Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Imam Abdul Karim Al Rafi’i adalah imam kedua yang sangat populer di dalam madzhab Syafi’i setelah Imam Al Nawawi. Jika Imam Al Nawawi terkenal dengan julukan Muhaqqiq (Yang meneliti, memverifikasi, memastikan kebenaran teks hingga mencapai kesempurnaan) Madzhab Syafi’i, maka Imam Abdul Karim Al Rafi’i terkenal sebagai Pentarjih (Yang memilih dalil yang lebih kuat ) dalam Madzhab Syafi’i.
Selain itu, Imam Abdul Karim Al Rafi’i memiliki nama lengkap Imam Al Din Abu Al Qasim Abdul Karim Bin Muhammad Bin Abdul Karim Bin Al Fadhl Bin Al Hasan Al Rafi’i Al Qazwini Al Syafi’i (امام الدين ابو القاسم عبد الكريم بن محمد بن عبد الكريم بن الفضل بن الحسن الرافعي القزويني الشافعي). Nasab Imam Abdul Karim Al Rafi’i merujuk kepada salah seorang sahabat Nabi Saw yaitu Rafi’ Bin Khudaij Al Anshari.
Sementara ayah dari Imam Abdul Karim Al Rafi’i yaitu Syekh Muhammad Ibn Abdul Karim adalah ahli fikih dan mufti di kota Qazwin dan lahir di Qazwin sebuah kota yang terletak 130 kilometer sebelah Barat Teheran ibukota negara Iran pada saat ini. Qazwin merupakan kota besar yang letaknya di bagian Utara negeri Iran.
Menurut data statistik Iran, kota Qazwin di tahun 2005 berpenduduk 1.143.200 jiwa. Selanjutnya, kota Qazwin juga terkadang disebut Kazvin, Kasvin, Casbeen, dan Casbin. Sedangkan Imam Abdul Karim Al Rafi’i lahir pada bulan Dzulqa’dah tahun 555 Hijriah dan wafat di Qazwin pada tahun 623 Hijriah dalam usia 68 tahun. Sebagai seorang yang alim pada zamannya, Imam Abdul Karim Al Rafi’i tentunya memiliki banyak guru.
Adapun guru-guru Imam Abdul Karim Al Rafi’i di antaranya adalah imam Abu Al Fath Ibn Al Bathi, Imam Abu Sulaiman Al Zubairi, Imam Abu Al ‘Ala’ Al Hamadhani, Imam Abu Sulaiman Ahmad Ibn Hasnawih, Imam Abdullah Ibn Abi Al Futuh, dan lain-lainnya.
Kemudian, Imam Abdul Karim Al Rafi’i mendapatkan ijazah dalam bidang hadist dari gurunya yang bernama Imam Abi Zar’ah Al Muqaddisi. Imam Abdul Karim Al Rafi’i memiliki banyak murid yang mewarisi dan menyebarkan ilmunya. Di antara murid-murid Imam Abdul Karim Al Rafi’i adalah Imam ‘Azizuddin Muhammad yang merupakan putranya sendiri, Imam Hafidz Zaki Al Mundzir, Imam Abu Tsana’ Mahmud Al Thausi, dan lain-lainnya.
Di samping memiliki banyak murid Imam Abdul Karim Al Rafi’i juga banyak meninggalkan karya akademik berupa kitab-kitab turats, khususnya dalam bidang fikih Syafi’iyah, ushul fikih dan kitab hadist. Di antara kitab kitab karya Imam Abdul Karim Al Rafi’i tersebut adalah kitab Fath al ‘Aziz yang popeler dengan sebutan kitab Syarh al Kabir. Kitab ini mengulas secara luas isi dari kitab al Wajiz karya Imam Al Ghazali.
Kitab Syarh al Shaghir, kitab ini merupakan ringkasan dari kitab al Wajiz karya Imam Al Ghazali secara lebih sederhana. Kitab al Muharrar, kitab ini juga pengembangan dari kitab al Wajiz karya Imam Al Ghazali. Dalam tahap berikutnya kitab al Muharrar Fi al Fiqha diringkas oleh Imam Al Nawawi menjadi kitab Minhaj al Thalibin. Kitab ini menjadi rujukan utama dalam madzhab Syafi’i sampai sekarang. Kitab al Tadwin Fi Tarikh al Qazwin, kitab ini ditulis oleh Imam Abdul Karim Al Rafi’i dengan memuat biografi para tokoh ulama di kota Qazwin dan kitab ini menjadi penting untuk dipelajari karena berkaitan dengan peta keilmuan dan kemajuan ilmu di wilayah Qazwin.
Kitab Syarh al Musnad Li al Syafi’i, kitab ini berisi tentang penjelasan terhadap hadist-hadist yang ada di dalam kitab Musnad al Syafi’i. Di dalam kitab Syarh al Musnad Li al Syafi’i ini kita dapat mengetahui tentang kepiawaian Imam Abdul Karim Al Rafi’i terhadap hadist-hadist Nabi Saw dan juga terhadap fikih. Selanjutnya kitab al Tahdzib, yang membahas tentang hukum hukum fikih di dalam madzhab al Syafi’i secara luas dan mendalam. Kitab al Amali, berisi kumpulan hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abdul Karim Al Rafi’i melalui jalur sanad para guru-gurunya, terutama berkaitan dengan penafsiran surat al Fatihah.
Kitab al Ijaz Fi Akhbar al Hijaz atau biasa dikenal dengan kitab Khatarat al Hijaz. Kitab ini merupakan catatan tentang refleksi dan kisah spiritual serta pengalaman perjalanan haji dari Imam Abdul Karim Al Rafi’i, dan masih banyak kitab-kitab karya dari Imam Abdul Karim Al Rafi’i. Banyak ulama memberikan penilaian yang positif terhadap Imam Abdul Karim Al Rafi’i, di antaranya adalah Imam Muhyidin Bin Syaraf Al Nawawi.
Imam Muhyidin Bin Syaraf Al Nawawi mengatakan bahwa Imam Abdul Karim Al Rafi’i adalah seorang imam yang sangat shalih dan tekun, bahkan juga memiliki banyak karamah (kemuliaan). Kemudian Imam Tajuddin Al Subki mengatakan bahwa Imam Abdul Karim Al Rafi’i adalah figur ulama multispesialis (memiliki keahlian yang beragam) dalam berbagai cabang ilmu syari’at, seperti fikih, hadits, tafsir, dan ushul fikih. Imam Abdul Karim Al Rafi’i dipandang oleh Imam Tajuddin al Subki sebagai ulama yang menegakkan kembali tiang-tiang fikih di zamanya, di saat tiang tiang fikih nyaris hampir roboh diterpa oleh kebodohan.
Pujian ini menunjukkan betapa besarnya kontribusi Imam Abdul Karim Al Rafi’i dalam menghidupkan dan menyemarakkan kembali tradisi keilmuan pada zamannya terutama dalam hal fikih dan ushul fikih madzhab al Syafi’i. Imam Abdul Karim Al Rafi’i telah banyak menghabiskan waktu di dalam kehidupannya untuk menyumbangkan keilmuan yang dimilikinya untuk umat Islam.
Oleh karena itu, kita do’akan agar Allah Swt menganugerahkan pahala yang banyak kepada Imam Abdul Karim Al Rafi’i atas semua jasa keilmuannya kepada umat Islam. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa