MEDAN (Waspada): Siswa-siswi SMA Harapan 3 Delitua, Kabupaten Deliserdang mengolah sampah plastik menjadi Ecobrick untuk membuat meja, kursi dan lain sebagainya.
Kepala SMA Harapan 3 H. Suryahadi Marwan, M.Pd mengatakan, para siswa di bawah arahan guru pembimbing Mariana Widya, S.Pd membuat program edukasi yang tidak hanya mengajarkan cara pembuatan ecobrick, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah plastik secara berkelanjutan.
“Ecobrick adalah salah satu kegiatan yang mengubah sampah plastik menjadi bahan yang berharga. Secara sederhana, ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi padat dengan berbagai jenis limbah plastik hingga mencapai tingkat kepadatan tertentu,” kata Marwan.
Siswa SMA Harapan 3 Medan diajarkan bagaimana mengolah limbah plastik yang banyak bertebaran dimana untuk diolah menjadi ecobrick yang selanjutnya di rakit menjadi bahan untuk membuat berbagai macam produk seperti membuat meja, kursi, rak buku dan sebagainya.
Suryahadi Marwan dalam kegiatan tersebut langsung memberikan arahan dan motivasi kepada siswa – siswi SMA Harapan 3 tentang pentingnya menjaga lingkungan salah satunya mengolah limbah sampah plastik dengan baik. Selain memiliki nilai jual, pembuatan ecobrick dapat mengurangi limbah plastik yang pada dasarnya tidak dapat diuraikan seperti yang sudah menjadi tujuan dari pembuatan ecobrick itu sendiri.
“Dengan diadakannya kegiatan pembuatan ecobrick ini, diharapkan siswa SMA Harapan 3 yang telah dibimbing dalam pembuatan ecobrick ini dapat menjadi penggerak untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi bernilai seni tinggi serta mampu menjadi pioneer dalam mengurangi penggunaan plastik di lingkungannya,” harapnya.
Guru pembimbing Mariana Widya, S.Pd menjelaskan disini siswa diajarkan cara membuatan dan merakit ecobrick menjadi meja, kursi dan lain sebagainya dengan menggunakan bahan sampah plastik yang diolah menjadi ecobrick.
Siswa mengumpulkan botol plastik bekas dan sampah kemasan plastik bekas dari rumah ataupun lingkungan sekolah. Kemudian sampah plastik di cuci bersih dan di keringkan sampai benar-benar kering. Setelah di gunting kecil-kecil.
Kemudian kemasan plastik yang telah di potong kecil-kecil, dimasukan ke dalam botol sambil di padatkan dengan tongkat kayu hingga padat dan tidak berongga kemudian botol ditutup dan ditimbang dengan berat minimal 200gr dan maksimal 300gr.
Selanjutnya sampah plastik yang telah dirakit menjadi Ecobrick baru dirakit menjadi meja, kursi, dan lain sebagainya. Dalam proses perakitan botol harus sejajar dan sama tinggi, agar hasil tidak miring dan sama rata saat di rakit. Susun Ecobrick berbentuk triangle milatein module, hexagon milatein module, dieleman Lego module atau sesuai dengan bentuk yang akan dirakit. Kemudian drekatkan dengan lem, dan lakban sampai merekat sempurna dan tidak bergeser satu sama lain. Kaitkan satu sama lain untuk menjadi meja dan kursi.
“Dengan ecobrick, sampah plastik yang biasanya hanya menjadi beban lingkungan, kini bisa diubah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, seperti kursi, meja, hingga struktur bangunan sederhana,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan proses pembuatan ecobrick tidak memerlukan peralatan atau keterampilan khusus, sehingga sangat mudah diterapkan oleh siapa saja.
Alat yang dibutuhkan hanyalah botol plastik bekas, sampah plastik bersih yang telah digunting kecil-kecil, dan kayu penekan untuk memadatkan sampah dalam botol.(h02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.