MEDAN, ( Waspada); Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan transfusi darah, sebuah pertemuan penting diadakan di Medan, yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI), dan UDD rumah sakit.
Pertemuan bertemakan ‘Small Changes in Blood Establishment for Big Improvements in Transfusion Quality’ ini bertujuan untuk menyatukan persepsi dan meningkatkan koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam pengolahan darah.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Medan, Dr. Harry Butar-Butar menyatakan, tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk memastikan semua dokter dan staf yang terlibat dalam pengolahan darah memiliki pemahaman dan cara kerja yang sama.
“Kami ingin semua pihak memiliki persepsi yang sama dan menggunakan metode yang standar untuk menghasilkan darah yang layak digunakan,” ujarnya.
Selama ini, terdapat perbedaan persepsi dan standar dalam pengolahan darah di beberapa tempat, termasuk di Medan. Sebelum ini, sistem pengolahan dan distribusi darah tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
“Jujur saja kita bukan membanggakan ketua kita, tapi Pak Ijeck itu setelah beliau memegang PMI Kota Medan, target dia itu menghapus mafia darah. Karena dulu, sebelum Pak Ijeck memegang organisasi PMI ini, sehingga amsayarakat tidak mendapatkan darah yang sehat,” tegasnya.
Langkah pertama yang diambil adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kami memberikan kesempatan kepada seluruh staf untuk meningkatkan pengetahuan mereka melalui pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan secara berkala oleh PMI Pusat,” jelas Dr. Harry.
Selain itu, UDD PMI Kota Medan juga dilengkapi dengan mesin-mesin pengolah darah yang terlengkap dan sesuai dengan standar nasional, memastikan darah yang dihasilkan berkualitas tinggi.
“Untuk memastikan kualitas darah, UDD PMI Medan telah mengimplementasikan berbagai langkah standar. Darah yang masuk harus melalui serangkaian pemeriksaan, termasuk untuk penyakit menular seperti Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis, dan HIV. Setelah terbebas dari penyakit tersebut, darah akan dikonfirmasi golongannya dan melalui berbagai tahap pengolahan menggunakan mesin-mesin canggih,” terangnya.
“Seluruh staf kami telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan standar nasional,” ujar Dr. Harry.
Selain itu, proses pengelolaan darah di UDD PMI Medan telah diakreditasi, memastikan bahwa setiap tahapan pengolahan darah mengikuti standar yang ketat.
Salah satu pencapaian besar adalah penghapusan praktik mafia darah di Medan.
“Saat ini, saya berani menjamin bahwa darah yang dihasilkan oleh PMI Medan berkualitas tinggi dan sesuai dengan standar,” kata Dr. Harry.
Dengan adanya sistem yang transparan dan standar, masalah yang sebelumnya dihadapi dalam pengolahan dan distribusi darah telah berkurang signifikan.
Setelah melalui proses pengolahan, darah yang layak akan disimpan dalam fasilitas penyimpanan yang sesuai dengan standar. Darah ini kemudian siap didistribusikan kepada pasien yang membutuhkan. “Kami memiliki sistem yang memastikan darah yang disimpan selalu dalam kondisi terbaik dan siap digunakan kapan saja,” jelas Dr. Harry.
Selain pengolahan darah, UDD PMI Medan juga menyediakan layanan konseling bagi pendonor. Jika ditemukan adanya masalah kesehatan pada darah pendonor, UDD PMI menyediakan konsultan dokter untuk memberikan penjelasan dan saran lebih lanjut.
“Kami selalu berusaha menyampaikan informasi dengan cara yang santun dan tidak membuat pendonor merasa tertekan,” tambah Dr. Hari.
Dr. Harry Butar-Butar menutup dengan harapan agar pertemuan ilmiah tahunan ini terus berlanjut dan menjadi sarana untuk berbagi informasi dan meningkatkan kualitas pengolahan darah di Medan.
“Kami berharap melalui peningkatan pengetahuan dan teknologi, kualitas layanan transfusi darah di Medan dapat terus meningkat, memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Dokter Transfusi Darah Indonesia (PDTDI), Dr. Ni Ken Ritchie, M.Biomed menjelaskan, Pemerintah Kota Medan sangat ingin menciptakan kolaborasi yang kuat antara PMI dan UDD rumah sakit.
“Kolaborasi ini akan memungkinkan integrasi sistem informasi, sehingga stok darah yang tersedia di PMI dapat disalurkan dengan efisien ke rumah sakit yang membutuhkan. Dukungan dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini,” ujarnya.
Palang Merah Indonesia akan melibatkan berbagai tenaga medis dan profesional dalam kegiatan ini, termasuk dokter umum, dokter spesialis, teknisi pelayanan darah, analis, dan perawat. Mereka semua akan bersama-sama mengikuti pembaruan tentang teknologi terbaru di bidang kedokteran transfuse untuk meningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah.
Acara pembaruan teknologi ini dibuka oleh Pj Gubernur yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat, Bapak Ir.Suherman,M.Si dan Bapak DR.Musa Rajekshah,S.Sos,M.Hum selaku tokoh masyarakat berpengaruh sekaligus Ketua PMI Kota Medan.
“Yang urgent, kita tadi melihat bahwa memang perlu ada peningkatan layanan transfusi darah, peningkatan koordinasi, kolaborasi, integrasi antara UDD PMI dan UDD rumah sakit di PMI Medan,” terangnya.
Saat ini, di beberapa UDD PMI kota/Kab di Sumatera Utara sedang berusaha meningkatkan metode pengujian darah. Dari yang sebelumnya menggunakan metode Rapid Test, kini ditingkatkan menjadi metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dan bahkan metode berbasis molekular seperti CHLIA atau pun NAT.seperti di UDD PMI Kota Medan yang akan meningkatkan pengujian darahnya d ngan Metode NAT.Dengan demikian, darah yang diolah akan memiliki kualitas yang lebih baik dan aman untuk pasien.
“Harapannya, melalui penambahan pengetahuan dan pengenalan teknologi baru kepada teman-teman di Pulau Sumatera, khususnya di Kota Medan, mutu pelayanan transfusi darah akan meningkat. Ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kualitas darah yang disalurkan ke pasien, sehingga membawa perubahan positif dalam pelayanan kesehatan di daerah ini,” harapnya.(cbudi)