ACEH BESAR (Waspada.id) : Warga Dusun Mata Ie, Gampong Leu-Ue, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, diliputi kecemasan akibat keberadaan dua pohon Asam Jawa (Tamarindus Indica) yang berdiri kokoh di pinggir rumah mereka.
Pohon berusia ratusan tahun itu kini dianggap sebagai ancaman nyata bagi keselamatan warga. Bahkan, akar pohon yang semakin melebar telah merusak pondasi rumahnya.
Ustad Saiful, salah seorang warga yang rumahnya bersebelahan langsung dengan pohon tersebut, mengaku sudah sering mengalami kerugian akibat dahan dan ranting yang patah saat angin kencang.
“Pondasi dan lantai rumah saya sudah retak karena akar pohon ini. Saat angin kencang, dahan sering jatuh menimpa atap. Yang paling kami takutkan, area ini sering dijadikan tempat bermain anak-anak. Kalau sampai ada yang tertimpa, bisa berakibat fatal,” ujar Ustad Saiful, Senin (8/9).
Namun, dalam kesempatan itu ia juga menduga pohon tersebut telah ada sejak masa kolonial Belanda. “Kami sudah sampaikan keluhan ke pihak gampong agar ditebang, tapi sampai sekarang belum ada tindakan apa pun,” keluhnya.
Sekretaris Gampong Leu-Ue, Setiawan Abdalla, membenarkan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan warga. Pada tahun 2023 lalu pihaknya juga telah menyurati Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLKH) Aceh Besar untuk meminta bantuan penebangan pohon tersebut.
“Kami sudah bersurat resmi ke DLKH Aceh Besar, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Kami masih menunggu perhatian dari Pemerintah Aceh Besar agar masalah ini segera diatasi sehingga warga bisa hidup dengan tenang,” kata Setiawan.
Pantauan waspada.id di lapangan, pohon Asam Jawa tersebut tumbuh persis di depan Komplek Rindam Iskandar Muda, tak jauh dari lokasi wisata permandian Kolam Mata Ie.
Dengan kondisi ukuran yang besar dan semakin tua, keberadaan pohon itu dianggap tidak hanya berisiko bagi warga sekitar, tetapi juga membahayakan pengunjung yang melintas menuju kawasan itu. (id65)