SUBULUSSALAM (Waspada): Warga di beberapa desa di Kota Subulussalam membangun sendiri sanitasi WC karena proyek bantuan pemerintah mangkrak. Pantauan wartawan di Kecamatan Penanggalan, Selasa (24/6), menunjukkan warga membangun baru di lokasi proyek bantuan tangki septik yang terhenti.
Proyek senilai Rp5,4 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD 2024 itu tersebar di empat kecamatan, meliputi sembilan desa. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Subulussalam, Alhaddin S, Rabu (25/6), menjelaskan proyek terhenti karena pencairan tahap ketiga belum dibayarkan Pemko. “Belum dibayar Pemko pencairan tahap ketiga,” ujarnya, seraya berharap pencairan bisa dilakukan melalui Perwal Utang.
Proyek ini sebelumnya telah diberitakan mengalami kendala karena penyerapan sisa anggaran tahap III (30%) belum dibayarkan. Di Desa Kuta Tengah, misalnya, dari 50 unit bantuan septik, empat unit telah dikerjakan namun tanpa pintu, dan seharusnya menggunakan bahan aluminium, namun terpasang fiber yang tidak berfungsi. Di Desa Jontor, 12 dari 50 unit belum dikerjakan.
Ketua Ormas Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) DPC Kota Subulussalam, Ahmad Rambe, menyayangkan kondisi ini dan menduga adanya pihak ketiga dalam pengadaan, serta oknum yang mengendalikan anggaran tanpa melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Ia berencana melaporkan masalah ini ke Aparat Penegak Hukum (APH).(b17)