Scroll Untuk Membaca

Aceh

Tiga Titik Objek Wisata Dikembangkan

PESONA ALAM: Potensi wisata berupa air terjun layak dikembangkan di Alur Nyamuk, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur. Foto Kamis (31/8). Waspada/Ist.
PESONA ALAM: Potensi wisata berupa air terjun layak dikembangkan di Alur Nyamuk, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur. Foto Kamis (31/8). Waspada/Ist.
Kecil Besar
14px

IDI (Waspada): Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, kini sedang mengembangkan potensi wisata di tiga titik dalam tiga kecamatan di daerah itu. Ketiga objek wisata itu yakni Pantai Matang Rayeuk PP, Pantai Kuala Parek dan Air Terjun Alur Nyamuk.

“Ketiga objek wisata ini berada di Kecamatan Idi Timur (Pantai Matang Rayeuk PP), Sungai Raya (Pantai Kuala Parek) dan Air Terjun Alur Nyamuk (Birem Bayeun),” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Aceh Timur Teuku Syahril, didampingi Kabid Pariwisata Hayatul Ridha, kepada Waspada, Jumat (1/9).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tiga Titik Objek Wisata Dikembangkan

IKLAN

Menurutnya, pengembangan ketiga potensi wisata desa di daerah itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Bahkan pihaknya menilai, ketiga titik wisata tersebut memiliki potensi yang menjanjikan, seperti pesona alam air terjun dapat memikat dan menarik pengunjung dari dalam dan luar Aceh.

“Untuk Gampong Alur Nyamuk akan dijadikan sebagai pilot projek desa wisata di tahun ini, karena pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan masyarakat sangat mendukung terbentuknya desa wisata disana,” tambah Syahril.

Begitu juga dengan potensi wisata Pantai Matang Rayeuk PP dan Pantai Kuala Parek, juga menawarkan keindahan yang mampu menarik pengunjung dari berbagai daerah, bahkan pantai tersebut menjadi incaran penduduk Aceh sejak beberapa tahun yang lalu.

“Apalagi sekarang pengelola sudah menghadirkan berbagai fasilitas permainan, seperti wahana bermain para pengunjung,” timpa Syahril, seraya menyebutkan, Juli 2023 kunjungan wisata ke Pantai Matang Rayeuk PP dan Pantai Kuala Parek terus meningkat.

Disisi lain, Syahril mengakui memiliki kendala dalam mengembangkan desa wisata, karena dangkalnya pemahaman sebagian masyarakat yang menganggap bahwa lokasi wisata menjadi sarang maksiat.

“Padahal, disaat desa wisata ini dibuka untuk umum dan dikelola dengan baik, maka ekonomi masyarakat akan meningkat dan akan terjadi pertumbuhan usaha-usaha kecil masyarakat, seperti penjual gorengan, air segar, buah segar, makanan dan jasa peralatan mandi,” pungkas Syahril. (b11).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE