LANGSA (Waspada.id): Yayasan Geutanyoe menyoroti bahwa perempuan, anak, lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya menjadi pihak yang paling terdampak akibat bencana banjir di Aceh. Mereka menghadapi risiko berlapis dan keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, layanan kesehatan dan pendidikan.
Perwakilan Yayasan Geutanyoe, Nasruddin kepada wartawan, Selasa (16/12/2025) menyatakan, penanganan bencana banjir di Aceh masih perlu diperkuat dengan perspektif gender agar pemenuhan hak-hak perempuan dan kelompok rentan lainnya benar-benar menjadi bagian dari respons bencana, baik pada masa tanggap darurat maupun pemulihan jangka panjang.
“Perempuan dan anak kerap menghadapi tantangan lebih besar, mulai dari keterbatasan akses kebutuhan spesifik seperti pembalut, popok bayi, obat-obatan, layanan kesehatan reproduksi, hingga beban ganda yang kerap menjadi tanggung jawab perempuan seperti pengasuhan keluarga hingga kerja domestik, bahkan mengalami kerentanan berisiko kekerasan seksual,” ujarnya.
Selain itu, Yayasan Geutanyoe juga menyoroti bahwa bencana ini merupakan peringatan keras bagi pemerintah terkait kebijakan tata kelola lingkungan dan kerusakan ekologis. Mereka menyerukan agar pemerintah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi risiko bencana dan memastikan pemulihan jangka panjang bagi masyarakat terdampak.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana mencatat bahwa hingga saat ini sebanyak 940 orang kehilangan nyawa, disertai kerugian harta benda dan potensi trauma yang mendalam dan berkepanjangan bagi para korban. Yayasan Geutanyoe menyerukan kepada semua pihak untuk memperkuat solidaritas dan empati terhadap masyarakat terdampak, terutama perempuan dan anak.
“Negara memiliki kewajiban konstitusional dan moral untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak di setiap fase penanganan bencana,” tegas Nasruddin.
Yayasan Geutanyoe juga menekankan bahwa pemulihan jangka panjang harus menjadi prioritas, termasuk dalam hal pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan. Mereka juga menyerukan agar pemerintah memastikan bahwa masyarakat terdampak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan layanan.
Dalam kesempatan ini, Yayasan Geutanyoe juga mengapresiasi upaya pemerintah dan organisasi lainnya dalam menangani bencana banjir di Aceh. Namun, mereka menekankan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat terdampak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Di sisi lain, pihaknya juga akan terus memantau situasi dan memberikan dukungan kepada masyarakat terdampak. “Mereka menyerukan kepada semua pihak untuk bergabung dalam upaya penanganan bencana dan memastikan bahwa hak-hak perempuan dan anak terlindungi,” tandas Nasruddin. (Id75)











