BudayaNusantara

Anugerah FFI 2025: Ringgo dan Sheila Pemeran Terbaik, Pengabdian Seumur Hidup: El Manik, Franki Raden dan Hendrick Gozali

Anugerah FFI 2025: Ringgo dan Sheila Pemeran Terbaik, Pengabdian Seumur Hidup: El Manik, Franki Raden dan Hendrick Gozali
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menghadiri Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (20/11). Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id) : Kementerian Kebudayaan RI bersama Komite Festival Film Indonesia (FFI) periode 2024-2026 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi menyelenggarakan Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025 mengangkat tema “Puspawarna Sinema Indonesia”, FFI 2025 menekankan spirit keragaman warna, identitas, serta sudut pandang kreatif yang membentuk wajah perfilman
nasional, dan merefleksikan keberagaman genre, gaya bertutur, dan ragam pendekatan artistik dalam sinema Indonesia, pada proses penjurian dari karya-karya yang didaftarkan.

“Satu hal yang patut dirayakan malam ini adalah semakin kayanya
keberagaman genre dalam dunia perfilman kita, yang tidak hanya didominasi genre tertentu, namun semakin luas spektrum yang dihasilkan baik drama sosial, film dengan narasi lokal yang kuat, kepahlawanan dan sejarah, fiksi ilmiah, hingga film dokumenter,” kata Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (20/11).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Perayaan malam anugerah ini merupakan ajang pengumuman penghargaan tertinggi bagi para insan perfilman tanah air, setelah sebelumnya
melewati proses penjurian resmi mulai 9 September 2025 lalu.

“Ke depan, saya berharap semakin banyak film Indonesia yang mengangkat narasi kepahlawanan dan sejarah bangsa. Karya-karya yang memperkuat identitas nasional,
menumbuhkan kebanggaan, serta mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi muda,” ujarnya.

Menbud turut menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Kebudayaan berkomitmen memastikan bahwa warisan budaya Indonesia tidak
hanya terjaga, tetapi juga dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat jati diri bangsa, mempererat persatuan nasional, dan memberikan kontribusi bagi peradaban dunia.

Selanjutnya Menteri Fadli Zon, turut menyampaikan capaian-capaian yang membanggakan dunia perfilman tanah air, bioskop Indonesia mencatat hingga November 2025 lebih dari 75 juta
penonton yang menikmati film Indonesia. Serta menurutnya yang lebih membanggakan, yakni film-film Indonesia berhasil menguasai sekitar 70% pangsa pasar box office nasional.

“Berbagai capaian malam ini merupakan wujud semangat kolektif, keberagaman bangsa, dan
kekayaan narasi yang menjadi denyut nadi kebudayaan kita. Mari kita jadikan malam ini momentum untuk memperkuat komitmen bersama memajukan perfilman Indonesia.

Dengan kerja keras, kolaborasi, dan semangat yang tak pernah padam, sinema Indonesia akan terus
menjadi kekuatan yang menyatukan, menginspirasi, dan mengangkat martabat bangsa,” kata Menbud.

Anugerah FFI telah mengukuhkan posisi FFI sebagai standar penilaian perfilman nasional yang kredibel, transparan, dan profesional. Proses penjurian telah melibatkan 80 anggota Akademi Citra, 13 asosiasi profesi perfilman, serta Dewan Juri Akhir.

Proses penjurian berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu: seleksi awal, rekomendasi akademi citra, penetapan nominasi oleh asosiasi, dan penjurian akhir oleh dewan juri. Pada sejumlah
tahap, metode evaluasi mengkombinasikan penilaian berbasis skor atau voting dengan diskusi
kualitatif. Penyelenggaraan Malam Anugerah FFI 2025 terasa istimewa karena menandai perayaan usia ke-70 tahun FFI sebagai cerminan kemajuan teknis dan keberagaman sinema
nasional.

Peraih Penghargaan Festival Film Indonesia 2025:
● Film Animasi Pendek Terbaik: So I Pray, karya sutradara Amy Rahmadhita dan produser Re: Anima dan Amy Rahmadhita.
● Film Animasi Panjang Terbaik: Jumbo, karya sutradara Ryan Adriandhy dan produser Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari.
● Film Cerita Pendek Terbaik: Sammi, Who Can Detach His Body Parts karya sutradara Rein Maychaelson dan produser Ihsan Ibrahim dan Astrid Saerong.
● Penata Busana Terbaik: Victoria Esti Wahyuni, untuk film The Shadow Strays.
● Penata Rias Terbaik: Novie Ariyanti, untuk film Pengepungan Di Bukit Duri.
● Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik: Christine Hakim, untuk film Pangku.
● Pemeran Pendukung Pria Terbaik: Omara Esteghlal, untuk film Pengepungan Di Bukit Duri.
● Penata Efek Visual Terbaik: Abby Eldipie, Kalvin Irawan, Qanary Studio, LMN Studio, GAJAFX, dan NO3G Visual Effects untuk film Pengepungan Di Bukit Duri.
● Penyunting Gambar Terbaik: Hendra Adhi Susanto, untuk film Sore: Istri Dari Masa Depan.
● Pengarah Artistik Terbaik: Eros Eflin, untuk film Pangku.
● Pengarah Sinematografi Terbaik: Ical Tanjung, I.C.S. untuk film Pengepungan Di Bukit Duri.
● Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film: El Manik
● Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film: Franki Raden
● Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film: Hendrick Gozali
● Penghargaan Mieke Widjaja Aktris Pilihan Penonton FFI 2025: Leya Princy, untuk film Rangga & Cinta.
● Penghargaan Rachmat Hidajat Aktor Pilihan Penonton FFI 2025: El Putra Sarira, untuk film Rangga & Cinta
● Penghargaan Tanete Pong Masak Karya Kritik Film Terbaik 2025: “Rambut Dalam ‘Nana’, Tempat Trauma dan Rahasia Digelung Bersama” karya Catra Wardhana.
● Penghargaan Nya’ Abbas Akup Film Pilihan Penonton FFI 2025: Rangga & Cinta, produksi Miles Films, produser Mira Lesmana, Nicholas Saputra, Toto Prasetyanto.
● Piala Antemas Film Terlaris 2025: Jumbo, produksi Visinema Studios dan produser Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari.
● Penulis Skenario Asli Terbaik: Reza Rahadian dan Felix K. Nesi untuk film Pangku.
● Penulis Skenario Adaptasi: Widya Arifianti dan Sabrina Rochelle Kalangie untuk film Home Sweet Loan.
● Film Dokumenter Pendek: SIE karya sutradara Yosef Levi dan produser Elsyn Puka.
● Penghargaan Khusus Festival Film Indonesia 2025 Pilihan Dewan Juri Akhir Film Dokumenter: Satu Langkah Lagi karya sutradara Alif Fauzan dan Wahyu Juliansyah dan produser Lala Jasin dan Alif Fauzan.
● Film Dokumenter Panjang Terbaik: Tambang Emas Ra Ritek karya sutradara Alvina N. A. dan produser Wahyu A.O
● Penata Musik Terbaik: Aghi Narottama untuk film Pengepungan Di Bukit Duri.
● Pencipta Lagu Tema Terbaik: Gerald Situmorang, Iga Massardi dan Asteriska untuk lagu Terbuang Dalam Waktu dari film Sore: Istri Dari Masa Depan.
● Penata Suara Terbaik: Ridho Fachri dan Indrasetno Vyatrantra untuk film Home Sweet Loan.
● Pemeran Utama Pria Terbaik: Ringgo Agus Rahman, untuk film Panggil Aku Ayah.
● Pemeran Utama Perempuan Terbaik: Sheila Dara Aisha, untuk film Sore: Istri Dari Masa Depan.
● Sutradara Terbaik: Andy Laurens untuk film Sore: Istri Dari Masa Depan.
● Film Cerita Panjang Terbaik: Pangku, karya sutradara Reza Rahadian dan produser Arya Ibrahim dan Gita Fara. (id87)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE