TAKENGON (Waspada.id): Wilayah dataran tinggi Takengon (Aceh Tengah), Bener Meriah, dan Gayo Lues terisolir sepenuhnya sejak bencana alam melanda Kamis (27/11/2025), dengan semua jalur akses terhalang longsor yang membuat jalan anjlok dan jembatan putus.
Kondisi memburuk seiring habisnya bahan makanan, bahan bakar minyak (BBM), elpiji, listrik mati total, dan terjadinya penjarahan sejak Senin (1/12/2025).

Menurut beberapa warga Aceh yang menghubungi redaksi, termasuk Agus Eko, Riza, dan Muhamad, sampai saat ini belum ada tindakan apapun untuk mengatasi pemblokiran jalan. “Ini sangat menakutkan kami warga Wilayah Gayo,” ujar salah satu warga.

Selain kesulitan akses, air minum dan air bersih juga sulit didapat. Warga bahkan tidak bisa melaporkan atau memvideokan suasana terkini karena jaringan wifi putus-putus yang mengandalkan akses Starlink milik Pemerintah Kabupaten setempat.

Sejak Senin kemarin, penjarahan mulai terjadi di beberapa ritel seperti Alfamart, Indomaret, dan toko pangan lainnya. “Hal itu karena bahan pangan dasar seperti beras dan minyak susah didapat,” kata Agus, Selasa (3/12).

Kondisi serupa juga terasa di Banda Aceh, di mana BBM masih sulit didapat sehingga antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mencapai belasan kilometer. “Rakyat semakin menjerit karena BBM sulit, pemerintah belum mencari solusi,” ujar warga.
“Walaupun tidak tahu sampai kapan ini terjadi, kami berdoa agar Allah SWT segera mengetuk hati para pengambil kebijakan negara karena ini menyangkut nyawa manusia,” tambahnya.(id03)












