LHOKSEUMAWE (Waspada): Ulama kharismatik Aceh Abu Paya Pasi bersama Nasir Jamil, anggota DPR-RI menghadiri Maulidurrasul Komite Muallimin Aceh (KMA) di Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Kamis (19/1). Dalam kesempatan itu Pimpinan Dayah Bustanul Huda ini juga melakukan peusijuk mantan kombatan GAM, alumni Akademi Militer Tripoli.
Abu Paya Pasi (Tgk.H.Muhammad Ali) dalam tausiyahnya menjelaskan tentang sejarah panjang perjuangan Aceh pada masa lalu. Keberhasilan para pejuang Aceh yang tidak pernah menyerah kepada penjajah Belanda, telah menjadi modal untuk kemerdekaan RI.
Sejarah konflik bersenjata di Aceh, juga telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kebiasaan, hiburan keyboard dan pakaian membuka aurat, telah hilang seiring dengan perdamaian di Aceh. Pengajian agama, telah dilakukan di berbagai pelosok. Kondisi ini perlu dipertahankan, sehingga kehidupan masyarakat yang Islami terus berlanjut.
Sementara itu, Ketua KMA Tgk.H. Zulkarnaini bin Hamzah dalam arahanya meminta masyakat Aceh berhati-hati terhadap fitnah. Menurutnya, fitnah yang terjadi saat ini telah membuat masyakat menderita. “Fitnah ini telah menghancurkan kita, marilah kita hindari,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Tgk. Ni juga menjelaskan tentang kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Wilayah Pasai. Menurutnya, selain memperingatin hari lahir Nahi Muhmmmad SAW, juga menjadi momen silaturahmi KMA. “Karena tinggalnya berjauhan, inilah kesempatan kami besama-sama,” jelasnya.
Lebih jauh Tgk. H. Zulkarnaini menjelaskan, kegiatan yang dihadiri seribuan tokoh masyarakat itu murni kegiatan Maullimin Aceh. Kegiatan ini menurutnya tidak terkait dengan unsur politik menjelang Pemilu 2024. “Tidak, tidak ada kaitan dengan partai, ini murini kegiatan kami Muallimin Aceh,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara KMA, Tgk.Ridwan menjelaskan, alumni akademi militer Tripoli yang hadir sejumlah 30 orang. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Aceh. Kegiatan Maulidurrasul yang dilakukan kali ini ikut diisi dengan penyaluran santunan kepada 40 anak yatim.(b08)












