LHOKSEUMAWE (Waspada): Permohonan bantuan sarana air bersih untuk warga Aceh Utara, akhir mendapat tanggapan World Bank. Water intake kapasitas 540 ton/jam dan raw water pond kapasitas 165 ton/jam, mulai dikerjakan di Gampong Meunasah Nga, Lhoksukon.
Direktur Perumda Tirta Mon Pase Aceh Utara, Zainuddin Rasyid kepada Waspada, Kamis (29/9) mengatakan, sejak tahun 2018, diajukan permohonan bantuan air bersih kepada World Bank. “Sejak 2018 mengajukan permohonan ke bantuan WordBank via PUPR pusat, Alhamdulillah dapat terwujud,” jelas Zainuddin.
Selama empat tahun pihaknya menunggu, sambil menyelesaikan berbagai persyaratan yang ditetapkan untuk mendapatkan bantuan bank dunia tersebut. “Dalam perjalanan waktu sekitar 4 tahun degan bermacam persyaratan yang harus dipenuhi, dan akhirnya pada bulan Juni (tahun 2022-red) dilakukan tender melalui PUPR Provinsi,” tambahnya. Setelah proses tender selesai, dijadwalkan pekerjaan pembangunan dimulai September 2022.
Pembangunan water intake, untuk mensuplai air bersih ke sejumlah kawasan yang belum mendapat air bersih dari instalasi pengelohan air bersih di Reudep Lhoksukon. “Selama ini beberap wilayah tidak mampu lagi disupplay oleh instaalasi pengolahan di Reudeup Lhoksukon,” kata Direktur Perumda Tirta Mon Pase.
Kebutuhan air warga Aceh Utara, selama ini sudah diatas produksi. Sehingga dengan adanya bantuan dari World Bank ini, akan dibangun water intake baru dan pipa baru di Menasah Nga yang akan mampu melayani 15 ribu pelanggan baru. Terutama warga di Kecamatan Baktia, Seunudon dan sekitarnya. “Mudah-mudahan, lima bulan kedepan selesai pengunannya, dan masyarakat dapat menikmati air bersih yang selama ini terkendala,” tambahnya.
Pekerjaan water intake ditargetkan selesai pada Juni 2023. Selain itu juga dilakukan pemasangan pipa induk dan pipa distribusi ke Kecamatan Seunudon, Baktia, dan Baktia Barat.
Produksi dari water intake bantuan word bank akan mensuplai air minum ke Kecamatan Lhoksukon, Baktia, Baktia Barat dan Kecamatan Senuddon. Warga di kawasan tersebut, selama ini belum mendapatkan air bersih, akibat tidak mampu disuplai dari WTP Reudep Lhoksukon. WTP tersebut memiliki water intake denga kapasitas 360 ton/jam.(b08)











