Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Ummu Salamah adalah salah satu dari istri Nabi Muhammad Saw. Adapun nama lengkap Ummu Salamah adalah Hindun Binti Abu Umayyah Bin Mughirah Bin Abdullah Bin Umar Bin Makhzum Bin Yaqzhah Bin Murrah al Makhzumiyyah. Ummu Salamah merupakan anak paman Khalid Bin Walid yang di kalangan Bani Makhzum populer dengan panggilan Zad al Rakib karena kepribadiannya yang sangat baik dalam membantu setiap kabilah yang lewat di perkampungan mereka, dan juga karena penampilannya yang berbudi bahasa serta bersahaja. Adapun ibu Ummu Salamah bernama Atikah Binti Amir Bin Rabi’ah dari Bani Firas Bin Ghanam.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Sebelum menikah dengan Nabi Saw, Ummi Salamah telah lebih dahulu menikah dengan Abdullah Bin Abdul Asad saudara sepersusuan Nabi Saw yang gugur syahid beberapa bulan setelah perang Uhud, karena luka lukanya yang parah. Hasil pernikahan Ummu Salamah dengan Abdullah Bin Abdul Asad dikaruniai empat orang anak, dua anak laki-laki dan dua anak perempuan, yaitu Salamah Bin Abdullah, Umar Bin Abdullah, Zainab Bin Abdullah, dan Durrah Binti Abdullah.
Di sisi lain, Ummu Salamah termasuk salah satu dari 14 pejuang perang Uhud mewakili kalangan kaum perempuan Muslim. Bahkan, sejarah Islam mencatat para pejuang perempuan Muslim dalam perang Uhud adalah Ummu Salamah, Aisyah Binti Abu Bakar, Shafiyyah Binti Abdul Muthalib, Asma Binti Abu Bakar, Fatimah Al Zahrah Binti Muhammad Saw, Nusaibah Binti Ka’ab Al Anshariyyah, Khaulah Binti Azwar Al Sulaimiyyah, Suhailah Binti Milhan Al Anshariyyah, Atikah Binti Abdul Muthalib, Arwa Binti Abdul Muthalib, Umamah Binti Abdul Muthalib, Zainab Binti Muhammad Saw, Ummu Hakim Binti Abdul Muthalib, dan Rumaisah Binti Milhan Al Najjariyyah.
Setelah suaminya Abdullah Bin Abdul Asad syahid, maka Ummu Salamah menikah dengan Nabi Saw pada bulan Syawal tahun ke-4 Hijriah, tepat di saat Ummu Salamah berusia 29 tahun. Ummu Salamah adalah istri Nabi Saw yang keenam dan yang terakhir wafat. Ummu Salamah wafat di Madinah dan dimakamkan di pekuburan Baqi’ al Gharqad, tidak jauh dari masjid Nabawi dalam usia 90 tahun setelah terjadinya tragedi Karbala pada bulan Dzulqa’dah tahun ke-61 Hijriah.
Menurut imam Ibnu Hajar al Asqalani di dalam kitab al Ishabah menyebutkan bahwa Ummu Salamah memiliki kecerdasan yang istimewa dalam penguasaan fikih dan Ummu Salah meriwayatkan 378 hadist dari Rasulullah Saw. Menurut imam Ibnu Hajar al Asqalani bahwa Ummu Salamah banyak memberikan gagasan besar di dalam peristiwa Fathul Makkah dan keislaman Abu Sofyan serta perjanjian Hudaibiyyah. Di antara murid-murid Ummu Salamah yang menerima hadist dan belajar fikih kepadanya adalah Said Bin al Musayyib, Mujahid, al Sya’bi, dan Nafi’ maula Ibnu Umar.
Di antara hadist-hadist Nabi Saw yang periwayatannya melalui jalur sanad Ummu Salamah adalah hadist riwayat imam Muslim berikut ini : عن ام سلمة رضي الله عنها زوج النبي ص قالت سمعت رسول الله ص يقول ما من عبد تصيبه مصيبة فيقول انا لله و انا اليه راجعون اللهم اجرني في مصيبتي و اخلف لي خيرا منها الا اجره الله في مصيبته و اخلف له خيرا منها قالت فلما توفي ابو سلمة قلت كما امرني رسول الله ص فاخلف الله لي خيرا منه رسول الله ص.
Artinya, dari Ummu Salamah, istri Nabi Saw semoga Allah meridhainya, Ia berkata aku telah mendengar bahwa Rasulullah Saw bersabda, Tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa suatu mushibah lalu ia mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raaji’un, Allahuma’jurnii Fi Mushibati Wa Khlif Lii Khairan Minha (Segala sesuatu itu milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah ganjaran terhadap mushibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik), melainkan Allah akan memberinya pahala dalam mushibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.
Kemudian Ummu Salamah mengatakan, ketika suamiku Abu Salamah wafat, akupun mengucapkan do’a sebagaimana yang Rasulullah Saw ajarkan kepadaku. Maka Allah Swt pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dahulu, yaitu Rasulullah Saw (H.R.imam Muslim, Nomor Hadist, 1526).
Hadist lain dari jalur sanad Ummu Salamah diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagai berikut : حدثنا وكيع حدثنا سفيان عن ابي اسحاق عن ابي سلمة بن عبد الرحمن عن ام سلمة قالت كان احب العمل الى رسول الله ص ما دام عليه و ان قل.
Artinya, telah menceritakan kepada kami Waki’ telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Abu Salamah Bin Abdurrahman dari Ummu Salamah ia berkata, Perbuatan yang paling dicintai oleh Rasulullah Saw adalah yang terus menerus sekalipun hal itu sedikit atau kecil (Lihat Musnad imam Ahmad Ibnu Hanbal, Nomor Hadist, 25.493).
Di samping itu, imam Ahmad Ibnu Hanbal juga meriwayatkan hadist berikut ini dari jalur sanad Ummu Salamah: حدثنا وكيع حدثنا يزيد بن عبد الله مولى الصهباء عن شهر بن حوشب عن ام سلمة عن النبي ص ولا يعصينك في معروف قال النوح.
Artinya, telah menceritakan kepada kami Waki’ telah menceritakan kepada kami Yazid Bin Abdullah mantan budak Al Shahbaa’ dari Syahr Bin Hausyab dari Ummu Salamah dari Nabi Saw beliau bersabda, Janganlah kamu bermaksiat dalam kebaikan, yaitu meratap (Lihat kitab Musnad imam Ahmad Bin Hanbal, Nomor Hadits, 25.495).
Ummu Salamah juga meriwayatkan hadist tentang hukum suami istri yang berciuman dalam keadaan berpuasa tidak membatalkan ibadah puasanya : حدثنا وكيع عن طلحة بن يحي عن عبد الله بن فروج عن ام سلمة قالت كان رسول الله ص يقبلني و هو صاءم و انا صاءمة.
Artinya, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Thalhah Bin Yahya dari Abdullah Bin Farruj dari Ummu Salamah ia berkata, Rasulullah Saw pernah menciumku ketika beliau sedang berpuasa dan aku pun sedang berpuasa (Lihat kitab Musnad imam Ahmad Ibnu Hanbal, Nomor Hadits, 25.494). Ummu Salamah salah satu dari Ummul Mu’minin yang telah berperan serta secara langsung dalam memperjuangkan Islam bersama Rasulullah Saw dan juga mengajarkan fikih serta hadits hadits Nabi Saw kepada para sahabat dan tabi’in.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam sudah selayaknya kita mengenang sejarah Ummu Salamah Radhiallahu ‘Anha dan mengambil banyak ilmu serta hikmah dari padanya. Wallahua’lam.
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
