Tapanuli Selatan merupakan satu daerah induk yang dimekarkan menjadi empat kabupaten dan satu kota di Provinsi Sumatera Utara. Saat ini, lima wilayah itu dikenal dengan sebutan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
Diawali pembentukan daerah otonomi baru (DOB) Kabupaten Mandailing Natal (1998), Kota Padangsidimpuan (2001), Padanglawas Utara dan Padanglawas (2007) serta Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri.
Dua periode dipimpin Bupati Syahrul M. Pasaribu (2010-2015 dan 2016-2021), kabupaten ini sempat maju dengan mengakselerasi percepatan pembangunan di segala sektor. Derajat ekonomi, kesehatan dan pendidikan rakyatnya berkembang signifikan.
Birokrasi pemerintahan dan pelayanan prima kepada rakyat berjalan hampir sempurna dengan berlandaskan inovasi-inovasi yang kreatif. Memanfatkan perkembangan teknologi dengan mendigitalisasi pelaksanaan program pemeritah.
Simbol kejayaan Tapsel dipimpin Bupati Syahrul Pasaribu dibadikan lewat karya-karya monumental yang hingga kini masih dapat disaksikan. Seperti bangunan kantor dan Masjid Agung Syahrun Nur di komplek pusat perkantoran Pemkab Tapsel di Sipirok.
Periode 2021-2025, Pemkab Tapsel dipimpin Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu. Di sini, laju akselerasi percepatan pembangunan mulai stagnan dan bahkan sejumlah tempat mengalami kemunduran.
Ratusan miliar rupiah anggaran daerah tidak termanfaatkan dan dibiarkan iddle atau ‘tidur’ di bank. Sehingga jumlah Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA) membengkak dari tahun ke tahun.
Pembangunan infrastruktur di tengah masyarakat semakin minim. Derajat kesehatan rakyat rendah dan bahkan Tapsel sempat menjadi daerah paling tinggi persentase jumlah balita stunting se Sumatera Utara.
Di sisi lain, kinerja pemerintahan menurun. Padahal dari tahun ke tahun penggunaan anggaran untuk Belanja Pegawai meningkat tajam. Hampir setengah dari sekitar Rp1,5 triliun APBD Tapsel dipakai untuk menutupi Belanja Pegawai.
Kini, periode 2025-2030, Tapsel dipimpin Bupati Gus Irawan Pasaribu yang berpasangan dengan Wakil Bupati Jafar Syahbuddin Ritonga. Nol kolometer kepemimpinan mereka diwarisi kondisi yang terpuruk dan banyaknya ‘piring kotor’.
Mereka memiliki tagline kepemimpinan, Bersama Gus dan Syahbuddin (BAGUSI) Tapanuli Selatan Kembali Bangkit. Tagline ini yang menjadi penyemangat untuk mengembalikan kemajuan Tapsel, paling tidak sejajar degan zaman Bupati Syahrul Pasaribu.
Tiga bulan pasca dilantik Presiden RI Prabowo Subianto (20 Februari – 20 Mei 2025), Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu telah melakukan berbagai terobosan agar Tapsel kembali bangkit.
Diawali dari upaya melonggarkan kondisi ruang fiskal daerah yang sempit. Yakni dengan merasionalisasi dan mengefisiensi alokasi anggaran yang telah ditetapkan di APBD tahun 2025.
Meski menjadi kepala daerah baru, Gus dan Syahbuddin telah sepakat tidak membeli mobil dinas baru. Anggarananya lebih baik dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Gus juga telah menyatakan tidak akan mengambil gaji Bupati Tapsel, diinfaqkan ke rakyat.
Untuk mewujudkan Tapsel kembali bangkit, Gus Irawan melakukan penguatan dan penegakan disiplin pegawai. Dua Kepala Bidang (Kabid) dan satu Kepala Puskesmas telah dicopot dari jabatannya. Dua orang Kepala Desa telah diberhentikan sementara.
Lima orang ini tidak disiplin dan tidak konsisten dalam hal pertanggungjawaban keuangan. Ada juga yang tidak disiplin terhadap jabatan, sehingga berdampak buruk bagi program pelayanan kepada rakyat.
Dalam hal ketahanan pangan di tiga bulan kepemimpinan, Gus dan Syahbuddin lebih banyak berada di tengah masyarakat petani sawah, kebun dan peternak serta pembudidaya ikan. Mereka sangat mendukung perwujudan program kemandirian pangan Presiden RI.
Hari Kembangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 tahun ini yang mengusung tema Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat, membuat semangat Gus Irawan dan Jafar Syahbuddin semakin menggelora. Karena senafas dengan cita-cita mewujudkan Tapsel Kembali Bangkit.(pariwara)
