bupati Aceh Singkil itu.

Undangan dilayangkan untuk klarifikasi, dan itu klarifikasi apa. Mereka mau berbuat sesuatu tidak bisa ditunda. Sementara pengumuman yang seharusnya jadwal sudah diumumkan bisa mereka tunda, imbuhnya.

“Kami berharap di zaman PJ ini, Singkil bisa berubah berubah tapi kenyataannya malah tambah parah,” ucap Azmi.

Seperti jalan Singkil-Kuba sampai ini juga belum ada perhatian untuk penimbunan lintasan, menjaga fungsionalnya.

Dicontohkannya, seperti tender zaman dulu, pelaksanaannya sudah ada intervensi untuk dimenangkan. Dan sudah setor 10 persen. Jadi perusahaan tidak berani sanggah pada waktu itu.

Hari ini, peserta lelang sampai 27 perusahaan, dan sudah buang sampai 18 persen, dan kok bisa penawar 11 yang menang. Berarti ada paksaan dan ada yang bermain dengan berbagai alasan.
Jika memang itu benar, masyarakat dan kontraktor secara terbuka minta paparkan dan dilaga semua dokumen persyaratan, pungkas Azmi. (B25)

Baca juga:




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *