Warga Aceh Utara terpaksa menggunakan rakit untuk menjangkau kawasan terisolir Lubok Kliet, Barei Blang, Kecamatan Meurah Mulia. Waspada/Zainal Abidin
LHOKSUKON (Waspada) : Warga Aceh Utara terpaksa menggunakan rakit untuk menjangkau kawasan terisolir Lubok Kliet, Barei Blang, Kecamatan Meurah Mulia. Jembatan penghubung Barei Blang-Geureudong Pase hancur dihantam banjir.
Kepala Dusun Lubok Kluet Ramli kepada Waspada, Selasa (26/1) menjelaskan, sejak jembambatan penghubung Gampong Barei Blang – Darussalam (Kec.Geureudong Pase) hancur, warga Lubok Kliet terisolir. Warga terpaksa menggunakan rakit untuk bisa mendapatkan kebutuhan rumah tangga di Pasar Peuteut, Kecamatan (Lhokseumawe).

Menurut warga, rakit merupakan satu-satunya alat transportasi warga untuk keluar dari kawasan perkebunan kelapa sawit. Ketika debit air Krueng Pasai rendah, rakit juga mengangkut sepeda motor. Namun ketika debit air tinggi, warga tidak bisa melintasi jalur tersebut. “Ketika air sungai banyak, rakit tidak bisa melintas,” jelas Ramli.
Dia juga menjelaskan, untuk memasarkan hasil perkebunan kelapa sawit, warga juga terpaksa melintasi Jalan Barei Blang ke arah Kecamatan Nibong. Sekitar 6 kilo meter jalan tersebut juga rusak parah. Selain jalan penuh lubang, beberapa sungai kecil juga tidak ada jembatan. “Karena tidak ada jembatan, truk pengangkut sawit sering tersangkut batu sungai,” ujar Ramli.
Sementara itu, sejumlah warga lainnya juga mengakui, pembangunan di kawasan Lubok Kliet masih minim. Mereka mengharapkan pemerintah segera membangun jembayan, sehingga memudahkan warga mengeluarkan tandan buah sawit dari kawasan sentra perkebunan Lubok Kliet. (b08)