SIGLI (Waspada.id) : Ribuan warga di Krueng Tiro, Kabupaten Pidie, diminta tetap waspada menyusul ancaman banjir bandang. Kayu gelondongan sisa banjir 26 November lalu masih menumpuk di hulu Sungai Krueng Tiro, tepatnya di kawasan Pinto Sa Tiro, yang menghalangi aliran air.
Muhammad Rabiul, Kepala Pelaksana BPBD Pidie, mengatakan timnya terus memantau kondisi di bantaran sungai. “Kayu-kayu gelondongan yang terdampar di kawasan Pinto Sa Tiro sebagian berasal dari banjir sebelumnya, sebagian lagi diduga dari aktivitas penebangan liar. Posisi kayu-kayu ini sangat berbahaya. Jika terbawa arus ke hilir, jembatan, permukiman, bahkan keselamatan warga bisa terancam,” ujarnya, Minggu (21/12).
Bantaran Sungai Krueng Tiro, khususnya di Blang Keudah, Kecamatan Tiro/Truseb, dipenuhi kayu gelondongan yang menunggu arus. Koordinat lokasi tercatat di Lin: 5.182370, Buj: 95.934540, berada di atas bending Pintosa, titik strategis yang rawan banjir bandang jika air sungai naik.
BPBD Pidie telah meningkatkan status siaga, menyebarkan peringatan dini, dan menyiapkan logistik evakuasi. Koordinasi dilakukan dengan TNI/Polri, Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, dan relawan kebencanaan.
Menurut BPBD, Kalaksa sudah menghubungi Kepala BWS Sumatera I untuk pengecekan lapangan. Gambaran kondisi sungai telah diterima, dan Pemkab Pidie menunggu respon cepat BWS untuk menyingkirkan kayu yang memenuhi hulu Krueng Tiro sepanjang 2.000 meter.
Pemerintah daerah juga menyiapkan kajian teknis untuk menyingkirkan kayu gelondongan dan menindak aktivitas illegal logging yang menjadi sumber tambahan ancaman. Warga berharap langkah cepat ini dapat mencegah bencana dan menjaga keselamatan masyarakat. (Id69)
