Scroll Untuk Membaca

Aceh

Ujo Sudjoto: Saya Selalu Mencari ‘Rumah Wartawan’

Ujo Sudjoto: Saya Selalu Mencari ‘Rumah Wartawan’
Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh, Ujo Sudjoto didampingi Ketua PWI Aceh, M. Nasir Nurdin ketika silaturahmi dengan Pengurus PWI Aceh, di Banda Aceh, Rabu (11/10). (Waspada/Ist)
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Kepala Divisi (Kadiv) Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh yang baru, Ujo Sudjoto bersilaturahmi ke Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, di Banda Aceh, Rabu (11/10).

Kedatangan Ujo ke PWI didampingi Kasubid Informasi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh, Misri. Ujo baru sepekan dilantik sebagai Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh mengganti Filianto Akbar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Ujo Sudjoto: Saya Selalu Mencari ‘Rumah Wartawan’

IKLAN

Ujo Sudjoto, pria asal Banten tersebut disambut Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin didampingi Sekretaris Muhammad Zairin, Wakil Sekretaris Abdul Hadi, Wakabid Pendidikan Asnawi Kumar, Kasi Hukum Fauzul Husni, Sekretaris Seksi Kerja Sama Antarlembaga Gito Rolis, Kasi Polkam Mursal Ismail, dan Saifuddin anggota Seksi Polkam.

Dalam pertemuan yang berlangsung santai tersebut, Ujo melaporkan bahwa dia baru mengemban tugas sebagai Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh menggantikan pendahulunya Filianto Akbar.

“Sudah menjadi kebiasaan saya setiap kali bertugas ke tempat baru langsung mencari rumah wartawan. Hubungan saya dengan wartawan tak sebatas urusan kedinasan tetapi sampai ke warung kopi. Semoga kita bisa terus bersinergi,” ujarnya.

Ujo menceritakan perjalanan tugasnya (tour of duty) yang menurutnya paling jauh Kendari, Sulawesi Tenggara. Dia juga pernah ditempatkan di Soekarno-Hatta sebagai petugas imigrasi dan di Batam untuk posisi yang sama.

Dari Batam dia pindah ke Pontianak sebagai pejabat struktural. Selanjutnya dari Ponianak ke Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau.

“Saya juga pernah bertugas di Tawau, Sabah, Malaysia. Di sana, saya ngurisn TKI. Banyak saudara-saudara kita yang jadi TKI di sana. Saya keluar masuk perkebunan sawit untuk memberikan dokumen. Karena di luar negeri itu hanya ada satu kata, perlindungan WNI. Saya tidak lihat apakah legal atau illegal, siapapun yang di luar negeri wajib dilindungi,” tandas Ujo mengenang perjalanan tugasnya di perbatasan negeri.

Dari Sabah, Ujo ditarik lagi ke Pusat dan paling lama di Direktorat Jenderal sebelum akhirnya dikirim ke Gorontalo kemudian ke Banten. “Dari Banten saya ditugaskan ke Aceh ini, ternyata Aceh sangat nyaman,” ujar Ujo yang empat tahun lagi pensiun.

Dalam jabatannya sebagai Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh, Ujo membawahi enam Kantor Imigrasi, yaitu Kantor Imigrasi Banda Aceh, Kantor Imigrasi Langsa, Kantor Imigrasi Meulaboh, Kantor Imigrasi Takengon, Kantor Imigrasi Lhokseumawe, dan Kantor Imigrasi Sabang.

Ketika berdiskusi dengan Pengurus PWI Aceh, Ujo juga banyak menyinggung soal terdamparnya orang-orang dari luar negeri ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk tak sedikit ke Aceh.

“Tetapi tentang ini kita off the record-kan dulu. Saya akan pelajari dulu sambil mengumpulkan datanya,” demikian Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Aceh. (b05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE