Sebagai ibukota negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Beijing tidak hanya sebagai pusat politik dan ekonomi di negara tirai bambu ini. Tapi budaya dan sejarah yang ada di Kota Beijing ini terus dilestarikan bahkan diminati masyarakatnya.

Terbukti saat Waspada bersama media lainnya diundang oleh Konsulat Jenderal RRT di Medan, mengunjungi dua tempat sejarah Dinasti Ming dan Qing di Tiongkok yakni Forbidden City (Kota Terlarang) atau istana kekaisaran dan Temple of Heaven, di Kota Beijing, Sabtu (26/7/2025), terlihat banyaknya jumlah pengunjung baik dari warga lokal dan wisatawan dari berbagai negara. Bahkan saat hari libur pengunjung bisa mencapai lebih 10 ribu orang.

Musim panas yang saat ini terjadi di Beijing, tidak menjadi halangan bagi Waspada serta pengunjung lainnya berlalu lalang berjalan menuju Forbidden City.

Tak sedikit dari mereka khususnya yang perempuan memakai pakaian adat Tiongkok yang disewa tak jauh dari pintu masuk Forbidden City. Di dekat pintu masuk ini banyak sekali salon dan beberapa kios yang menyewakan baju adat negara Tiongkok ke wisatawan yang mau berfoto di tempat bekas peninggalan Dinasti Ming dan Qing tersebut.

Forbidden City merupakan istana yang begitu luas. Bahkan merupakan istana terbesar di dunia yang luasnya mencapai 720.000 meter persegi. Tempat ini merupakan rumah bagi kaisar dan merupakan pusat politik dan pemerintahan dinasti Ming dan Qing kala itu. Bangunannya dibangun pada tahun 1406-1420. Lebih kurang selama 500 tahun sebelum akhirnya tempat ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata di Beijing.
“Tempat ini dibuka untuk umum mulai 1925. Dulu tempat ini kawasan terlarang. Tidak boleh orang umum masuk,” ujar William Huang, seorang tourguide di Tiongkok.
Di depan Forbidden City, ia menjelaskan bahwa ada beberapa pintu masuk di dalam istana tersebut. Pintu yang berada di tengah merupakan pintu masuknya sang kaisar. Sementara pintu di sebelah kanannya pintu masuk kalangan bangsawan, di sebelah kiri pintu masuk para pejabat pemerintahan di kala itu. Sementara di pintu lain adalah para pegawai pemerintahan.
Istana kaisar ini juga memiliki 9.999 kamar. Bagi kaisar, angka sembilan itu merupakan angka yang istimewa. Itu karenanya angka sembilan sering terlihat di lokasi. Di bagian pintu juga terlihat angka sembilan. Kemudian ada sembilan zona di istana. Mulai dari ruang tunggu hinga ruang permaisuri dan ruang perpustakaan dan ruang makan.
Sebelum memasuki istana, pengunjung akan melewati lapangan atau alun-alun terbesar di dunia yang bernama Tian An Men. Di setiap bangunan, tangga untuk raja terbuat dari giok putih.
Sebagai kawasan terlarang, dulu banyak sekali rakyat Tiongkok yang penasaran dengan istana tersebut. Untuk masuk menjadi bagian istana, Kaisar membuka kesempatan lima tahap ujian untuk rakyat-rakyat biasa di Tiongkok bekerja di pemerintahan dinasti Ming dan Qing.
“Jadi di sini tempat mereka ujian dan diangkat menjadi pegawai pemerintahan bagi mereka yang lulus dan mendapat nilai tertinggi,” kata William.

Bukan hanya ujian, bahkan kaisar juga beberapa kali menggelar kontes kecantikan di istana tersebut. Banyak dayang-dayang yang tinggal di istana kala itu. Jumlahnya mencapai lebih kurang 2.000 perempuan.

Sementara Temple of Heaven atau kuil surga, dibangun pada abad ke-15 selama Dinasti Ming. Kaisar-kaisar Dinasti Ming dan Qing menggunakannya untuk ritual pemujaan langit dan berdoa untuk panen yang baik dan kesejahteraan negara. Kuil ini, yang juga dikenal sebagai Tiantan, adalah situs warisan dunia UNESCO dan merupakan contoh penting arsitektur dan filosofi Tiongkok kuno.

Sama halnya dengan Kita Telarang, pemandangan di Temple of Heaven sangat menarik dan banyak spot foto yang memukau. Ada tiga bangunan inti yakni Qinian Dian (Aula Doa untuk Panen yang Baik), Qiongyu Dian, dan Huanqiu Tan (Altar Bundar). Diantara kuil-kuil itu terdapat pohon-pohon berusia ratusan tahun.
Dengan luas lahan sekitar 273 hektar ini, Kuil Surga dibangun pada tahun 1420 pada masa Dinasti Ming ini memiliki 92 bangunan dengan 600 ruangan dengan arsitektur kuno.

Perjalanan Waspada, menelusuri kompleks The Temple of Heaven berakhir sekitar pukul 16.30 waktu setempat dan ini menjadi pengalaman berharga bahwa pemerintah dan rakyat Tiongkok sangat menghargai sejarah kekaisaran kuno China sebagai salah satu peradaban besar bagi negara tirai bambu ini.
Yuni Naibaho