Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

Tim PPM DPPM Universitas Samudra Inovasikan Dan Diversifikasi Produk Kepiting

Tim PPM DPPM Universitas Samudra Inovasikan Dan Diversifikasi Produk Kepiting
Kegiatan PPM DPPM tim dosen Universitas Samudra pada Poklahsar Harapan Ibu di Desa Sungai Kuruk III Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Waspada.id /Munawar
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada.id): Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM DPPM) Universitas Samudra melakukan Inovasi dan Penguatan Rantai Nilai melalui Diversifikasi Produk Kepiting pada Kelompok Pengolah dan Pemasar di Desa Sungai Kuruk III, Kabupaten Aceh Tamiang.

Ketua tim Muhammad Fauzan Isma, S.Pi,M.Si didampingi anggotq Safrizal, SE, M.Si dan Meutia Dewi, SE, MM kepada Waspada, Sabtu (16/8) mengatakan, kegiatan ini merupakan Program Pemberdayaan Kemitraan PPM DPPM yang dilaksanakan oleh Tim pengabdian Universitas Samudra dengan dukungan pendanaan dari hibah Direktorat PPM DPPM Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Lanjutnya, pengabdian dilaksanakan di lokasi produksi kepiting rajungan kupas Poklahsar Harapan Ibu di Kampung Sungai Kuruk III dengan melibatkan anggota Poklahsar, penyuluh Dinas Perikanan Aceh Tamiang, dosen, dan mahasiswa Universitas Samudra.

Selain itu, kampung tersebut merupakan daerah pesisir yang menyimpan potensi luar biasa dibidang perikanan. Selain itu, masyarakatnya sebagian besar penghasilannya berasal dari perikanan, seperti nelayan, pembuat ikan asin, budidaya ikan bandeng, dan ada juga usaha kupas kepiting rajungan yang dilakukan oleh kelompok Poklahsar Harapan Ibu.

“Dalam hal ini, kami menilai potensi ini sangat luar biasa, mengingat daging kepiting merupakan komoditas perikanan yang menjadi andalan ekspor Indonesia,” sebut Muhammad Fauzan.

Di samping itu, sambungnya, peminat rajungan kupas ini sangat diminati oleh pasar dalam negeri dan luar negri, dengan bahan baku yang melimpah di kampung Sungai Kuruk III ini di perkirakan kelompok akan mendapatkan keuntungan besar dari usaha ini.

Akan tetapi, besarnya potensi yang dimiliki kelompok ini tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. kelompok ini memiliki kendala di bidang produksi dan pemasaran serta manajemen keuangan.

“Pengabdian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pesisir dengan Memberikan solusi inovatif untuk meningkatkan jumlah produksi dan pendapatan dari olahan kepiting rajungan kupas,” tegas Muhammad Fauzan.

Sementara, Safrizal, SE, M.Si anggota tim pakar PPM DPPM Universitas Samudra menjelaskan, mitra belum optimal dalam menjalankan manajemen produksi utamanya pada aspek higienis tempat fasilitas dan tempat proses produksi sehingga mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

Apalagi, sambungnya, mitra kurang memahami pentingnya tata kelola proses produksi yang baik, khususnya mengenai higienitas dari tempat produksi maupun peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk melakukan aktivitas produksi.

Selain itu, produk yang dihasilkan mitra juga belum memiliki logo dan nama merek yang unik serta desain kemasan yang informatif, menarik dan relatif mampu melindungi kualitas produk, sementara hal ini dinilai penting untuk membuat pembeli terdorong untuk membeli produk Mitra.

Kemudian, mitra belum memiliki strategi pemasaran yang efektif, baik secara offline maupun online. Pemasaran produk selama ini masih bersifat tradisional, dimana produk dititip dengan agen penampung membuat harga menjadi jauh lebih murah, sehingga dibutuhkan pemasaran secara digital atau online yang mampu memasarkan produk dalam skala yang lebih luas.

Senada juga disampaikan, anggota tim PPM DPPM Universitas Samudra Meutia Dewi, SE, MM menambahkan, selain aspek manajemen produksi dan pemasaran, aspek manajemen keuangan juga menjadi hal penting untuk dimiliki, dan Poklahsar Harapan Ibu ini belum memiliki sistem pencatatan dan pengelolaan keuangan baik.

Semua transaksi dan biaya operasional hanya diingat tetapi tanpa dokumentasi tertulis yang memadai, sehingga kelompok tidak mampu membuat laporan keuangan yang akurat, transparan, atau akuntansi. Situasi ini membuat kelompok kesulitan mengevaluasi keberhasilan bisnis sejauh ini sehingga strategi produksi dan keuangan menjadi kuranng optimal, jelasnya.

Penyuluh Dinas Perikanan Aceh Tamiang, Tri Rahmani, A.Md menjelaskan bahwa Poklahsar ini sudah bergelut di usaha kepiting rajungan kupas lebih dari 18 tahun, dan saat ini dalam sehari kelompok poklahsar ini dapat menghasilkan 70 kg daging kepitin rajungan dari 300 kg kepiting rajungan.

Sementara Ketua Poklahsar, Ummi Kalsum mengatakan, kegiatan pengabdian ini sangat bagus karena dapat memberikan dampak positif dan sangat berguna bagi kelompok.

“Kami juga mengucapkan terimakasih pada Tim dosen dan pendanaan Hibah PPM DPPM Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dan berharap kegiatan ini dapat dapat berlanjut untuk kedepannya,” imbuhnya.(id75)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE