SIDIKALANG (Waspada.id): Sejumlah keturunan (Pinempar) Sortagiri, yang terdiri dari tiga bersaudara dan juga menjadi tiga marga dalam keturunan nenek moyang pada zaman dahulu kala, melakukan acara Ritual Persodipen di Banua Harhar, Sabtu (1/11). Tepatnya di Desa Kuta Jungak, Kecamatan Siempat Rube, Kab. Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Acara ritual itu cukup sakral dan berjalan dengan baik, dihadiri ratusan orang termasuk undangan.
Sortagiri adalah singkatan dari Sori Tandang, Sori Gigi, dan Punguten Sori, yaitu Marga Padang, Marga Berutu, dan Marga Solin. Dalam sejarah Pakpak di Suak Simsim, ketiga marga ini bersaudara.
Pada acara ritual persodipen tersebut, dipandu langsung oleh Sibaso, ahli spiritual Pakpak Marita Solin, dan didampingi Ketua Umum Sortagiri (Marga Padang) Ahmad Padang, Sekretaris Dewan Pembina DPP PB3I Zulkarnain Berutu, serta Wakil Ketua Sulang Silima Marga Solin Sedunia Rinto Solin.
Ketua Umum Sortagiri Ahmad Padang melalui rilis yang diterima Waspada.id, Senin (3/11), mengatakan, keberadaan lokasi Monumen Sakral Banua Harhar menurut sejarah adalah awal mula peradaban dan keturunan Etnis Pakpak. Selama ini nama Banua Harhar sangat dikenal di kalangan Pakpak, namun belum ada tanda bahwa Banua Harhar adalah awal peradaban Pakpak.
Sehingga oleh generasi Sortagiri beberapa tahun lalu, dilakukan penelusuran dan napak tilas, dan menemukan kembali di mana pijakan awal leluhur sehingga dibangunlah monumen Sortagiri.
“Hari ini kita saksikan, pertanda yang ada di hadapan kita adalah prakarsa generasi yang sadar akan keberadaan para leluhurnya,” ujarnya.
Selanjutnya, keturunan Sorigigi (Marga Berutu) diwakili Ketua Harian DPP Perpulungen Berutu Berru Bubrena Indonesia (PB3I) Drs. Losmar Berutu didampingi Ketua Pemuda PB3I Alisahbana Berutu, Sekretaris Pemuda Besri Anjuan Berutu, serta Aman Berutu menyampaikan, sejarah singkat keberadaan lokasi Monumen Sakral Banua Harhar ini adalah Tanah Ulayat Sortagiri (Padang, Berutu, dan Solin).
Losmar berharap, generasi ketiga marga ini dapat menjaga dan mengembangkan serta melestarikan warisan leluhur supaya generasi sekarang dan yang akan datang dapat memegang teguh jati diri dan identitas diri menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Sedangkan, keturunan Punguten Sori (Marga Solin) diwakili Sekretaris Sulang Silima Marga Solin, yakni Tigan Solin didampingi Pakalima marga Solin Benny Solin menjelaskan, lewat acara ritual ini adalah bentuk penghormatan serta menghargai warisan leluhur.
Tigan menegaskan, peninggalan para leluhur harus dijaga dari sifat-sifat dan tindakan sewenang-wenang pihak luar yang mencoba menindas dan menguasai sepihak.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dewan Pembina DPP PB3I Zulkarnaen Berutu menekankan, jangan ada suku di luar Pakpak yang mengklaim Banua Harhar itu tanah ulayatnya, karena batas tanah ulayat Pakpak dengan suku lainnya di daerah Pentu Hara Hara, Delleng Pertangisen, katanya.
Sementara salah satu tokoh Sortagiri dan juga sebagai Ketua Dewan Kehormatan DPP-PB3I H.M. Daud Berutu, MBA mengatakan, bila ada rencana pemerintah pusat melalui kementerian pertahanan (Kemenhan) RI menentukan titik lokasi wilayah Banua Harhar sekitarnya menjadi tempat Pembangunan Batalyon Teritorial TNI-AD, maka diharapkan hendaknya sesuai dengan kearifan lokal yaitu adat dan budaya suku Pakpak. Ucapnya berharap.
Acara Peraodipen Sortagiri tersebut turut dihadiri Berru Sikadang Njandi, di antaranya Marga Capah yaitu Drs. Naik Capah dan Sekretaris Jenderal Sipitu Marga Khairul Kudadiri, Pengurus Sulang Silima Marga Kudadiri Rudianto Kudadiri serta Penasehat Sulang Silima Marga Capah serta sebagai juru kunci Danau Sicike-Cike Kostantin Capah, Sekjen Sulang Silim Marga Capah Hartono Capah serta perwakilan Berru dan Bubrre.(id.50)
