ACEH TAMIANG (Waspada): Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terus mengalami deforestasi serta degradasi pada berbagai tingkatan, sehingga menimbulkan ancaman bagi kawasan inti konservasi itu sendiri.
Tidak dipungkiri juga, terkadang ada konflik antara masyarakat penggarap dan organisasi yang terlibat.Terkait persoalan ini, Pemkab Aceh Tamiang bersama PUPL dan multisektor menyelenggarakan kegiatan sosialisasi konflik tapal batas Taman Nasional Gunung Leuser pada Rabu (7/2) di aula Setdakab.
Pj Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra, dalam kesempatan tersebut meminta agar sosialisasi ini menjadi jalan tengah untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan di kawasan TNGL.
“Adanya sosialisasi ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya perambahan di kawasan TNGL, khususnya di wilayah Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, “ungkapnya.
Disebutkan Asrama, berdasarkan data GIS Yayasan HAkA menunjukkan bahwa kawasan TNGL yang berada di Kabupaten Aceh Tamiang sudah kehilangan tutupan hutan sebanyak 51.64 Ha di tahun 2022 sedangkan di tahun 2023 sebanyak 143.47 Ha.
“Ini menjadi perhatian kita bersama,kita harus berupaya agar hutan kita tetap terjaga,karen Taman Nasional Gunung Leuser merupakan jantung dunia yang keberlangsungannya harus terus ada”,jelas Asra.
Pj Bupati Asra berharap agar kegiatan seperti ini juga dibuat di kampung-kampung yang dekat dengan wilayah konservasi TNGL. Tujuannya, agar masyarakat paham dampak dan akibat dari deforestasi yang bukan hanya bisa terjadi bencana besar saja, melainkan terganggunya keberlangsungan ekosistem.
Kegiatan sosialisasi menghadirkan empat narasumber yang berasal dari Yayasan HAkA, Badan Pemantapan Kawasan Hutan, BBTNGL, dan Polres Aceh Tamiang.(b15).