LHOKSEUMAWE (Waspada) : Sejumlah warga yang mengurus paspor di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe mulai beralih ke paspor elektronik. Meskipun biayanya lebih tinggi dari paspor biasa, namun paspor elektronik tetap diminati karena manfaatnya lebih besar.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe Usman, SE, MH melalui Kasi Tikkim Izhar Rizki kepada Waspada, Rabu (25/10) menjelaskan, warga yang mengurus paspor elektronik rata-raya mencapai 10 orang setiap hari. Sedangkan keseluruhan pengurus paspor, termasuk paspor biasa, berkisar antara 60 sampai 80 paspor.
Pengurusan paspor di Imigrasi Lhokseumawe, diantaranya untuk perjalanan umrah, wisata, pendidikan dan berbagai tujuan lainnya. “Sejumlah warga telah memilih mengurus paspor elektronik,” jelas Izhar Rizki.
Menurutnya, paspor elektronik mulai diterbitkan sejak 11 September 2023. Pada Selasa hingga Kamis , (05 – 07/9) telah dilakukan persiapan untuk implementasi penerbitan paspor elektronik. Kegiatan ini dibantu tim dari Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi. “Ya, antrean untuk penerbitan Paspor Elektronik pada Kantor Imigrasi Lhokseumawe telah tersedia pada Aplikasi M-Paspor,” tambah Kasi Tikkim.
Perbedaan paspor biasa dan Elektronik, paling mencolok pada biaya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, paspor biasa biayanya Rp350 ribu, sedangkan paspor elektronik sebesar Rp650 ribu.
Perbedaan lain, paspor biasa dan elektronik, pada fisik buku. Meskipun kedua blanko paspor tersebut sekilas sama, namun ada perbedaan yang mencolok yang langsung dapat dikenali, yaitu keberadaan chip gen pada cover atau halaman depan paspor elektronik.
Tentunya paspor elektronik memiliki keuntungan yang lebih dari paspor biasa, dimulai dari sisi keamanan, dapat menggunakan autogate di beberapa bandara, dan terdapat chip yang menyimpan data biometrik pemegang.(b08)
