Scroll Untuk Membaca

Aceh

Tgk Shafwan Bendadeh: Wakaf Bukan Hanya Tanah Dan Bangunan

Tgk Shafwan Bendadeh: Wakaf Bukan Hanya Tanah Dan Bangunan
Kecil Besar
14px

ACEH BESAR (Waspada.id): Wakaf bukan hanya tanah dan bangunan. Kini wakaf bisa berupa uang, hasil usaha, saham, atau instrumen produktif lainnya. Melalui wakaf uang, kita bisa membantu pendidikan anak yatim, membiayai beasiswa, atau mendirikan klinik gratis. Semua itu tetap tercatat sebagai amal jariyah di sisi Allah.

Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah STIS Nahdlatul Ulama Aceh, Tgk. Shafwan Bendadeh, SHI, M.Sh (foto) menyampaikan, hal itu dalam Khutbah Jumat di Masjid Besar Lambaro Angan, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat (24/10/25), bertepatan dengan 2 Jumadil Awal 1447 H.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Tgk. Shafwan menguraikan, wakaf termasuk dalam sedekah jariyah yang dimaksud oleh Nabi saw. Wakaf bukan sekadar memberi, tetapi menahan harta agar manfaatnya terus dirasakan oleh banyak orang. Inilah rahasia keabadian amal seorang mukmin ketika tubuhnya telah tiada, tetapi pahalanya terus mengalir tanpa henti.

Rasulullah saw bersabda: “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Umar bin Khattab r.a orang pertama yang mencontohkan wakaf produktif. Beliau menahan tanahnya di Khaibar, dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan umat. Semangat inilah yang melahirkan peradaban Islam yang gemilang, berdirinya universitas, rumah sakit, dan lembaga sosial di dunia Islam pada masa lalu sebagian besar berdiri di atas tanah wakaf.

“Namun, di zaman modern ini, semangat itu mulai pudar. Banyak umat Islam belum memahami betapa strategisnya wakaf. Kita lebih mudah menyalurkan sedekah yang habis dalam sehari, tapi lupa bahwa wakaf bisa menjadi mesin kebaikan jangka panjang,” ungkapnya.

Karena itu, mari kita renungkan, harta yang kita kejar siang dan malam, baik berupa rumah, kendaraan, tabungan semuanya akan kita tinggalkan. Tetapi harta yang kita wakafkan, itulah yang akan menanti kita di akhirat.

Allah berfirman: “Apa yang ada di sisi kalian akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal.” (QS. An-Naḥl: 96)

“Sebelum ajal menjemput, mari kita siapkan warisan amal yang kekal. Jadikan sebagian harta kita sebagai wakaf. Tak perlu menunggu kaya karena nilai wakaf bukan pada besar kecilnya, tetapi pada keikhlasan hati yang memberi,” ajaknya.

Menurut Tgk. Shafwan, kita harus hidupkan kembali semangat wakaf di lingkungan kita. Jadikan masjid, dayah, balai pengajian, madrasah, dan panti asuhan sebagai ladang amal jariyah kita. Semoga Allah memberi taufik agar kita menjadi bagian dari orang-orang yang meninggalkan jejak kebaikan abadi di bumi ini.

“Wakaf adalah bukti cinta seorang mukmin kepada Allah dan sesama manusia. Dengan wakaf, seorang hamba melepaskan egonya atas harta dan menjadikannya sumber manfaat bagi umat. Harta itu tidak hilang, tetapi berpindah dari kepemilikan duniawi menuju kekekalan ukhrawi,” tegasnya.

Akhirnya Tenaga Profesional Baitul Mal Aceh ini mengingatkan, diri sendiri dan seluruh umat Islam untuk meniatkan sebagian harta sebagai wakaf. Kita jaga amanah harta wakaf yang telah ada. “Ajarkan anak-anak kita makna wakaf agar tumbuh generasi dermawan yang cinta akhirat,” pungkasnya. (Id66)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE