Scroll Untuk Membaca

AcehKesehatan

Terus Menurun, Angka Stunting Abdya Berada Di Level 7,6 Persen

Terus Menurun, Angka Stunting Abdya Berada Di Level 7,6 Persen
Kepala Dinas Kesehatan Abdya Safliati, SST, MKes. Rabu (4/9).Waspada/Syafrizal
Kecil Besar
14px

BLANGPIDIE (Waspada): Dilaporkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkiab Abdya), terus mengupayakan menekan angka stunting di Nanggroe Breuh Sigupai tersebut.

Saat ini, persentase angka stunting Abdya berada di level 7,6 persen. Persentase tersebut terhitung update terakhir per 30 Agustus 2024 lalu. “Laporan menurunnya angka stunting di Abdya itu sangat pasti. Hal itu dapat kita lihat dari laporan masing-masing wilayah kerja Puskesmas yang ada dalam wilayah kita,” ungkap Safliati, SST, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Abdya Rabu (4/9).

Menurut Mamanya persatuan Bidan di Abdya itu, upaya penekanan angka stunting terus dilakukan. Katanya, per 30 Agustus 2024 sebanyak 7,6 persen anak, tercatat sebagai penderita stunting. Angka tersebut terus menurun, seiring upaya pemberian makanan tambahan setiap hari bagi anak. “Update angka penurunan kita lakukan tiap akhir bulan,” sebutnya.

Dijelaskan, stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1.000 hari pertama kehidupan. Dalam pelaksanaan intervensi stunting, dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas sector. Mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan pemantauan dan pengendalian.

Kadis Safliati menyebutkan, penurunan angka stunting merupakan salah satu agenda nasional, yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, tentang percepatan penurunan stunting, juga Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana nomor 12 tahun 2021, tentang rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting tahun 2021-2024. “Itu menjadi pedoman bersama, untuk menyukseskan program pemerintah,” sebutnya.

Bagi anak penderita stunting tambahnya, diberikan makanan tambahan setiap harinya, yang diberikan oleh Puskesmas bekerja sama dengan kader Posyandu, dengan sumber anggaran APBN atau BOK Puskesmas. “Kita terus melakukan upaya pengukuran, dengan menggunakan alat sesuai standar, memantau kondisi anak, agar semuanya tetap terkondisikan dengan baik,” katanya.

Diuraikan, faktor utama penyebab anak stunting adalah kurangnya gizi. Bahkan sejak janin hingga awal kehidupan anak. Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan. Stunting diawal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif dan fungsional ketika dewasa. “Karenanya, kerjasama yang baik semua pihak, menjadi penentu agar angka stunting semakin berkurang,” demikian Safliati.(b21)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE