SIGLI (Waspada): Sejumlah tokoh masyarakat Tangse, Kabupaten Pidie, menemui anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie pada Kamis (23/2).
Kedatangan rombongan tokoh masyarakat dari Tangse, tersebut diterima langsung oleh pimpinan DPRK Pidie Mahfuddin Ismail dan Fadhli A.Hamid, serta anggota DPRK Pidie dari Fraksi Partai Aceh Muhammad Bengga.
Mereka datang mengadu puluhan kawanan gajah liar yang kian ganas merusak kebun, bahkan membunuh dengan sadis petani kebun di Tangse. Seperti dialami Fitriani, 45, warga Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie belum lama ini.
Perempuan, ini meninggal dunia dengan kondisi kepala dan tubuhnya hancur diinjak-injak kawanan gajah liar yang menurut tokoh Tangse, itu hingga sekarang kawanan hewan mamalia bertubuh raksasa tersebut masih bertahan di kawasan hutan pegunungan Gampong Lhok Keutapang.
Keuchik Blang Malo, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Bob Rizal, menyampaikan kedatangan para tokoh Tangse menjumpai para wakil rakyat di daerah, itu untuk mendorong Pemkab Pidie dan Pemprov Aceh melalui instansi terkait untuk lebih serius menangani konflik gajah liar dengan manusia.
Sekarang, kata Bob Rizal, dampak dari konflik satwa liar itu sudah berlangsung lama karena telah menimbulkan korban jiwa dari masyarakat yang tidak berdosa.
Tewasnya dua warga Pidie akibat diamuk kawanan gajah beberapa waktu lalu, kata dia, sungguh memilukan karena tubuh warga tersebut ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tidak utuh.
Mereka menduga kawanan gajah liar yang membunuh Fitriani, itu adalah kawanan gajah liar yang sama membunuh warga Gampong Pako, Kecamatan Keumala Dalam akhir tahun 2022.
Dalam kawanan gajah liar tersebut, papar Bob Rizal ditengarai ada salah satu ekor gajah jinak yang dilepaskan liarkan. Menurut dia, gajah jinak yang dilepas dalam kawanan gajah liar itu akan terus berkeliaran apabila gajah jinak itu tidak ditarik ke penangkaran.
“Kenapa warga menduga ada satu ekor gajah jinak ada dalam kawanan gajah liar itu, karena gajah jinak itu sangat suka dengan tanaman tebu yang banyak terdapat di dalam pemukiman warga, jadi perlu ditarik dulu gajah jinak itu kembali,” katanya.
Bob Rizal menegaskan bila pemerintah melalui dinas terkait tidak mampu menangani persoalan konflik gajah liar dengan manusia. Maka dia meminta penanganan gajah liar, ini dikembalikan untuk ditangani masyarakat, baik masalah hukum dan masalah lainnya.
Karena daampak dari berlarutnya penanganan konflik gajah liar dengan manusia di Pidie, sudah membuat masyarakat hidup tertekan, resah serta was-was karena terus diteror oleh kawanan gajah liar. Warga sudah tidak berani lagi ke kebun untuk merawat tanamanya yang sudah diporak-porandakan oleh kawanan gajah liar.
Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail, menyampaikan tokoh masyarakat Tangse datang untuk menyampaikan keresahan masyarakat yang tinggal dikawasan Tangse dan sekitarnya, di mana mereka selama ini hidup dalam kondisi was-ws dan ketakutan karena terus diteror oleh kawanan gajah liar.
Sampai sekarang sebut dia, masih ada kawanan gajah liar tinggal disekitar pemukiman warga dan setiap saat, kapan saja kawanan gajah liar itu bisa turun kepemukiman warga dan mengobrak-abrik tanaman dan kebun warga dan bahkan membunuh masyarakat.
”Maka masyarakat yang hadir tadi mengharapkan dalam waktu singkat kami bisa memfasilitasi persoalan-persoalan ini dengan semua stakeolder, agar semua pemangku dinegeri ini tahu bagaimana ruwetnya persoalan ini dan bagaiman keluh kesah masyarakat yang menimpa dikawasan Tangse dan sekitarnya,” tuturnya.
Konon lagi ujar politisi Partai Aceh, itu persoalan gajah liar, ini di Kabupaten Pidie sudah menyangkut nyawa dari pada masyarakat, serta persoalan ekonomi warga terpuruk akibat lemahnya penanganan konflik gajah liar dengan masyarakat yang sampai sekarang belum diselesaikan dengan maksimal. (b06)