SUBULUSSALAM (Waspada): Anggota Forum Kerukunan (ralat: berita terdahulu tertulis komunisasi) Umat Beragama (FKUB), dr. Syahyuril ingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan antarsesama, meski dalam Pilkada beda pilihan.
Sementara Ketua (ralat: berita terdahulu tertulis Kepala) Kejaksaan Negeri (Kajari), Supardi, SH minta semua pihak tidak terjebak dalam praktik politik uang dalam memilih kontestan Pilkada, karena efeknya berakibat panjang, minimal selama lima tahun.
Pesan itu disampaikan dr. Syahyuril dan Supardi, SH selaku narasumber Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Pencegahan Berita Hoak Pilkada yang digelar Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Subulussalam di Hotel Hermes One, Sabtu (16/11).

ANGGOTA FKUB Kota Subulussalam, dr. H. Syahyuril. Waspada/Khairul Boangmanalu
Ditegaskan Syahyuril, dalam memilih harus ada alasan jelas dan rasional, bandingkan kelebihan, kekurangan kandidat. Namun soal memberi dan menerima uang yang tidak dibenarkan, menurut dia, ada empat kiat dalam menghadapinya, yakni terima uang dan pilih (praktek sogok menyogok), terima tidak pilih, tidak terima dan tidak pilih serta tidak terima tetapi pilih.
Selain Syahyuril dan Supardi, dua narasumber lain, Kasat Intelkam Polres, Iptu Zulmahrita, SE, M.Si dan Ketua PWI Khalidin Umar Barat. Lalu moderator, Ketua Divisi SDM, Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KIP, Malim Sabar Pardosi.
Muncul pertanyaan, kritik dan usulan kepada KIP di sana antara lain, peserta seharusnya khusus wartawan karena menyoal berita. Lalu Panwaslih, terlebih para Tim Sukses Paslon mestinya ikut menjadi peserta sosialisasi karena oknun tim disinyalir memposting di media sosial pemicu konflik.
Ketua KIP Asmiadi, SKM, MM buka dan tutup sosialisasi yang diikuti Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hafas, insan pers, LSM dan mahasiswa. (b17)
ANGGOTA FKUB Kota Subulussalam, dr. H. Syahyuril. Waspada/Khairul Boangmanalu