Scroll Untuk Membaca

Aceh

Ustadz Mursalin Basyah: Jauhi Pertemanan Toxic, Bangun Perilaku Sosial Yang Sehat

Ustadz Mursalin Basyah: Jauhi Pertemanan Toxic, Bangun Perilaku Sosial Yang Sehat
Kecil Besar
14px

ACEH BESAR (Waspada.id): Menjauhi pertemanan toxic, membangun perilaku sosial yang sehat, dan penuh keberkahan menjadi pesan utama khutbah Jumat yang disampaikan Ustazd Mursalin Basyah, Lc, MA(foto) di Masjid Besar Al Jihad, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, Jumat (19/09/25), bertepatan dengan 26 Rabiul Awal 1447 H.

Dosen STAI Tgk Chiek Pante Kulu Banda Aceh ini menegaskan, berteman adalah bagian dari fitrah manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung mencari hubungan dengan orang lain untuk berbagi kebahagiaan, saling mendukung, dan menguatkan dalam menghadapi tantangan hidup.

“Dalam Islam, berteman bukan sekadar soal kedekatan sosial, melainkan juga terkait nilai moral, spiritual, dan bagaimana hubungan itu membawa kebaikan serta keberkahan dunia-akhirat,” ungkapnya

Allah Swt berfirman: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: 13).

Rasulullah saw juga menegaskan, pentingnya selektif dalam memilih teman. “Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang ia jadikan teman.” (HR. Abu Dawud).

Menurut Wakil Ketua Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kota Banda Aceh ini, Islam mengajarkan beberapa ciri sahabat yang baik, di antaranya: menjaga ukhuwah islamiah, mengingatkan kita kepada Allah, bersikap jujur dan amanah, serta saling mendukung dalam kebaikan.

Etika berteman dalam Islam juga mencakup sikap saling menghormati, menjaga privasi, bersabar atas kekurangan, dan mendukung dalam kesulitan. Rasulullah SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya; dia tidak menzaliminya, tidak membiarkannya (terzalimi), dan tidak membiarkannya dalam keadaan yang sulit.” (HR. Muslim).

“Berteman bukan hanya untuk kepentingan dunia, melainkan harus diniatkan untuk mencari ridha Allah,” jelasnya sambil mengutip QS. Al-Asr ayat 3: “Dan berpesan-pesanlah kamu dengan kebenaran dan berpesan-pesanlah kamu dengan kesabaran.”

Ustaz Mursalin juga mengingatkan tentang bahaya teman yang buruk. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, kamu bisa mendapatkan hadiah atau kamu akan membeli darinya, dan jika tidak, kamu akan merasakan bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi bajumu terbakar, atau kamu akan merasakan bau yang tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan, pertemanan negatif dapat menular tanpa kita sadari. Karena itu, selektiflah dalam memilih teman, tegasnya.

Ia menjelaskan, Islam membolehkan memutus atau menjauh dari pertemanan toxic demi menjaga kesehatan mental, moral, dan agama. Dalam hal ini, Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Az-Zawajir bahkan menegaskan, mengurangi interaksi dengan orang yang merusak spiritual dan mental diperbolehkan.

Hal senada juga ditegaskan Al-Mawardi dalam Adabud Dunya wad Din, bahwa memutus ikatan pertemanan kadang menjadi pilihan terbaik daripada terus bertahan dalam hubungan yang menimbulkan penyesalan.

“Menjauh dari pertemanan toxic tidaklah sama dengan memutus silaturahmi. Itu justru bentuk ikhtiar menjaga diri dari pengaruh buruk yang bisa merusak jiwa, iman, dan akhlak,” pungkas Ustaz Mursalin, Anggota Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh. (id66)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE