MEDAN (Waspada): Baru dua hari menjabat, Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Untuk Keadilan (AMUK) Sumatera Utara mendesak Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan untuk mengusut kasus dugaan pelecehan dan kekerasan terhadap seorang wanita berinisial Ca yang diduga dilakukan oleh pria berinisial MP.
“Kami meminta dan mendesak Kapolrestabes Medan untuk mengusut tuntas atas dugaan pelecehan dan kekerasan terhadap korban berinisial Ca. Kami juga meminta Kapolrestabes Medan memanggil terduga pelaku pelecehan dan kekerasan tersebut,” ujar seorang pengunjuk rasa menyampaikan orasinya di depan pintu masuk markas Polrestabes Medan Jl. H Mohammad Said Kelurahan Sidorame Barat I Kecamatan Medan Perjuangan, Kamis (10/10) sekira pukul 15:00.
Dalam tuntutan lainnya, pengunjuk rasa tersebut juga mendukung sepenuhnya Kapolrestabes Medan untuk mengungkap kasus dugaan pelecehan dan kekerasan tersebut secara transparan.
Usai mendapat jawaban dari perwakilan Polrestabes Medab terkait pemeriksaan kasus tersebut sekelompok mahasiswa tersebut membubarkan diri secara tertib.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang anggota Dewan diduga menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oknum calon bupati Kabupaten Tapanuli Tengah berinisial MP. Peristiwa itu terjadi di Bolang Durian Jl. Iskandar Muda, Kelurahan Babura, Medan Baru, Minggu (6/10) sekira pukul 23.00 Wib.
Saat itu, korban bersama rekannya duduk sembari menikmati Durian di sana. Secara kebetulan MP dan rombongan juga tiba di lokasi. Tiba-tiba saja, terduga MP diduga melakukan pelecehan dan kekerasan dengan cara menarik baju korban hingga kancing bajunya terlepas. Akibatnya korban trauma dan dilarikan ke rumah sakit terdekat di Medan.
Korban pun langsung membuat laporan ke Polrestabes Medan.(m27)
Waspada/Andi Aria Tirtayasa
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Untuk Keadilan (AMUK) Sumatera Utara saat melakukan aksi demo di depan Mako Polrestabes Medan, Kamis (10/10)