ACEH TAMIANG (Waspada.id): SSB Tamiang United U-15 akhirnya harus puas berada di posisi ketiga Piala Presiden setelah SSB Malaka U-15 NTT sukses menumbangkan tim Laskar Muda Sedia dengan skor telak 0-3, Laga ini berlangsung di Lapangan Unesa Surabaya, Rabu (1/10/25) sore.
Kesebelasan SSB Tamiang United, selaku perwakilan Aceh berhasil mengharumkan nama daerah setelah menyabet perunggu Piala Presiden U-15 Seri Nasional 2025, sebut Jufri, S.Pd selaku pelatih melalui telepon selularnya, Kamis (2/10/25).
Di babak penyisihan grup, tim Tamiang United yang bermarkas di Upah Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang ini tergabung dengan utusan dari Sulawesi Selatan (SSB Bungsu Putra), Jawa Timur (SSB Colombo Jatim dan Kepulauan Riau (SSB NFA Batam).
Satu per satu lawan di fase penyisihan grup berhasil mereka singkirkan. Dimulai dengan menghajar SSB Bungsu Putra 2-0, kemudian menghantam SSB Colombo Jatim 1-0 dan ditutup dengan hasil imbang melawan SSB NFA Batam 0-0.
Koleksi tujuh poin dari hasil dua menang dan satu seri ini menempatkan SSB Tamiang United sebagai juara grup.
Alhasil mereka harus melawan tim runner up dari grup lain yang dihuni SSB Bina Bangsa Bandung (Jawa Barat). Berbekal semangat juang dan kekompakan tim, Aceh kembali berhasil menyingkir jagoan tanah Pasundan 2-1.
Kemenangan ini otomatis meloloskan Aceh ke babak semifinal. Namun sayang, perjuangan Aceh harus terhenti di babak ini setelah tak mampu meladeni SSB Malaka (Nusa Tenggara Timur) yang berkesudahan dengan skor 0-3.
Namun Jufri menegaskan dirinya tetap bangga dengan capaian anak asuhnya karena sudah menunjukkan perjuangan tanpa lelah.
Dia pun meyakini seluruh pemain yang diboyong ke Surabaya memiliki masa depan cerah di sepak bola.
“Pembinaan mereka harus terus berlanjut, mereka ini bibit yang sangat berpotensi mengharumkan nama daerah dan nasional,” ujarnya.
Salah seorang orang tua pemain Ismail, kepada Waspada.id Jumat (3/10) mengaku sangat terharu dengan prestasi perunggu ini. Satu alasan besar yang membuatnya terharu karena SSB Tamiang United berangkat ke Piala Presiden atas biaya mandiri.
“Kami tidak dibantu, padahal sudah mencoba menemui pejabat. Alhamdulillah di tengah keterbatasan, anak-anak kami tetap bisa berprestasi,” demikian ungkap Ismail.(ADV)