Oleh Prof Dr Faisar A. Arfa, MA
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka Bumi dan Kami adakan bagimu di muka Bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur (QS. Al A’raf: 10)
Al-Qur’an, mengingatkan kepada semua manusia mengenai nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka, yaitu Allah telah menjadikan Bumi sebagai tempat tinggal mereka, dan telah menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai, serta menjadikan padanya tempat-tempat tinggal dan rumah-rumah buat mereka. Allah SWT memperbolehkan mereka untuk memanfaatkannya, dan menundukkan awan buat mereka untuk mengeluarkan rezeki mereka dari Bumi. Allah telah menjadikan bagi mereka di Bumi itu penghidupan mereka, yakni mata pencaharian serta berbagai sarananya sehingga mereka dapat berniaga padanya dan dapat membuat berbagai macam sarana untuk penghidupan mereka.
Seluruh ulama qiraat membaca ma’ayisy tanpa memakai hamzah. Karena lafaz ma’ayisy adalah bentuk jamak dari lafaz maisyah, diambil dari kata ‘asyayalsyu ‘aisyan. Lafaz maisyah bentuk asalnya adalah mayisyah, karena harakat kasrah pada ya dinilai berat, maka kasrah dipindahkan ke lain sehingga jadilah ma’isyah. Tetapi setelah dijamakkan, maka harakat-nya kembali lagi kepada ya, mengingat sudah tidak ada lagi hambatan bacaan berat; maka dikatakanlah ma’ayisy, wazan-nya ialah mafa’il, karena huruf ya merupakan huruf asal pada lafaz. Lain halnya dengan lafaz madain, sahajf’ dan basair yang merupakan bentuk jamak dari madinah, sahlfah, dan basirah; juga bentuk jamak dari mudun, suhuf, dan absur, karena sesungguhnya huruf ya pada lafaz-lafaz tersebut merupakan huruf zaidah (tambahan). Karena itulah maka ia dijamakkan dengan memakai wazan fa’ail seraya di-hamzah-kan (memakai hamzah)
Ada juga mufassir yang menafsirkan Allah sungguh telah memberikan kekuasaan bagi manusia di muka Bumi. Karena itu menjadikan Bumi sebagai tempat tinggal bagi seluruuh manusia dan Allah menjadikan bagi mereka apa saja untuk dapat digunakan sebagai bekal hidup di dalamnya, berupa berbagai jenis makanan dan minuman.
Sesungguhnya Allah telah menempatkan manusia semuanya di muka Bumi dan menjadikan bagi mereka tempat di muka bumi dan menyiapkan untuk mereka tempat-tempat guna mencari penghidupan. Wahai anak Adam, sungguh Kami telah menciptakan bagi kalian tempat tinggal di Bumi, dan Kami sediakan bagi kalian di dalamnya berbagai sebab-sebab kehidupan berupa tempat tinggal, makanan, minuman dan pakaian.
Allah menjelaskan nikmatNya kepada hamba-hambaNYa berupa tempat tinggal dan kehidupan. ”dan sungguh kami telah menempatkan kamu sekalian di muka Bumi” yakni kami menyiapkannya untukmu di mana kamu bisa membangun bangunan-bangunan di atasnya, menanam tanaman dan mengambil manfaat-manfaat. ”Dan kami adakan bagimu di muka Bumi itu (sumber) penghidupan” dari hasil pohon-pohonan, tanaman, tambang bumi, dan berbagai macam kerajinan dan perniagaan. Sesungguhnya Dialah yang menyiapkan dan menundukkan sebab-sebabnya. ”amat sedikitlah kamu bersyukur” kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat-nikmat kepadamu dan menolak berbagai kesulitan darimu. Kamu dapat membangun bangunan di atasnya, menggarap tanahnya dan memanfaatkannya dengan berbagai macam pemanfaatan.Yakni sebab-sebab yang menjadikan kamu dapat hidup di Dunia, seperti air, udara, tumbuhan, hewan, dan berbagai sumber daya alam.
Setelah itu, pada ayat ini Allah menjelaskan tentang anugerah-Nya kepada manusia. Dan sungguh, kami telah menempatkan kamu di Bumi menjadi pemilik dan pengelolanya, dan di sana kami sediakan sumber penghidupan untukmu seperti tempat untuk kamu menetap, sumbersumber makanan dan minuman, dan sarana kehidupan lainnya. Akan tetapi, sedikit sekali kamu bersyukur atas semua kenikmatan itu dengan mengerahkan semua energi yang didapat dari semua nikmat itu untuk beribadah kepada Allah. Bahkan, kamu banyak mengingkarinya dengan menyembah selain Allah, serta berbuat kemaksiatan dan kerusakan di Bumi. Dan sungguh, kami telah menciptakan kamu dari ketiadaan, yaitu nabi adam dari tanah liat yang menjadi asal kejadian manusia di Dunia, dengan mengukur dan memperkirakan semua bagian dengan tepat. Kemudian kami membentuk tubuh-Mu dengan sebaik-baik bentuk sesuai dengan kehendak kami, seperti tinggi-pendek dan bentuk masing-masing anggota tubuh. Kemudian kami berfirman kepada para malaikat, bersujudlah kamu kepada adam sebagai bentuk penghormatan kepadanya karena kemampuannya menyebutkan nama-nama benda yang tidak mampu sebutkan, sehingga ia berhak menjadi khalifah di Dunia. Maka mereka, para malaikat, pun sujud sebagai penghormatan, bukan sujud ibadah, kecuali iblis, satuan dari jin yang terbuat dari api. Ia, iblis, tidak termasuk mereka yang bersujud.
Pada ayat ini Al-Qur’an menjelaskan sebagian dari sekian banyak nikmat yang telah dianugerahkan kepada hamba-hambaNya yaitu bahwa Dia telah menyediakan Bumi ini untuk manusia tinggal dan berdiam di atasnya, bebas berusaha dalam batas-batas yang telah digariskan, diberi perlengkapan kehidupan. Kemudian disempurnakan-Nya dengan bermacam-macam perlengkapan lain agar mereka dapat hidup di Bumi dengan senang dan tenang, seperti tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam macamnya, binatang-binatang, baik yang boleh dimakan maupun yang tidak, burung baik di udara atupun di darat, ikan baik di laut, di danau maupun di tempat-tempat pemeliharan ikan lainnya, air tawar untuk diminum, digunakan mencuci pakaian dan keperluan lainnya, minuman dan makanan yang bermacam rasa dan aromanya untuk memenuhi selera masing-masing. Bahkan semua yang ada di Bumi ini adalah diperuntukkan bagi manusia.
Untuk memenuhi keperluan hidup manusia perlu melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat lain dan tidak akan bisa terus menetap di satu tempat, tetapi ia berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk itu disediakan bagi mereka alat pengangkutan dan perhubungan yang bermacam-macam seperti kuda, keledai dan lainya yang berkembang dan maju sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dipergunakan mereka seperti mobil dengan segala macam bentuk dan keindahannya, kapal terbang, kapal laut, dan kapal selam, kereta api dan lain sebagainya yang tak terhitung banyaknya. Tidak seorang pun manusia yang dapat memberi angka pasti tentang banyaknya nikmat itu sekalipun dengan ilmu komputer.
Semua nikmat tersebut di atas adalah untuk memenuhi keperluan hidup jasmani baik secara perorangan maupun secara berkelompok yang akan dijadikan batu loncatan untuk memenuhi dan menjaga kesejahteraan hidup rohani guna kesucian diri dan mempersiapkan diri untuk hidup kekal di akhirat nanti serta memperoleh nikmat dan kebahagian abadi yang tak berkesudahan. Atas semua karunia dan nikmat yang tak terhitung banyaknya itu maka wajiblah manusia bersyukur, mensyukuri penciptanya, yaitu Allah SWT, dan janganlah sekali-kali dia mengingkarinya. Alangkah sedikitnya manusia yang dapat menyadari dan menginsyafi hal tersebut. Pada umumnya manusia menganggap bahwa yang dicapai dan diperolehnya itu adalah hasil dari kecerdasan otaknya, kesungguhan usahanya, bukan dari Allah dan sedikit dari mereka yang bersyukur.
Bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah wasysyukru lillah, dibarengi dengan amal perbuatan. Yakni dengan cara mendayagunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang diiainkan dan diridai Allah, bermanfaat bagi sesama manusia serta menaati segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.