Scroll Untuk Membaca

Aceh

Wali Kota Banda Aceh Soroti Harmoni Dan Inovasi Di Forum Pariwisata Bali

Illiza Sa’aduddin Djamal: Banda Aceh Destinasi Agama, Budaya, Dan Alam

Wali Kota Banda Aceh Soroti Harmoni Dan Inovasi Di Forum Pariwisata Bali
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal pembicara utama dalam forum “The Future of Indonesia Tourism” di Bali (11/10/2025). Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

BALI (Waspada.id):  Wali Kota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE, menjadi pembicara utama dalam forum “The Future of Indonesia Tourism” di Bali (11/10/2025), menyoroti pentingnya harmoni dan inovasi dalam pengembangan pariwisata kota.

Dalam forum yang dibuka oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widyanti Putri Wardhana, dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, Illiza menyampaikan visi Banda Aceh sebagai kota yang mengedepankan kolaborasi dan nilai keberkahan.

“Banda Aceh bukan hanya destinasi wisata, tetapi ruang pembelajaran tentang harmoni dan keberkahan. Kami ingin setiap orang yang datang ke Banda Aceh bukan hanya membawa pulang kenangan, tetapi juga makna,” ujarnya.

Illiza menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata Banda Aceh berlandaskan pada nilai I’MPACT (People, Planet, Prosperity, Peace, and Partnership), yang menjadi dasar visi kota sebagai Kota Kolaborasi.

Melalui branding “Charming Banda Aceh”, Illiza memperkenalkan lima pesona utama kota: wisata seni dan budaya, wisata tsunami, wisata heritage dan Islami, wisata kuliner, dan wisata alam bahari melalui kolaborasi kawasan BASAJAN.

Selain itu, Illiza juga memperkenalkan inovasi Banda Aceh sebagai “Kota Parfum Indonesia”, yang memanfaatkan potensi tanaman aromatik lokal. “Kami ingin aroma Banda Aceh bukan hanya tercium, tapi terasa melalui karya dan kreativitas masyarakatnya,” jelasnya.

Illiza juga menekankan bahwa seluruh kebijakan pariwisata Banda Aceh berpegang pada prinsip green dan halal tourism. Ia memaparkan program prioritas Pemko Banda Aceh, termasuk penataan kawasan Ulee Lheue, pembangunan Miniatur Replika Kapal Laksamana Keumalahayati, dan revitalisasi taman kota.

Wali Kota juga memperkenalkan rencana besar “Banda Aceh Colossal 2026” dan menekankan pentingnya digitalisasi serta pemanfaatan AI dalam promosi pariwisata melalui pengembangan Smart Tourism Map.

“Teknologi dan AI bukan untuk menggantikan manusia, tapi untuk memperluas jangkauan kebaikan. Namun kekuatan utama Banda Aceh tetap pada manusianya – masyarakat yang kreatif, gotong royong, dan siap tumbuh bersama,” ungkapnya.

Illiza menutup paparannya dengan menyerukan kolaborasi lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat sebagai penggerak utama pariwisata berbasis komunitas.(id66)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE